Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemenangnya, Ia adalah Presiden Kita...

Kompas.com - 11/07/2014, 17:04 WIB


"MULANE dulur ayo dijogo/Omongane lan kelakuane. Aku tak mau mengerti kenapa orang saling mencaci/Aku mau sederhana/Baik-baik saja/Aku tak mau mengingkari hati nurani".

KOMPAS.com - Suara merdu dari sekelompok penyanyi jalanan mengalun indah, menyanyikan lagu berjudul "Hio" milik Iwan Fals bersama Sawung Jabo di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 11 Kelurahan Gadingkasri, Kota Malang, Jawa Timur, Rabu (9/7/2014). Lagu yang dinyanyikan dengan irama reggae itu seperti menggambarkan yang terjadi di TPS.

Meski Indonesia tegang menanti presiden-wakil presiden terpilih, suasana di TPS 11 damai. TPS yang dibuat di lapangan basket itu dibangun dengan indah. Empat bilik surat suara ditata rapi di bawah dekorasi berbahan styrofoam berbentuk kubah masjid, diwarnai bunga mawar imitasi.

Pemilih yang datang tampak menjiwai hari itu sebagai pesta demokrasi. Mereka bersalaman, saling berbicara, sebelum akhirnya menyalurkan suaranya. Siapa pun yang datang, termasuk anak-anak yang belum memiliki hak suara, ikut mencelupkan jarinya ke tinta.

”Kami di sini aman dan damai saja. Bagi kami, ini pesta, dan kami bisa saling bertemu. Kalau hari biasa, susah bertemunya,” ujar Bambang, dekorator TPS 11 Gadingkasri.

Bambang mendekorasi TPS dengan konsep Ramadhan. Ia menyewa pengamen jalanan untuk meramaikan pemungutan suara itu. Jika dihitung, ongkos dekorasi di TPS 11 jauh melampaui biaya pembangunan TPS yang diberikan Komisi Pemilihan Umum sebesar Rp 720.000 untuk setiap TPS.

Edison Indawan (51), Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara di TPS 11, mengatakan, setiap pemilu, TPS di wilayah itu sengaja dihias indah. Calon pemilih pun dibuat nyaman. ”Kami tak ikut ribut-ribut di luar sana. Mungkin di luar sana sedang ramai saling klaim kemenangan. Tetapi, bagi kami, siapa pun pemenangnya, keduanya tetap presiden kita. Justru yang penting, kami sudah menjalankan proses dengan jujur dan sesuai aturan,” ujar dia.

Selesai memilih, di TPS itu pun siapa saja yang hadir diajak untuk menikmati buka bersama. Menunya kolak pisang dan nasi soto atau nasi ayam.

Damai di keluarga

Tenang dan damai menikmati pemilu presiden juga dialami pasangan Prasetyo (37) dan Ira (34), warga Kelurahan Lesanpuro, Kota Malang. Pasangan suami istri itu memiliki pilihan politik berbeda dalam pilpres kali ini.

"Selama ini adu argumen dan sesekali saling memanasi soal pilihan yang berbeda jelas ada. Namun, seusai memilih dan menyalurkan suara, ya selesai. Biarkan KPU memutuskan siapa pemenangnya. Selanjutnya, biarkan presiden yang terpilih bekerja membangun Indonesia menuju bangsa yang lebih baik," ujar Prasetyo.

Berbeda pilihan politik dalam satu keluarga juga dialami Surya Purnama (22), mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat, yang berasal dari Kota Bukittinggi, Sumbar. Pilihan politik Surya berseberangan dengan kedua orangtuanya.

”Kami sekeluarga sama-sama sepakat, pilpres adalah hal yang penting dan tak boleh dilewatkan. Meskipun demikian, tidak ada kewajiban memilih calon yang sama. Papa dan mama mengidolakan dan mendukung Joko Widodo-M Jusuf Kalla. Saya dan kakak mendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa,” kata Surya, di Padang, Kamis.

Surya menuturkan, sejak masa kampanye pilpres hingga menjelang pemungutan suara, di rumahnya di Nagari Birugo Bungo, Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh, Bukittinggi, tetap adem. Orangtua tak memaksanya memilih sesuai pilihan politik mereka.

”Selesai makan malam, kami berkumpul di ruang keluarga dan membicarakan segala hal. Semua berlangsung cair tak perlu berdebat sampai tarik urat membela jagoan masing-masing,” tambah Surya.

Upaya menjaga situasi tetap kondusif sejak masa kampanye hingga pengumuman resmi hasil pilpres juga diperlihatkan dua sahabat, Tasmon (55) dan Young Happy (52). Tasmon adalah relawan Prabowo-Hatta. Sebaliknya, Young adalah relawan Jokowi-JK di Kota Bukittinggi.

