Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para Pendekar Dunia Maya Diyakini Kawal Suara untuk Jokowi-JK

Kompas.com - 16/07/2014, 11:41 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Koordinator Media Sosial Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Jusuf Kalla, R Sumaryo, meyakini, selain mempunyai para relawan militan yang ada di lapangan, pihaknya juga memiliki relawan yang tersebar luas di dunia maya. Menurut dia, ribuan relawan itu akan sangat berguna, di antaranya untuk mengawal perhitungan suara di dalam sistem IT KPU.

"Sebagaimana gerakan relawan yang telah menggelorakan semangat tegaknya suara hati nurani rakyat, Tim Jokowi-JK juga percaya bahwa para pendekar dunia maya pun akan hadir memberikan perlindungan dari berbagai bentuk serangan yang akan mencederai demokrasi dan mendustakan suara hati nurani rakyat. Serangan manipulatif untuk mendongrak suara sangat mungkin terjadi," kata Sumaryo melalui keterangan pers, Selasa (15/7/2014) malam.

Menurut Sumaryo, sistem IT KPU dipastikan akan menjadi muara pertempuran antara suara rakyat dan pihak-pihak yang mewakili suara kekuasaan dengan segala cara. Dia mengatakan, setelah berbagai upaya operasi khusus melalui politik uang dan serangan hitam gagal dilakukan, publik harus bersiap-siap melihat "atraksi perang" di dunia maya.

"IT KPU tidak hanya menjadi 'suara rakyat yang berdaulat'. Namun, IT KPU menjadi alat penopang demokrasi. Dalam situasi inilah, para 'patriot IT' akan menunjukkan idealisme dan netralitasnya terhadap kebenaran suara hati nurani rakyat," ujarnya.

Menurut dia, saat ini sudah banyak upaya dari berbagai relawan di dunia maya untuk mengawal rekapitulasi suara. Di antaranya adalah dengan membuat pelaporan mengenai formulir C1 janggal yang diunggah di situs KPU. Laporan tersebut menunjukkan berbagai salinan formulir C1 yang merugikan Jokowi-JK.

"Ketika arus balik gerakan rakyat mampu menjebol pertahanan pihak yang menghalalkan segala cara, maka kemenangan Jokowi-JK pun akan menjadi ukiran prestasi gerakan rakyat, tanpa sedikit pun upeti. Inilah nilai moral atau revolusi mental perjuangan Jokowi, gerakan kesadaran rakyat tanpa upeti," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Data PDNS Gagal Pulih karena Ransomware: Siapa Bertanggung Jawab? (Bagian II-Habis)

Data PDNS Gagal Pulih karena Ransomware: Siapa Bertanggung Jawab? (Bagian II-Habis)

Nasional
[POPULER NASIONAL] Titik Temu Mewujudkan Koalisi PKS dan PDI-P di Jakarta | KPK Benarkan Bansos Presiden yang Diduga Dikorupsi Dibagikan Jokowi

[POPULER NASIONAL] Titik Temu Mewujudkan Koalisi PKS dan PDI-P di Jakarta | KPK Benarkan Bansos Presiden yang Diduga Dikorupsi Dibagikan Jokowi

Nasional
Data PDNS Gagal Pulih karena Ransomware: Siapa Bertanggung Jawab? (Bagian I)

Data PDNS Gagal Pulih karena Ransomware: Siapa Bertanggung Jawab? (Bagian I)

Nasional
Tanggal 1 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Antisipasi Serangan Siber, Imigrasi Siapkan Sistem 'Back Up' Data Cepat

Antisipasi Serangan Siber, Imigrasi Siapkan Sistem "Back Up" Data Cepat

Nasional
Puncak Hari Bhayangkara Digelar 1 Juli 2024 di Monas, Jokowi dan Prabowo Diundang

Puncak Hari Bhayangkara Digelar 1 Juli 2024 di Monas, Jokowi dan Prabowo Diundang

Nasional
4 Bandar Judi 'Online' Terdeteksi, Kapolri: Saya Sudah Perintahkan Usut Tuntas

4 Bandar Judi "Online" Terdeteksi, Kapolri: Saya Sudah Perintahkan Usut Tuntas

Nasional
Usai Bertemu Jokowi, MenPAN-RB Sebut Jumlah Kementerian Disesuaikan Kebutuhan Prabowo

Usai Bertemu Jokowi, MenPAN-RB Sebut Jumlah Kementerian Disesuaikan Kebutuhan Prabowo

Nasional
Imigrasi Ancam Deportasi 103 WNA yang Ditangkap karena Kejahatan Siber di Bali

Imigrasi Ancam Deportasi 103 WNA yang Ditangkap karena Kejahatan Siber di Bali

Nasional
Imigrasi Akui Sudah Surati Kominfo untuk 'Back Up' Data Sejak April, tapi Tak Direspons

Imigrasi Akui Sudah Surati Kominfo untuk "Back Up" Data Sejak April, tapi Tak Direspons

Nasional
Disebut Tamak, SYL Klaim Selalu Minta Anak Buah Ikuti Aturan

Disebut Tamak, SYL Klaim Selalu Minta Anak Buah Ikuti Aturan

Nasional
Bantah Hasto Menghilang Usai Diperiksa KPK, Adian Pastikan Masih Berada di Jakarta

Bantah Hasto Menghilang Usai Diperiksa KPK, Adian Pastikan Masih Berada di Jakarta

Nasional
Dirjen Imigrasi Enggan Salahkan Siapapun Soal Peretasan: Sesama Bus Kota Enggak Boleh Saling Menyalip

Dirjen Imigrasi Enggan Salahkan Siapapun Soal Peretasan: Sesama Bus Kota Enggak Boleh Saling Menyalip

Nasional
Adian Sebut PDI-P Siap jika Jokowi 'Cawe-cawe' di Pilkada 2024

Adian Sebut PDI-P Siap jika Jokowi "Cawe-cawe" di Pilkada 2024

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Kembalikan Uang Rp 600 Juta

KPK Sebut Keluarga SYL Kembalikan Uang Rp 600 Juta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com