"Jika PPP kembali pada visi misinya, saya yakin semuanya bisa diselesaikan dengan islah," kata Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj di Jakarta, Selasa.
Menurut Said Aqil, harus sebisa mungkin dihindari adanya pihak ketiga yang melibatkan diri dalam perbedaan pendapat di antara elite partai berlambang Kabah tersebut.
"Merekalah yang bertepuk tangan jika terjadi konflik," kata Said Aqil.
Menurut Said Aqil, pergantian kepemimpinan di organisasi seharusnya mengacu pada aturan yang ada.
"Jika dipilih lewat muktamar, maka pemberhentiannya pun juga harus lewat muktamar, entah itu muktamar luar biasa, muktamar dipercepat, atau apa saja namanya," katanya.
NU merupakan salah satu unsur yang terlibat dalam sejarah berdirinya PPP pada 1973. PPP terbentuk dari fusi empat partai politik, salah satunya adalah Partai NU.
Pada Muktamar NU di Situbondo, Jawa Timur, tahun 1984, NU memutuskan keluar dari politik dan kembali pada khitah atau cita-cita pendirian NU sebagai organisasi sosial keagamaan.
Meski demikian, tidak sedikit kader NU yang berkiprah di PPP, di antaranya Suryadharma Ali dan M Romahurmuziy, yang saat ini dalam posisi berseberangan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.