Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenaka di Istana Merdeka

Kompas.com - 19/08/2014, 14:26 WIB


KOMPAS.com
- Selalu ada hal "jenaka" di balik kemegahan, kekhidmatan, dan keanggunan upacara peringatan Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia setiap tanggal 17 Agustus. Coba kita lihat cuplikan-cuplikan kecil peristiwa dan komentar pada HUT Ke-69 Republik Indonesia di halaman Istana Merdeka (yang menghadap Tugu Monas), Jalan Merdeka Utara, Jakarta, Minggu (17/8/2014).

Salah satu tenda di sayap kanan halaman Istana Merdeka, di depan Masjid Baiturahim yang kini sudah direnovasi, adalah khusus untuk para pekerja pers (tenda pers).

Udara di dalam tenda ini sejuk. Selain ada kipas angin, letaknya juga di bawah naungan pohon raksasa trembesi. Wilayah ini hampir setiap tahun selalu digunakan panitia untuk para pekerja pers meliput acara tersebut, yaitu sejak masa pemerintahan Presiden Soeharto (1967-1998) hingga kini.

Sebelum upacara berlangsung pada Minggu itu, seorang diplomat dari salah satu negara sahabat singgah di tenda itu. Pria ini mengatakan ingin menumpang agar bisa merokok barang sejenak. Beberapa wartawan dan wartawati pun menggunakan kesempatan untuk berfoto bersama sang diplomat tersebut.

Pergaulan pun semakin akrab, sampai terjadi pembicaraan soal dunia asmara kaum perempuan di Indonesia. Rincian pembicaraan tidak perlu diungkap di sini.

Beberapa menit menjelang upacara dimulai, Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) selalu dipersiapkan di depan tenda pers. Hanya beberapa detik, para wartawan yang duduk di dalam tenda pers bisa langsung memandang satu per satu sosok anggota Paskibraka itu. Setelah itu, ruang kosong di antara tenda dan pasukan Paskibraka pun dipenuhi para mantan anggota Paskibraka. Mereka berdiri membelakangi para wartawan yang berada dalam tenda pers.

"Waduuuh, kita punya waktu untuk mendeskripsikan sosok belakang dari kepala sampai kaki bawah para remaja putra-putri mantan Paskibraka ini," ujar wartawan dengan bahasa yang sangat diperhalus.

Seusai upacara, di antara para hadirin yang banyak dikerumuni orang adalah Gubernur DKI Jakarta, yang juga presiden terpilih, Joko Widodo. Bukan hanya pekerja pers yang mengerumuni, melainkan juga nonpekerja pers yang ingin foto dekat dengan Jokowi.

Mula-mula Jokowi berhenti berjalan, tetapi lama-kelamaan ia pun berjalan terbirit-birit diiringi para pengerumunnya sampai ke tempat parkir mobil. Menjelang tiba di depan Wisma Negara, yang masih satu kompleks dengan Istana, ada kelompok seni tari dan gamelan yang mengumandangkan gamelan secara dinamis. Sangat kontras dengan Jokowi yang berjalan seperti terbirit-birit diiringi suara gamelan yang keras dan dinamik itu.

Tentu, adegan Jokowi yang ingin segera meninggalkan halaman Istana ini tak terkait dengan arti harfiah proverbia Latin yang mengatakan, Exeat aula, qui vult esse pius (yang ingin jadi orang baik, hendaknya meninggalkan istana). Ini terjemahan dari penulis Proverbia Latina, BJ Marwoto dan H Witdarmono. (J Osdar)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PAN Tak Mau Ada Partai Baru Dukung Prabowo Langsung Dapat 3 Menteri

PAN Tak Mau Ada Partai Baru Dukung Prabowo Langsung Dapat 3 Menteri

Nasional
Ahli Sebut Keawetan dan Usia Tol MBZ Berkurang karena Spesifikasi Material Diubah

Ahli Sebut Keawetan dan Usia Tol MBZ Berkurang karena Spesifikasi Material Diubah

Nasional
PKB Siapkan Ida Fauziyah Jadi Kandidat Cagub Jakarta, Bukan Anies

PKB Siapkan Ida Fauziyah Jadi Kandidat Cagub Jakarta, Bukan Anies

Nasional
PKB Akui Pertimbangkan Airin Jadi Bacagub di Pilkada Banten 2024

PKB Akui Pertimbangkan Airin Jadi Bacagub di Pilkada Banten 2024

Nasional
Bantah Dapat Jatah 4 Menteri dari Prabowo, PAN: Jangan Tanggung-tanggung, 6 Lebih Masuk Akal

Bantah Dapat Jatah 4 Menteri dari Prabowo, PAN: Jangan Tanggung-tanggung, 6 Lebih Masuk Akal

Nasional
Kisah Runiti Tegar Berhaji meski Suami Meninggal di Embarkasi

Kisah Runiti Tegar Berhaji meski Suami Meninggal di Embarkasi

Nasional
Jokowi Mengaku Tak Bahas Rencana Pertemuan dengan Megawati Saat Bertemu Puan di Bali

Jokowi Mengaku Tak Bahas Rencana Pertemuan dengan Megawati Saat Bertemu Puan di Bali

Nasional
Soal Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Menkes Sebut WHO Sudah Ingatkan Risikonya

Soal Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Menkes Sebut WHO Sudah Ingatkan Risikonya

Nasional
Kemendikbud Akan Turun Periksa Kenaikan UKT, Komisi X DPR: Semoga Bisa Jawab Kegelisahan Mahasiswa

Kemendikbud Akan Turun Periksa Kenaikan UKT, Komisi X DPR: Semoga Bisa Jawab Kegelisahan Mahasiswa

Nasional
TII Serahkan Petisi Pansel KPK, Presiden Jokowi Didesak Pilih Sosok Berintegritas

TII Serahkan Petisi Pansel KPK, Presiden Jokowi Didesak Pilih Sosok Berintegritas

Nasional
Dilaporkan Nurul Ghufron ke Polisi, Ketua Dewas KPK: Ini Tidak Mengenakkan

Dilaporkan Nurul Ghufron ke Polisi, Ketua Dewas KPK: Ini Tidak Mengenakkan

Nasional
Tak Takut Dilaporkan ke Bareskrim, Dewas KPK: Orang Sudah Tua, Mau Diapain Lagi Sih?

Tak Takut Dilaporkan ke Bareskrim, Dewas KPK: Orang Sudah Tua, Mau Diapain Lagi Sih?

Nasional
Kemendikbud Kini Sebut Pendidikan Tinggi Penting, Janji Buka Akses Luas untuk Publik

Kemendikbud Kini Sebut Pendidikan Tinggi Penting, Janji Buka Akses Luas untuk Publik

Nasional
26 Tahun Reformasi, Aktivis 98 Pajang Nisan Peristiwa dan Nama Korban Pelanggaran HAM

26 Tahun Reformasi, Aktivis 98 Pajang Nisan Peristiwa dan Nama Korban Pelanggaran HAM

Nasional
Permohonan Dinilai Kabur, MK Tak Dapat Terima Gugatan Gerindra Terkait Dapil Jabar 9

Permohonan Dinilai Kabur, MK Tak Dapat Terima Gugatan Gerindra Terkait Dapil Jabar 9

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com