Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terancam Dipecat dari Ketum PPP, Ini Komentar Suryadharma

Kompas.com - 09/04/2014, 20:56 WIB
ING

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suryadharma Ali menanggapi adanya wacana pemecatan dirinya sebagai ketua umum pasca-keluarnya hasil quick count Pemilu 2014. Menurut Suryadharma, untuk melengserkan dirinya, ada proses yang harus dilewati. Wacana itu juga dinilainya belum merupakan pandangan semua komponen partai. 

"Ada proses. Pandangan seperti itu belum tentu pandangan seluruh PPP," kata Surydharma, saat tampil di Mata Najwa yang ditayangkan Metro TV, Rabu (9/4/2014) malam. 

Ketika disinggung adanya kekecewaan di internal PPP atas manuvernya menghadiri kampanye Partai Gerindra, Suryadharma mengatakan bahwa hal itu bagian dari penjajakan koalisi. Ia membantah pernyataan Wakil Ketua Umum DPP PPP Emron Pangkapi yang menyebut bahwa langkah Suryadharma ibarat menyerahkan lehernya kepada partai lain. 

"Salah besar kalau kehadiran saya ke kampanye Gerindra sebagai bentuk penyerahan 'leher' saya pada Gerindra. Kita sama-sama merasa sejajar. Pandangan-pandangan tersebut tidak perlu dihiraukan karena kultur PPP seperti itu. PPP itu kalau ibarat perusahaan sudah go public, pemegang saham banyak sehingga mereka berhak bicara," papar Menteri Agama ini. 

Ia juga membantah bahwa apa yang dilakukan merupakan manuver pribadi. Sebagai ketua umum, ia mengatakan, apa yang dilakukannya tak bisa dilepaskan dari partai. 

Terkait hasil quick count Pemilu 2014 yang menempatkan PPP pada kisaran perolehan suara 6 persen, ia mengaku bersyukur sekaligus kecewa. 

"Hasil ini menggembirakan sekaligus mengecewakan. Gembira karena sejumlah lembaga survei banyak yang memprediksi PPP tidak masuk PT (presidential treshold). Nyatanya masuk, di kisaran 6,36 persen. Kami bersyukur. Kedua, perolehan suara PPP meningkat dibanding tahun 2009 walau peningkatan tidak banyak. Tidak sesuai harapan. Kami kecewa karena tidak sesuai target 12 persen. Saya harap bahwa angka quick count bisa berubah pada perhitungan real," ujar Suryadharma.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mahfud Pesimistis dengan Pemberantasan Korupsi di Era Prabowo-Gibran

Mahfud Pesimistis dengan Pemberantasan Korupsi di Era Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Akui Langkah Ghufron Laporkan Anggota Dewas ke Polisi Gerus Reputasi Lembaga

KPK Akui Langkah Ghufron Laporkan Anggota Dewas ke Polisi Gerus Reputasi Lembaga

Nasional
Kasus Covid-19 Melonjak di Singapura, Anggota DPR: Kita Antisipasi

Kasus Covid-19 Melonjak di Singapura, Anggota DPR: Kita Antisipasi

Nasional
Mahfud Ungkap Hubungannya dengan Prabowo Selalu Baik, Sebelum atau Setelah Pilpres

Mahfud Ungkap Hubungannya dengan Prabowo Selalu Baik, Sebelum atau Setelah Pilpres

Nasional
Pesimistis KRIS BPJS Terlaksana karena Desain Anggaran Belum Jelas, Anggota DPR: Ini PR Besar Pemerintah

Pesimistis KRIS BPJS Terlaksana karena Desain Anggaran Belum Jelas, Anggota DPR: Ini PR Besar Pemerintah

Nasional
Soal RUU Kementerian Negara, Mahfud: Momentumnya Pancing Kecurigaan Hanya untuk Bagi-bagi Kue Politik

Soal RUU Kementerian Negara, Mahfud: Momentumnya Pancing Kecurigaan Hanya untuk Bagi-bagi Kue Politik

Nasional
Dampak Korupsi Tol MBZ Terungkap dalam Sidang, Kekuatan Jalan Layang Berkurang hingga 6 Persen

Dampak Korupsi Tol MBZ Terungkap dalam Sidang, Kekuatan Jalan Layang Berkurang hingga 6 Persen

Nasional
Mahfud MD Ungkap Kecemasannya soal Masa Depan Hukum di Indonesia

Mahfud MD Ungkap Kecemasannya soal Masa Depan Hukum di Indonesia

Nasional
Jalan Berliku Anies Maju pada Pilkada Jakarta, Sejumlah Parpol Kini Prioritaskan Kader

Jalan Berliku Anies Maju pada Pilkada Jakarta, Sejumlah Parpol Kini Prioritaskan Kader

Nasional
Kunker di Mamuju, Wapres Olahraga dan Tanam Pohon Sukun di Pangkalan TNI AL

Kunker di Mamuju, Wapres Olahraga dan Tanam Pohon Sukun di Pangkalan TNI AL

Nasional
Sebut Demokrasi dan Hukum Mundur 6 Bulan Terakhir, Mahfud MD: Bukan karena Saya Kalah

Sebut Demokrasi dan Hukum Mundur 6 Bulan Terakhir, Mahfud MD: Bukan karena Saya Kalah

Nasional
Bobby Resmi Masuk Gerindra, Jokowi Segera Merapat ke Golkar?

Bobby Resmi Masuk Gerindra, Jokowi Segera Merapat ke Golkar?

Nasional
[POPULER NASIONAL] Korps Marinir Tak Jujur demi Jaga Marwah Keluarga Lettu Eko | Nadiem Sebut Kenaikan UKT untuk Mahasiswa Baru

[POPULER NASIONAL] Korps Marinir Tak Jujur demi Jaga Marwah Keluarga Lettu Eko | Nadiem Sebut Kenaikan UKT untuk Mahasiswa Baru

Nasional
Poin-poin Klarifikasi Mendikbud Nadiem di DPR soal Kenaikan UKT

Poin-poin Klarifikasi Mendikbud Nadiem di DPR soal Kenaikan UKT

Nasional
Kasus Covid-19 di Singapura Melonjak, Menkes: Pasti Akan Masuk ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Melonjak, Menkes: Pasti Akan Masuk ke Indonesia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com