Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keanehan C1 Terus Bertambah, Peringatan buat KPU

Kompas.com - 14/07/2014, 15:09 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Pengamat Politik dari Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti, mengingatkan Komisi Pemilihan Umum agar benar-benar cermat dan teliti dalam memeriksa angka-angka perolehan suara pasangan calon dalam Pemilu Presiden 9 Juli kemarin.

Pasalnya, kata Ray, publik sudah menemukan banyak kejanggalan dari formulir C1 yang diunggah di situs resmi KPU.

"Ini warning bagi KPU agar tak asal-asalan merekap. Dia harus melihat dasar perhitungannya, yakni dokumen pemilihan sebenarnya, di bawah. Selama ini, kalau tak ada yang protes, walau angkanya ganjil, biasanya mereka lewati karena ingin cepat saja," kata Ray, Senin (14/7/2014) siang.

Temuan yang paling masif, menurut Ray, adalah yang terjadi di Kelurahan Ketapang Barat, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Sampang, Jawa Timur. Formulir C1 dari 17 TPS yang diunggah ke situs KPU menunjukkan bahwa pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla sama sekali tak mendapatkan suara.

Menurut Ray, sepanjang sejarah pemilu pascareformasi, belum pernah terjadi dalam suatu daerah, suara pemilih hanya mengalir ke satu calon saja. Terlebih lagi, dokumen C1 pun janggal karena tidak ada saksi dari kedua belah pihak yang menandatanganinya.

"Ini mestinya memunculkan pertanyaan dari pihak pengawas. Masalahnya, sejauh apa naluri yang dimiliki pengawas di Sampang ataupun Jatim. Itu perlu dipertanyakan," ujar Ray.

Ray juga meminta pihak Jokowi-JK untuk aktif melihat kejanggalan-kejanggalan yang terjadi. Menurut dia, pihak Jokowi-JK harus mengecek apakah mereka benar-benar tidak mendapatkan suara dalam pemilu di Sampang.

"Yang pasti, baik Panwas maupun saksi harus segera turun tangan menyelidiki dan melihat data. Kalau ditemukan ada indikasi pidana, bisa dilaporkan ke aparat hukum. Namun, concern utamanya adalah menyelamatkan suara rakyat dulu," tekan Ray.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com