Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marzuki: Jokowi Panik

Kompas.com - 06/06/2014, 14:51 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com --
Anggota dewan penasihat tim kampanye nasional pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa pada Pemilu Presiden 2014, Marzuki Alie, menilai calon presiden Joko Widodo (Jokowi) tengah dilanda kepanikan. Menurut Marzuki, kepanikan Jokowi tampak dari banyaknya sindiran yang dilontarkan untuk Prabowo-Hatta.

"Kalau saya lihat, dalam tanda kutip, ada kepanikan," kata Marzuki, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (6/6/2014).

Marzuki menambahkan, pihaknya tak akan berlebihan menanggapi strategi dan serangan yang dilontarkan Jokowi. Pasalnya, secara figur, Prabowo mampu menandingi kapasitas Jokowi pada pilpres tahun ini.

Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat itu menambahkan, Prabowo memiliki banyak gagasan politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Sedangkan Jokowi ia nilai hanya mengandalkan blusukan yang sebenarnya telah populer sejak zaman Orde Baru dengan istilah turba (turun ke bawah).

Marzuki menyayangkan sejumlah pernyataan Jokowi yang mengkritik gaya kampanye Prabowo-Hatta Rajasa. Menurut dia, adu gagasan lebih penting ketimbang memberikan kritik pada gaya kampanye capres lainnya.

"Biarin saja, kalau sudah mulai ragu dengan kemampuannya, dia (Jokowi) mulai serang orang. Kalau dia yakin dengan gagasannya, enggak perlu permasalahkan bagaimana orang kampanye di langit dan di atas bumi," kata caleg yang gagal lolos kembali ke DPR itu.

Untuk diketahui, Jokowi-JK memulai kampanye pilpres dengan tumpengan dan dialog bersama para ulama. Baru pada hari kedua, Jokowi berkampanye di Papua dan JK memulainya dari Aceh.

Di Papua, Jokowi menyindir pemimpin yang bergaya hidup mewah. Ia menilai pemimpin seperti itu tak mengerti kemauan rakyat karena hanya menemui rakyat saat masa kampanye.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dilema PDI-P di Pilkada Jakarta: Gabung PKS atau Buat Koalisi Baru

Dilema PDI-P di Pilkada Jakarta: Gabung PKS atau Buat Koalisi Baru

Nasional
Jelang Pilkada, Baharkam Polri Minta Jajaran Petakan Kerawanan dan Mitigasi Konflik

Jelang Pilkada, Baharkam Polri Minta Jajaran Petakan Kerawanan dan Mitigasi Konflik

Nasional
PPATK Ungkap Lebih dari 1.000 Anggota Legislatif Main Judi Online

PPATK Ungkap Lebih dari 1.000 Anggota Legislatif Main Judi Online

Nasional
Bawaslu Luncurkan Posko Kawal Hak Pilih Pilkada Serentak 2024

Bawaslu Luncurkan Posko Kawal Hak Pilih Pilkada Serentak 2024

Nasional
KY Terima Laporan KPK terhadap Majelis Hakim Perkara Gazalba Saleh

KY Terima Laporan KPK terhadap Majelis Hakim Perkara Gazalba Saleh

Nasional
Belum Sentuh Bandar, Satgas Pemberantasan Judi Online Dianggap Mengecewakan

Belum Sentuh Bandar, Satgas Pemberantasan Judi Online Dianggap Mengecewakan

Nasional
Mempermainkan Hukum sebagai Senjata Politik

Mempermainkan Hukum sebagai Senjata Politik

Nasional
KPK Duga Korupsi Bansos Presiden Rugikan Negara Capai Rp 125 Miliar

KPK Duga Korupsi Bansos Presiden Rugikan Negara Capai Rp 125 Miliar

Nasional
Jadi Tersangka Korupsi, Eks Sestama Basarnas Mundur dari Kepala Baguna PDI-P

Jadi Tersangka Korupsi, Eks Sestama Basarnas Mundur dari Kepala Baguna PDI-P

Nasional
KY Prioritaskan Laporan KPK terhadap Majelis Hakim yang Bebaskan Gazalba Saleh

KY Prioritaskan Laporan KPK terhadap Majelis Hakim yang Bebaskan Gazalba Saleh

Nasional
PPATK Catat Perputaran Dana terkait Pemilu 2024 Senilai Rp 80,1 T

PPATK Catat Perputaran Dana terkait Pemilu 2024 Senilai Rp 80,1 T

Nasional
Anggota DPR Sebut PPATK Macan Ompong karena Laporan Tak Ditindaklanjuti Penegak Hukum

Anggota DPR Sebut PPATK Macan Ompong karena Laporan Tak Ditindaklanjuti Penegak Hukum

Nasional
KPK Sebut Kasus Bansos Presiden Terungkap Saat OTT Kemensos yang Seret Juliari

KPK Sebut Kasus Bansos Presiden Terungkap Saat OTT Kemensos yang Seret Juliari

Nasional
PDN Diretas, Ombudsman: Yang Produksi Ransomware Ini Harus Dicari dan Ditangkap

PDN Diretas, Ombudsman: Yang Produksi Ransomware Ini Harus Dicari dan Ditangkap

Nasional
KPK Duga Pengadaan Lahan di Rorotan oleh Perumda Sarana Jaya Rugikan Negara Rp 200 Miliar

KPK Duga Pengadaan Lahan di Rorotan oleh Perumda Sarana Jaya Rugikan Negara Rp 200 Miliar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com