Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Nubuat" Nagarakartagama, Kelud, dan Kepemimpinan Nasional

Kompas.com - 02/04/2014, 09:00 WIB
Ahmad Arif

Penulis

Sumber KOMPAS
KOMPAS.com — TAHUN saka masa memanah surya (1256 Saka atau 1334 Masehi) dia lahir untuk menjadi narpati. Selama dalam kandungan di Kahuripan, telah tampak tanda keluhuran. Gempa bumi, kepul asap, hujan abu, guruh halilintar menyambar-nyambar. Gunung Kampud (Kelud) bergemuruh membunuh durjana, penjahat musnah dari negara. Itulah tanda bahwa Batara Girinata menjelma sebagai Raja Besar....”


Nukilan kitab Nagarakertagama gubahan Prapanca (Slamet Muljana, 2006) itu menyebut letusan Gunung Kelud telah menandai lahirnya raja besar Majapahit, Hayam Wuruk. Presiden Soekarno agaknya memahami betul kisah ini.

Dalam biografi yang ditulis Cindy Adams (1971), Soekarno menggunakan letusan Gunung Kelud pada 1901 untuk membangun ”keistimewaan” dirinya. ”Masih ada pertanda lain ketika aku dilahirkan. Gunung Kelud, yang tidak jauh letaknya dari tempat kami, meletus. Orang meramalkan, ini penyambutan terhadap bayi Soekarno,” kata Soekarno.

Upaya mengaitkan peristiwa alam (makrokosmos) dengan dimensi kemanusiaan (mikrokosmos) memang telah lama dikenal masyarakat nusantara. Kegagalan dan kesuksesan penguasa pada masa lalu sering dikaitkan dengan bagaimana menjalin relasi dengan ”penguasa alam”. Untuk itu, dibutuhkan kecerdasan membaca pertanda dari perilaku alam ini.

Kelud, yang berada di pusaran kebudayaan Jawa, termasuk yang dianggap sarat pertanda, misalnya letusan Kelud pada akhir Juni 1811, yang terjadi sebulan sebelum serbuan Inggris ke nusantara, menandai perubahan besar di Jawa. ”... perubahan besar tampaknya tecermin juga pada peristiwa alam tatkala gunung berapi di Jawa Timur, Gunung Kelud, meletus,” tulis Peter Carey (Kuasa Ramalan, 2011).

Pada 1901, letusan Kelud dianggap menandai awal gerakan politik Indonesia, letusannya pada 1919 menandai awal gerakan Kebangsaan Indonesia dan pada 1966 menandai pergantian Orde Lama menjadi Orde Baru.

Daya ubah

Sebagai penanda, bencana alam kemudian kerap dijadikan titik tolak pergerakan sosial-politik. Sejarawan Sartono Kartodirjo (Pemberontakan Petani Banten, 1966) menyebutkan, letusan Gunung Krakatau di Selat Sunda pada Agustus 1883 mengubah alam pikir masyarakat Banten. ”Tak disangsikan lagi, wabah penyakit ternak, demam, kelaparan, dan disusul letusan Krakatau telah menjadi pukulan hebat penduduk,” tulis Sartono.


Letusan Krakatau, menurut Sartono, mengubur lahan pertanian di bagian barat afdeling Caringin dan Anyer. Kesengsaraan petani ini bertemu dengan gerakan sosial-keagamaan, Ratu Adil, memantik kesadaran rakyat untuk melawan Belanda yang dianggap biang dari segala kesengsaraan.

Dua bulan setelah letusan Krakatau, kerusuhan pecah di Serang. Seorang serdadu Belanda ditikam, pelakunya kabur di tengah keramaian. Kejadian berulang sebulan kemudian. Serentetan perlawanan terhadap Belanda terus dilakukan hingga pada Juli 1888 pecahlah pemberontakan petani Banten.

Peter Carey juga mencatat, letusan Merapi pada 1822 membangkitkan harapan rakyat akan datangnya Ratu Adil menjelang pecahnya Perang Jawa. Pangeran Diponegoro, yang memimpin perlawanan terhadap Belanda, menurut Carey, menganggap letusan Merapi sebagai penanda bahwa saatnya telah tiba. ”Sambil menyaksikan Gunung (Merapi) terbakar dan bumi bergoyang, ia tersenyum dalam hati karena maklum bahwa peristiwa ini adalah pertanda amarah Allah,” tulis Carey.

Tak bisa dimungkiri, bencana alam yang bersifat katastropik memang memiliki daya ubah. Bukan hanya perubahan pada bentang alam, melainkan juga kesadaran manusia. Inilah barangkali yang membuat letusan gunung api kerap jadi penanda. Bencana alam adalah momentum perubahan!

Kita tentu masih ingat tsunami Aceh pada pengujung 2004, yang dianggap menandai fase baru tata politik kawasan di ujung barat negeri ini. Setelah 32 tahun konflik berdarah melanda Aceh, perjanjian damai akhirnya ditandatangani pada Agustus 2005.

Akankah letusan Kelud awal tahun ini menandai akan terpilihnya pemimpin besar yang bisa membawa perubahan negeri? Yang pasti, perubahan itu kini berada di ujung jari rakyat...


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com