Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Elektabilitas Aburizal Rendah, Partai Lain Lebih Pilih Jokowi atau Prabowo

Kompas.com - 29/04/2014, 12:36 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat politik Pol-Tracking, Hanta Yudha, menilai bahwa partai politik kecil dan menengah cenderung lebih memilih berkoalisi dengan PDI Perjuangan atau Partai Gerindra dibandingkan Partai Golkar. Hal itu karena bakal calon presiden PDI-P, Joko Widodo, dan bakal capres Gerindra, Prabowo Subianto, memiliki elektabilitas lebih tinggi ketimbang bakal capres Golkar, Aburizal Bakrie.

Hanta mengatakan, ada empat faktor yang menjadi pertimbangan partai politik kecil dan menengah untuk merapat ke partai besar. Selain faktor kecocokan ideologis dan kedekatan antartokoh, faktor teknis mengenai perolehan suara untuk melewati ambang batas pencalonan presiden menjadi pertimbangan sebuah partai sebelum merapat dengan partai lain. Faktor lain yang lebih penting adalah elektabilitas capres yang akan diusung.

"Tiga faktor yang pertama, itu diperhitungkannya kurang dominan. Tapi, yang terakhir, mengenai faktor elektoral capres, itu pasti diperhitungkan betul-betul oleh parpol yang ingin berkoalisi. Nah, masalahnya elektabilitas Aburizal itu kan kalah jauh dibandingkan Jokowi dan Prabowo. Jadi, Golkar hanya jadi alternatif ketiga," kata Hanta saat dihubungi Kompas.com, Selasa (29/4/2014) siang.

Menurut Hanta, pendekatan partai kecil-menengah yang mempertimbangkan faktor elektoral capres tersebut sudah terlihat sejak Pemilu 2009. Pasangan capres-cawapres Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono yang memiliki elektabilitas tertinggi kala itu paling banyak mendapatkan dukungan dari partai politik. Adapun Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto dengan elektabilitas tertinggi kedua juga mendapatkan dukungan terbanyak kedua. Sementara itu, pasangan Jusuf Kalla-Wiranto dengan elektabilitas paling kecil hanya didukung oleh sedikit partai politik.

"Di Pemilu 2014 ini, sudah ada tanda-tanda akan terulang lagi. Kalau kita lihat peta pergerakannya sekarang ini, PKB prioritas urutannya ke PDI-P, Gerindra, baru Golkar. Begitu juga PAN, PPP, dan partai-partai lainnya. Cuma PKS yang saya lihat tidak mendekat ke PDI-P sehingga prioritasnya langsung ke Gerindra, lalu Golkar," papar Hanta.

Sebelumnya, Aburizal membantah partainya kurang diminati oleh partai-partai politik lain. Dia mengaku sudah melakukan komunikasi dengan semua partai politik. Hanya, kata dia, keputusan memang belum diambil karena Golkar tidak mau terburu-buru dalam menentukan rekan koalisi.

"Koalisi seperti cari istri, jangan buru-buru. Pacaran dulu. Pedekate dulu. Kalau cari istri itu kan cocok ide, cocok semuanya, baru bisa jadi," kata Aburizal di kediamannya, semalam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 23 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 23 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Nasional
Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Nasional
Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Nasional
Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Nasional
Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Nasional
Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Nasional
Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Nasional
Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Nasional
Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Nasional
Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Nasional
Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Nasional
Bawaslu Akui Kesulitan Awasi 'Serangan Fajar', Ini Sebabnya

Bawaslu Akui Kesulitan Awasi "Serangan Fajar", Ini Sebabnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com