Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Percepatan Munas Golkar Harus Dibicarakan Bersama dalam Forum Resmi

Kompas.com - 22/05/2014, 22:50 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -- Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Tantowi Yahya menilai bahwa percepatan musyawarah nasional (munas) yang diusulkan dalam pertemuan trikarya, Rabu (21/5/2014) malam, harus dibicarakan bersama semua unsur DPP Golkar dalam forum resmi. Munas adalah forum tertinggi Golkar untuk memilih ketua umum baru.

"Penetapannya apakah tetap di 2015, apakah maju sesuai rekomendasi trikarya pada Oktober tahun ini, itu harus dibicarakan dalam forum resmi semisal rapat pleno," kata Tantowi di kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Kamis (22/5/2014).

Anggota Komisi I DPR RI itu mengatakan, saat ini terdapat dua pandangan berbeda terkait masa waktu penyelenggaraan munas. Munas Golkar yang menetapkan Aburizal sebagai Ketua Umum Partai Golkar berlangsung pada 4-8 Oktober 2009 di Pekanbaru mengeluarkan keputusan bahwa munas selanjutnya akan dilaksanakan dalam waktu enam tahun. Namun, muncul pihak-pihak yang mempertanyakan keabsahan keputusan itu dan ingin mengembalikan penyelenggaraan munas sesuai anggaran dasar dan anggaran rumah tangga Partai Golkar, yakni lima tahun.

"Artinya, dua kubu mempunyai keyakinan yang berbeda. Jadi ini kalau menurut saya secepatnya harus dibahas, tidak berkembang lama," ujar Tantowi.

Ia tidak mau menduga-duga mengapa keputusan di munas yang sudah berlangsung selama hampir lima tahun itu baru dipertanyakan oleh beberapa pihak baru-baru ini. Dalam politik, kata Tantowi, perubahan sikap seperti itu biasa terjadi.

Pembicaraan mengenai percepatan munas ini telah dibicarakan oleh elite-elite Golkar dalam pertemuan pada Rabu malam kemarin yang digagas oleh tiga organisasi sayap partai Golkar, yakni MKGR, Kosgoro, dan SOKSI. Pertemuan itu dihadiri oleh elite Golkar, di antaranya Andi Matalatta, Priyo Budi Santoso, Paskah Suzetta, Aksa Mahmud, Yorrys Raweyai, Zainal Bintang, Ali Wongso, Rusdi Tahir, Oetoyo Oesman, dan Ridwan Hisjam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com