Semangat itu mereka tunjukkan dengan cara unik, seperti membuat posko relawan yang berdampingan di Jalan Sudirman Nomor 24, Bukittinggi, pada masa kampanye lalu. ”Kami adalah teman dekat yang tetap erat meski memiliki pilihan politik berbeda. Perbedaan tak jadi soal karena sejak awal kami sudah sepakat akan menerima apa pun hasilnya. Demokrasi kita harus dibikin damai, kondusif, dan aman," tutur Tasmon.

Young menambahkan, keadaan itu mereka jaga tidak hanya saat berada di posko relawan, tetapi juga ketika berkumpul di kedai kopi. Ruang debat dibuka di sana. Visi, misi, dan keunggulan jagoan masing-masing diajukan. "Meski sering berdebat, kami tetap sepakat, siapa pun yang diberi mandat akan menjadi presiden kita dan harus dihormati," ucap Young.

Senyum dan tawa

Rabu, 9 Juli 2014, merupakan lembaran baru bagi bangsa Indonesia, termasuk bagi rakyat Aceh. Pesta demokrasi baru usai digelar. Namun, suasana ”panas” akibat berbagai lembaga survei tak ”sepakat” menentukan calon yang unggul dalam pilpres kian membuat ketidakpastian.

”Ini pemilu paling gila. Kita kini dapat dua presiden-wapres sekaligus,” ujar Taufik Kelana (30), pendukung pasangan Prabowo-Hatta saat bercengkerama dengan rekan-rekannya. Sebagian besar rekannya adalah pendukung pasangan Jokowi-JK.

Menurut Kepala Polda Aceh Inspektur Jenderal Husein Hamidi, suasana pilpres di provinsi itu jauh lebih tenang dan damai dibandingkan dengan pemilu legislatif lalu. ”Tak banyak kepentingan lokal yang dipertaruhkan pada pilpres sehingga kondisi di Aceh bisa kondusif,” ujar dia.

Warga Imbi, Kota Jayapura, Papua, khususnya di TPS 21, membuat pilpres yang damai dengan mengenakan pakaian adat, koteka bagi pria dan rok dari tanaman kering bagi kaum perempuan. ”Kami ingin mewujudkan pemilu damai tetapi berbeda dengan pakaian ini,” ujar Inis Kogoya, warga Imbi. (dia/dri/zak/flo/egi/jum)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Nasional
Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Nasional
56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

Nasional
Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Nasional
Laporkan Dewas ke Polisi, Nurul Ghufron Sebut Sejumlah Pegawai KPK Sudah Dimintai Keterangan

Laporkan Dewas ke Polisi, Nurul Ghufron Sebut Sejumlah Pegawai KPK Sudah Dimintai Keterangan

Nasional
Buka Forum Parlemen WWF Ke-10, Puan: Kelangkaan Air Perlebar Ketimpangan

Buka Forum Parlemen WWF Ke-10, Puan: Kelangkaan Air Perlebar Ketimpangan

Nasional
Lemhannas Kaji Dampak Meninggalnya Presiden Iran dalam Kecelakaan Helikopter

Lemhannas Kaji Dampak Meninggalnya Presiden Iran dalam Kecelakaan Helikopter

Nasional
Emil Dardak Sindir Batas Usia yang Halangi Anak Muda Maju saat Pemilu

Emil Dardak Sindir Batas Usia yang Halangi Anak Muda Maju saat Pemilu

Nasional
Masyarakat Sipil Minta DPR Batalkan Pembahasan Revisi UU TNI karena Bahayakan Demokrasi

Masyarakat Sipil Minta DPR Batalkan Pembahasan Revisi UU TNI karena Bahayakan Demokrasi

Nasional
Aksi Cepat Tanggap Kementerian KP Bantu Korban Banjir Bandang dan Longsor di Sumbar

Aksi Cepat Tanggap Kementerian KP Bantu Korban Banjir Bandang dan Longsor di Sumbar

Nasional
Bertemu PBB di Bali, Jokowi Tegaskan Akar Konflik Palestina-Israel Harus Diselesaikan

Bertemu PBB di Bali, Jokowi Tegaskan Akar Konflik Palestina-Israel Harus Diselesaikan

Nasional
Lemhannas: Transisi Kepemimpinan Jokowi ke Prabowo Relatif Mulus, Tak Akan Ada Gejolak

Lemhannas: Transisi Kepemimpinan Jokowi ke Prabowo Relatif Mulus, Tak Akan Ada Gejolak

Nasional
Jokowi Sampaikan Dukacita atas Meninggalnya Presiden Iran

Jokowi Sampaikan Dukacita atas Meninggalnya Presiden Iran

Nasional
Laporkan Dewas KPK yang Berusia Lanjut ke Bareskrim, Nurul Ghufron Tak Khawatir Dicap Negatif

Laporkan Dewas KPK yang Berusia Lanjut ke Bareskrim, Nurul Ghufron Tak Khawatir Dicap Negatif

Nasional
Bertemu Presiden Fiji di Bali, Jokowi Ajak Jaga Perdamaian di Kawasan Pasifik

Bertemu Presiden Fiji di Bali, Jokowi Ajak Jaga Perdamaian di Kawasan Pasifik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com