Pelaku teror juga bisa dikenali dari ciri-ciri cara berpikirnya. Bagus menguraikan, pelaku teror merasakan kekalutan dalam dirinya, seperti marah terhadap situasi saat ini, merasa dunia berjalan secara tidak baik, menganggap orang lain tak bisa melakukan apa pun, merasa diabaikan, serta merasa tidak adil dan tak berdaya terhadap situasi.
"Pelaku teror tidak mau membicarakan masalah lagi, tapi ingin langsung melakukan tindakan nyata," ujar dia.
Dengan melakukan tindakan teror, lanjut Bagus, ada perasaan-perasaan yang didapat oleh pelaku setelah menjalaninya.
"Mereka akan mendapatkan identitas sosial dan penghargaan dari kelompoknya, juga sebagai petualangan bagi yang berusia muda," kata dia.
Peneliti lain dari Fakultas Psikologi UI, Solahudin, mengatakan, para teroris rata-rata berusia 20 tahunan. "Biasanya di bawah 30 (tahun), paling muda 16, paling tua 30," kata Solahudin.
Dalam menekan jumlah terorisme, ia berpendapat, caranya bukan membalas dengan kekerasan. Hal yang seharusnya dilakukan adalah mengubah persepsi pelaku teror terhadap dunia yang dianggapnya tidak baik.
"Membuat persepsi mereka bahwa dunia ini nyaman, tenteram, bukan sebaliknya, dilawan dengan kegeraman," katanya.
Ia beranggapan, pelaku teror bisa dijauhi dari kekerasan dengan pendekatan dialog dan uluran tangan.
Metode tersebut pun terbukti ampuh dalam membuat pelaku teror jaringan Jamaah Islamiyah dan Moro Islamic Liberation Front, Ali Fauzi, tersentuh dan meninggalkan dunia terorisme.
Ali pergi ke Moro, Filipina, dan ditangkap kepolisian setempat hingga dipulangkan ke Indonesia.
"Saya tersentuh dengan polisi yang menjemput saya di bandara, bahkan mengantarkan saya ke rumah ibu saya," ujar Ali.
Selain itu, Ali meninggalkan dunia terorisme juga karena bujukan dari kedua kakaknya, Ali Ghufron dan Ali Imron, yang mengajaknya berhenti menjadi pelaku teror.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.