Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lama Tak Mendengar Ceritamu, Hai Perempuan!

Kompas.com - 15/04/2014, 09:26 WIB

Teuku Nanta Seutia mempunyai anak yang bernama Tjoet Nyak Dhien, yang dikenal sebagai pemimpin perang Aceh dan dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia. Sedangkan Teuku Ahmad Mahmud yang menikah dengan adik uleebalang Meulaboh mempunyai anak yang bernama Teuku Umar, yang juga dikenal sebagai pemimpin perang Aceh dan juga dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional oleh Pemerintah Indonesia.

Usia Tjoet baru 12 tahun ketika dia dinikahkan. Teuku Ibrahim, suaminya, adalah panglima perang yang pantang tunduk pada kaphe-kaphe (kafir-kafir, sebutan untuk penjajah Belanda). Pada masa kecilnya, Tjoet Nyak Dhien adalah anak yang cantik. Ia memperoleh pendidikan di bidang agama (yang dididik oleh orang tua ataupun guru agama) dan rumah tangga (memasak, melayani suami, dan yang menyangkut kehidupan sehari-hari yang dididik baik oleh orang tuanya). Banyak laki-laki yang suka pada Tjoet Nyak Dhien dan berusaha melamarnya. Pada usia 12 tahun, ia sudah dinikahkan oleh orangtuanya pada tahun 1862 dengan Teuku Cek Ibrahim Lamnga, putra dari uleebalang Lamnga XIII. Mereka memiliki satu anak laki-laki.

Teringatlah Tjoet Nyak kepada Teuku Ibrahim suaminya. Tjoet Nyak bilang, suara Ibrahim merdu saat membaca Quran dan saat bercerita. Ia kerap mengisahkan, agama tidak hanya mengatur kehidupan, tapi menegakkan keadilan.

Kaphe Belanda akan membumihanguskan Tanah Aceh. Semua warga bersumpah membela Aceh, cuma Teuku Neh yang jadi pengkhianat. Dalam buku diceritakan bahwa Neh, Ulubalang Merasa, sejak kedatangan Belanda sudah menyatakan takluk dan siap membantu. Merasa yang berada di tepi pantai sangat strategis bagi pendaratan kapal-kapal Belanda. Dan, dari sinilah meriam-meriam kapal Belanda membombardir benteng pertahanan Aceh.
 
Pertempuran sengit pun tak terelakkan. Teuku Ibrahim masih punya 200 orang prajurit, sementara penguasa Pidie hendak mengutus 1.500 prajuritnya.

Hari kelima datang kapal-kapal dari Ambon dengan senjata yang lengkap. Tjoet masuk ke pedalaman. Tapi belum terlalu jauh dia melangkah, kabar buruk tiba. Masjid Agung dibakar Belanda! Tjoet kembali ke medan tempur. Dia pun menggelorakan semangat bertempur pasukannya. Hari itu ribuan mayat bergelimpangan, perempuan dan anak-anak siap mengungsi, para lelaki ke medan perang. Ibrahim berkemas, tapi sebelum pergi, dia sempat berpesan, "Tjoet Nyak, ada 70 orang pasukan yang bisa kau pergunakan jika terjadi sesuatu denganku," kenang Tjoet Nyak.

Tjoet meyakinkan diri bahwa suaminya bakal pulang. Di langit seekor burung berkepak cemas. Mendung menggayut. Tjoet Nyak hanya bisa memandang punggung lelakinya yang kemudian hilang. Pada hari itu puluhan orang mengusung tandu. Sebuah lubang di kepala Ibrahim telah mengakhiri hidupnya. "Insya Allah Teuku, aku ikhlas," pedih hati Tjoet Nyak.

Ibrahim Lamnga bertempur di Gle Tarum, ia tewas pada tanggal 29 Juni 1878. Hal ini membuat Tjoet Nyak Dhien sangat marah dan bersumpah akan menghancurkan Belanda.

Satu per satu para sahabat berguguran, kondisi ini ikut memudarkan perjuangan. "Kami memang hancur, tapi tidak ada kata menyerah," tutur Tjoet Nyak Dhien.

Di tengah kehancuran, Tjoet Nyak melihat seorang lelaki yang tegap. Dialah Teuku Umar. Ia melamar Tjoet, tapi ditolak awalnya. Namun, akhirnya diterima. Umar dan Tjoet adalah harapan baru. Istana Raja sudah dikuasai oleh Kaphe Belanda yang kemudian membangun pasar dan sarana sosial lainnya di sana, seolah Tanah Aceh adalah milik mereka.

Selanjutnya berlangsunglah kejadian yang sangat terkenal dalam Perang Aceh, mengenai siasat Teuku Umar yang berpura-pura membantu Belanda hingga mendapat kedudukan sebagai seorang panglima kepercayaan Belanda. Setelah semakin besar kuasanya, sampai mendapat gelar Teuku Johan Pahlawan, Teuku Umar berbalik menyerang Belanda. Dia membawa serta uang dan persenjataan dari kumpeni sebagai modal perlawanan Belanda.

Ketika itu Teuku Umar melakukan perlawanan dan menyatukan semua pejuang Aceh dalam satu laskar pimpinannya. Tapi, meriam Belanda tak bisa ditaklukkan. Teuku Umar pun akhirnya gugur. Dan, akhirnya Tjoet Nyak Din dengan bantuan dari sisa-sisa pasukan Teuku Umar melanjutkan perlawanannya.

"Allah bersamamu Umar," kata Tjoet Nyak.

Tjoet tinggal di hutan liar. Dia sangat akrab dengan hutan, bahkan pada tiap dengus napas dan langkah, dia sudah bisa mendengarnya dari kejauhan. "Masih bisa kudengar degup jantung kaphe saat nyawanya hilang di ujung rencong."

Tjoet Nyak Dien lalu memimpin perlawanan melawan Belanda di daerah pedalaman Meulaboh bersama pasukan kecilnya dan mencoba melupakan suaminya. Pasukan ini terus bertempur sampai kehancurannya.

Pada tahun 1901, usia Tjoet Nyak Dien semakin tua. Matanya sudah mulai rabun, dan ia terkena penyakit encok dan juga jumlah pasukannya terus berkurang, serta sulit memperoleh makanan. Hal ini membuat iba pasukan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com