Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P: Kabinet Jokowi-JK Akan Dipenuhi Profesional

Kompas.com - 23/07/2014, 12:22 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Susunan kabinet presiden dan wakil presiden terpilih, Joko Widodo-Jusuf Kalla, diyakinkan akan dipenuhi oleh kalangan profesional. Profesional yang dimaksud adalah murni teknokrat atau profesional yang berasal dari partai politik.

Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, pihaknya tak ingin melakukan dikotomi dalam menyusun kabinet pemerintahan selanjutnya. Fokus utama dalam rekrutmennya nanti adalah figur yang direkomendasikan harus menguasai bidangnya, berintegritas, serta mampu menyelesaikan masalah yang benar-benar dirasakan masyarakat.

"Kita tak ingin mendikotomikan, karena dari partai politik juga banyak kalangan profesional," kata Hasto, saat dihubungi, Rabu (23/7/2014).

Juru Bicara Tim Pemenangan Jokowi-JK itu melanjutkan, kabinet tersebut nantinya akan bekerja untuk menjabarkan visi dan misi serta mewujudkan Indonesia yang berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian di bidang budaya. Ketiga hal itu akan dibumikan dengan merujuk pada masalah yang ditemukan di lapangan.

Hasto memberi contoh, dalam bidang ekonomi, kabinet Jokowi-JK akan memastikan tak hanya pertumbuhannya, tetapi juga pemerataan. Sebagai ilustrasi, salah satunya dengan merombak seluruh kebijakan impor pangan.

"Kita kembalikan kedaulatan dalam mengelola sumber daya alam kita, kita kembalikan kepercayaan pada produksi dalam negeri, makanya petani perlu insentif viskal," pungkasnya.

Sebelumnya, JK menginginkan kabinet pemerintahannya nanti diisi oleh figur profesional yang mewakili seluruh masyarakat Indonesia. Pembicaraan mengenai kabinet itu akan dilakukan bersama Jokowi dengan mempertimbangkan usulan dari seluruh partai pendukung.

Menurut JK, pertimbangan wajib dalam menyusun kabinet adalah memastikan keahlian figur yang akan dipilih. Figurnya bisa berasal dari mana saja, murni profesional, atau dari kalangan profesional yang berasal dari partai politik.

Bagi JK, yang terpenting adalah rekam jejak, kemampuan, dan integritas figur tersebut. Ia memberi contoh saat menyusun kabinet bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono periode 2004-2009 lalu. Dalam kabinetnya saat itu, 15 posisi menteri diisi oleh kalangan profesional murni, dan 20 posisi menteri diisi profesional dari dalam partai pendukung.

"Intinya harus profesional, tidak berarti di kalangan partai tidak ada profesional," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com