Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Isu Keberagaman, Media Dapat Sentilan Kritik pada Diversity Awards 2014

Kompas.com - 15/05/2014, 00:41 WIB
Febrian

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Media di Indonesia dinilai tak banyak memberi ruang atas isu keberagaman. Isu terkait keberagaman seharusnya masuk kategori berita yang penting sekaligus menarik.

"(Padahal) isu intoleransi seperti pelarangan pembangunan tempat ibadah (dan) penyerangan kelompok suatu agama, merupakan peristiwa penting dan menarik bagi publik," kata pakar komunikasi dan komunikasi Universitas Indonesia, Ade Armando, Rabu (14/5/2014) malam.

Dalam diskusi yang digelar bersamaan dengan penyerahan Diversity Awards 2014 di Tebet Green, Jakarta, Ade mengatakan, masalah intoleransi di Indonesia kalaupun diberitakan tidak menempati halaman utama. "Dan hanya diberi ruang kecil," kecam dia.

Ade mengatakan, kondisi pemberitaan tersebut kerap menjadi keluhan para aktivis. "Dengan agak berat saya katakan pemberitaan keberagaman kurang mendapat tempat yang memadai," ucap dia.

Meski demikian, Ade mengatakan, masih ada beberapa media yang konsisten menggarap isu tersebut. Bagaimanapun, imbuh dia, media massa punya kewajiban untuk mengungkap kebenaran. "Menyuarakan yang tidak bisa bersuara."

Minimnya pemberitaan soal keberagaman di media massa, tengarai Ade, karena mengangkat isu intoleransi berisiko bagi media. Risiko itu, sebut dia memberikan contoh, bisa berupa ancaman penyerangan dari kelompok tertentu.

Dari segi bisnis, imbuh Ade, isu keberagaman juga kurang menguntungkan. Di televisi, misalnya, isu keberagaman sulit menaikkan rating. "Yang beritakan hal seperti itu, dia lagi dia lagi," ucap Ade disambut tawa para hadirin.

Dalam kesempatan yang sama, juru bicara GKI Yasmin Bogor Bona Sigalingging berkesempatan menyatakan terima kasih kepada media massa yang mengawal masalah intoleransi terkait pembangunan gerejanya.

Bona mengatakan, jemaat gerejanya merasa aman setiap kali beribadah di trotoar di sekitar gereja atau di depan Istana Negara ketika dipantau oleh media. Pasalnya, kata dia, jemaat diganggu oleh kelompok intoleran setiap hendak beribadah.

Bona juga merasa senang bahwa banyak media yang tak lagi mengaitkan masalah GKI Yasmin dengan isu agama. Dia mengatakan, jemaat tidak nyaman bila masalah terkait gerejanya ini disebut sebagai konflik agama. "Kalau frame pemberitaannya dalam konteks penegakan hukum dan HAM, jemaat nyaman," kata dia.

Diversity Awards adalah penghargaan untuk jurnalis yang berkontribusi merawat keberagaman dan membela mereka yang selama ini dipinggirkan. Penghargaan ini baru pertama kali digulirkan oleh Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (Sejuk).

(C10-14//SAN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pejabat Kementan Tanggung Sewa 'Private Jet' SYL Rp 1 Miliar

Pejabat Kementan Tanggung Sewa "Private Jet" SYL Rp 1 Miliar

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Nasional
Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Nasional
MK Jadwalkan Putusan 'Dismissal' Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

MK Jadwalkan Putusan "Dismissal" Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

Nasional
Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Nasional
Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Nasional
[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

Nasional
Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com