"Salah pilih hari ini, maka sengsaralah rakyat di lima tahun yang akan datang," kata Hary, seusai mencoblos, di TPS 002 Rawa Barat, Jakarta Selatan, Rabu (9/4/2014).
Selain itu, ia mengimbau warga untuk tidak "golput". "Melihat kondisi Indonesia saat ini, 'golput' itu bukan pilihan tepat. Negara kita butuh perubahan. Untuk berubah, ya kita pilih pemimpin yang benar, yang berintegritas," kata dia.
Hary menilai, Indonesia harus mengejar ketinggalan dari negara lain dalam bidang ekonomi. Ia mencontohkan, pendapatan per kapita Indonesia saat ini berkisar di angka Rp 3,4 juta, jauh tertinggal dari Malaysia yang mencapai Rp 11 juta dan Tiongkok Rp 8 juta.
Selain pendapatan per kapita, Hary juga menyoroti kesenjangan antara masyarakat miskin dan kaya yang dinilainya terlalu lebar. "Kejahatan makin marak kan karena kesenjangan yang lebar ini. Dan itu mesti kita persempit. Dengan kondisi seperti ini apa kita mau 'golput'?" kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.