Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi-JK Kalahkan Prabowo-Hatta di Survei, Apa Kata PAN?

Kompas.com - 13/05/2014, 19:20 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Gerindra dan Partai Amanat Nasional hampir dipastikan berkoalisi dengan mengusung pasangan Prabowo Subianto sebagai calon presiden dan Hatta Rajasa sebagai calon wakil presiden. Survei Indikator Politik Indonesia yang dirilis pada Selasa (13/5/2014) siang menunjukkan elektabilitas pasangan ini masih di bawah elektabilitas calon presiden PDI-P, Joko Widodo, jika dipasangkan dengan politisi Golkar, Jusuf Kalla. Duet Jokowi-JK menguat setelah adanya wacana Golkar akan merapat ke PDI-P.

Ketua Badan Pemenangan Pemilu PAN Viva Yoga mengatakan, hasil survei itu tak bisa dijadikan patokan.

"Itu kan masih survei, belum tentu sesuai. Saya disurvei tidak masuk DPR, nyatanya sekarang masuk," kata Yoga, yang hadir dalam jumpa pers rilis survei tersebut.

Hasil survei, menurut dia, bisa berubah sesuai dengan waktu dan dinamika yang ada di masyarakat. Ia yakin, dalam waktu dua bulan ini, Prabowo dan Hatta akan berhasil meningkatkan elektabilitasnya.

"Masyarakat kita itu dinamis. Kalaupun hasil (survei) ini bisa dijadikan patokan, tentu bisa berubah," ujarnya.

Yoga juga mengaku tidak setuju dengan hasil survei Indikator yang menyebut figur calon wakil presiden tidak berpengaruh terhadap calon presiden.

"Saya tidak sepakat faktor cawapres tidak berpengaruh secara signifikan. Saya yakin kalau dipasangkan dengan Hatta, bisa sangat berpengaruh dengan kualitas dia yang sedemikian mumpuni. Untuk apa capres hati-hati dalam memilih dan meneliti calon wakil presidennya kalau tidak berpengaruh," ujarnya.

Dalam survei itu, Jokowi-Jusuf Kalla mendapatkan sebesar 51,0 persen, sedangkan Prabowo-Hatta sebesar 32,4 persen. Sisanya sebanyak 16,6 persen menjawab tidak tahu.

Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang mempunyai hak pilih dengan jumlah sampel 1.220 orang. Margin of error plus-minus 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Metode dilakukan dengan wawancara tatap muka pada 20-26 April 2014. Survei ini dilakukan Indikator Politik Indonesia bekerja sama dengan Yayasan Pengembangan Demokrasi Indonesia (YPDI) dan Australian National University (ANU).

Baca juga:
Survei: Elektabilitas Jokowi-JK Lebih Tinggi daripada Prabowo-Hatta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com