Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putri Rhoma Irama: PKB Partai Islam, Kenapa Tak Berakhlak?

Kompas.com - 15/05/2014, 22:07 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com —Putri pedangdut Rhoma Irama, Debby Rhoma, angkat bicara soal sikap Partai Kebangkitan Bangsa terhadap nasib pencalonan ayahnya sebagai presiden. Debby menilai PKB telah bertindak tidak adil, bahkan cenderung meremehkan keberadaan Rhoma dalam meningkatkan elektabilitas partai itu.

"Sebagai keluarga, saya sangat sayangkan sikap PKB. Artinya, bukan karena Rhoma tidak dicapreskan atau dicawapreskan. Kekecewaan saya bukan itu, tapi PKB tidak mau menjalin silaturahim dengan baik," ujar Debby saat dihubungi, Kamis (15/5/2014).

Debby mengatakan, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya satu kali mendatangi Rhoma. Itu pun Muhaimin hanya meminta bantuan kepada Rhoma untuk menjalin penjajakan koalisi dengan partai-partai Islam. Namun, setelah PKB menyatakan berkoalisi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), tidak ada lagi upaya pendekatan Muhaimin kepada Rhoma.

Debby berpendapat bahwa naiknya elektabilitas PKB pada pemilu kali ini adalah karena faktor Rhoma yang berkampanye di berbagai daerah. Meski demikian, efek Rhoma ini sering kali dinafikan oleh para elite PKB.

"Kesannya datang kami dikasih muka, pulang lihat punggung. Saya tidak minta mereka menghormati ayah saya dengan berlebihan, tapi PKB partai Islam, kenapa terlihat tidak berakhlak dengan tidak mau lagi bersilaturahim dengan ayah saya," kata Debby.

Oleh karena itu, Debby menyuarakan agar para relawan Rhoma Irama bisa meluapkan kekesalannya dengan berbagai bentuk asalkan tidak anarkistis. Menurut dia, banyak pertanyaan dari relawan Rhoma yang merupakan tim non-struktural PKB tentang alasan Rhoma tak juga dideklarasikan menjadi capres.

"Saya sudah berusaha redam. Tapi, melihat tidak ada iktikad baik PKB, saya tidak bisa lagi menahannya. Saya jadi tidak simpatik dengan PKB, kenapa malah politik memisahkan silaturahim kami?" kata Manajer Soneta Group ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Nasional
Setelah Mahasiswa, DPR Buka Pintu untuk Perguruan Tinggi yang Ingin Adukan Persoalan UKT

Setelah Mahasiswa, DPR Buka Pintu untuk Perguruan Tinggi yang Ingin Adukan Persoalan UKT

Nasional
Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

Nasional
Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com