Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dengarlah, Ini Suara "Orang Kampung" untuk Presiden yang Baru...

Kompas.com - 26/03/2014, 09:25 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Suara masyarakat kurang mampu yang hidup di wilayah terpencil acap tak pernah terdengar. Mereka jauh dari jangkauan media.

Akibatnya, meski memiliki hak bersuara sebagai warga negara, aspirasi mereka kerap hanya terpendam di hati, tidak tersampaikan kepada khalayak, apalagi para pejabat publik.

Atas dasar pertimbangan itu, HuMa—organisasi non-pemerintah yang bersifat nirlaba—menggagas sebuah media alternatif menyuarakan aspirasi warga negara yang tinggal di pelosok. 

"HuMa sebagai organisasi yang selama ini berinteraksi intensif dengan orang kampung memandang penting membuat media alternatif agar suara mereka didengar oleh partai politik dan calon presiden. Media alternatif ini menggunakan teknologi sederhana berupa video yang diambil dengan telepon seluler yang banyak dimiliki oleh masyarakat desa," kata Direktur Ekesekutif HuMa Andiko Sutan Mancayo dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (25/3/2014) siang. 

HuMa adalah organisasi non-pemerintah yang bersifat nirlaba yang memusatkan perhatian pada isu pembaruan hukum pada bidang sumber daya alam (SDA). Konsep pembaruan hukum SDA yang digagas HuMa menekankan pentingnya pengakuan hak-hak masyarakat adat dan lokal atas SDA, keragaman sistem sosial, budaya dan hukum dalam penguasaan dan pengelolaan SDA, dan memelihara kelestarian ekologis. 

Video yang diberi judul "Suara Orang Kampung untuk Perubahan" itu menampung suara masyarakat pedesaan dari berbagai daerah, mulai dari Aceh, Bengkulu, Banten, Bogor, Malinau, dan Sulawesi.

Suara orang kampung

Video dimulai dengan menampilkan terlebih dahulu potongan gambar seputar pemilu, mulai dari kampanye hingga pencoblosan. Karena dibuat dengan kamera telepon seluler, kualitas gambar dan suara dari video itu tidak jernih. Namun, hal tersebut justru mengesankan prinsip kesederhanaan dan apa adanya dari masyarakat pedesaan.

Perjalanan tim pembuat video dimulai dari sebuah Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh. Salah satu masyarakat di sana, Syaifuddin, berharap agar presiden terpilih nanti bisa menyelesaikan beragam konflik sosial seperti perebutan lahan. Menurutnya, hal tersebut masih menjadi persoalan klasik di daerahnya.

"Harapan saya kepada bapak presiden yang terpilih nanti bisa menyelesaikan konflik sosial seperti perebutan lahan perkebunan. Ini harus dipertimbangkan lekat-lekat agar pemimpin dapat melakukan negosiasi, ke depannya (agar lahan) diberikan tanda atau patok masing-masing," ujarnya.

Sementara itu, Edi di Kabupaten Lebong, Bengkulu, berharap agar presiden terpilih nanti dapat memperbaiki infrastruktur di daerahnya.

"Di Kabupaten Lebong ini ada banyak daerah yang belum bisa dimasuki kendaraan, baik itu roda empat ataupun roda dua. Jadi, harapannya pemerintah bisa membantu masyarakat di sini yang terisolasi. Bisa diadakan pembangunan insfratuktur yang juga bisa mengembangkan SDM. Jadi, SDM bisa lebih maju dari sekarang," ujarnya.

Hutan adat

Masyarakat dari Kabupaten Banten Kidul, Banten, yang tidak ditulis namanya dalam video tersebut mengatakan, presiden selanjutnya harus menaruh perhatian terhadap hutan adat di lingkungan tempat tinggalnya.

"Hutan adat penting bagi masyarakat agar bisa digunakan untuk mata pencarian sehari-hari. Hutan adat di kampung saya masih dikepalai oleh taman nasional. Oleh karena itu, sebaiknya pemerintah segara memberi perda (peraturan daerah) adat atau (surat keputusan) adat banten kidul untuk mengelola hutan adatnya," ujar dia.

Seorang masyarakat yang juga tidak ditulis namanya di video berharap Indonesia mendapatkan pemimpin yang lebih baik dibandingkan Presiden Susilon Bambang Yudhoyono (SBY) yang menjabat sekarang.

"Harapan saya presiden terpilih itu akan menjadi lebih baik dari kemarin karena sepertinya yang saat ini masih kurang tegas saya ingin yang lebih tegas lagi," ujarnya.

Vidoe berdurasi 10 menit 15 detik itu ditutup dengan puisi yang diakhiri rima -at.

Lupa bahwa rakyat dipelosok negeri sedang sekarat

Oleh sengketa tak berujung hingga akhir hayat
Karena itulah wahai sahabat jangan sampai kita terlambat
Menjaga nurani dan martabat agar jangan sampai dia berkarat
Gunakan akal sehat dan semua yang kita dapat untuk melawan janji sesat dan sesaat
Agar rakyat sadar dan binar masih ada Indonesia yang tegar tegap dan bermartabat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

Nasional
Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Nasional
Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Nasional
Zulhas: Indonesia Negara Besar, Kalau Perlu Kementerian Diperbanyak

Zulhas: Indonesia Negara Besar, Kalau Perlu Kementerian Diperbanyak

Nasional
Menag Cek Kesiapan Hotel dan Dapur Jemaah Haji di Madinah

Menag Cek Kesiapan Hotel dan Dapur Jemaah Haji di Madinah

Nasional
Usung Bima Arya atau Desy Ratnasari di Pilkada Jabar, PAN Yakin Ridwan Kamil Maju di Jakarta

Usung Bima Arya atau Desy Ratnasari di Pilkada Jabar, PAN Yakin Ridwan Kamil Maju di Jakarta

Nasional
[POPULER NASIONAL] Mahfud Singgung soal Kolusi Tanggapi Ide Penambahan Kementerian | Ganjar Disarankan Buat Ormas

[POPULER NASIONAL] Mahfud Singgung soal Kolusi Tanggapi Ide Penambahan Kementerian | Ganjar Disarankan Buat Ormas

Nasional
Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Nasional
Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Nasional
Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Nasional
Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Nasional
PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

Nasional
KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

Nasional
Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Nasional
Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com