Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei: Mayoritas Publik Ingin Semua Parpol Bisa Usung Capres-Cawapres

Kompas.com - 13/03/2014, 17:17 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Mayoritas masyarakat Indonesia ingin ambang batas pencalonan presiden (presidential tresshold) dihapus sehingga setiap partai politik peserta pemilu bisa mencalonkan pasangan calon presiden dan wakil presiden sendiri. Hal tersebut diketahui berdasarkan Telesurvei Pilpres 2014 yang digelar Soegeng Sarjadi School of Government (SSSG).

Menurut survei SSSG, sebanyak 57,74 persen responden mengaku setuju presidential tresshold dihapuskan. Hanya 37,76 persen responden yang mengaku tidak setuju jika setiap partai politik bisa mengajukan pasangan capres-cawapres sendiri. Sementara sisanya, mereka mengaku tidak tahu atau tidak memberikan jawaban.

“Artinya mayoritas masyarakat kita ingin semua parpol bisa mengajukan calon presiden sendiri, sehingga akan banyak tokoh pilihan yang bisa dipilih untuk menjadi capres dan cawapres. Tidak seperti sekarang, kalau sekarang kan paling maksimal hanya muncul tiga pasangan,” kata Direktur Eksekutif SSSG Fadjroel Rachman saat merilis hasil survei di Jakarta, Kamis (13/3/2014).

Dalam Pasal 9 dalam Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang pemilihan presiden dan wapres diatur tentang syarat pengajuan capres dan cawapres. Dalam pasal itu, pasangan calon diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20 persen di DPR atau memperoleh 25 persen dari suara sah nasional dalam pemilihan anggota legislatif. Jika tidak mencukupi, parpol mesti berkoalisi.

Survei SSSG juga mengukur kapan sebaiknya presidential tresshold tersebut dihapuskan. Hasilnya, sebanyak 51,18 persen masyarakat menginginkan presidential threshold dihapuskan pada pemilu tahun 2014.

Sebanyak 28,80 persen responden lainnya menginginkan presidential tresshold dihapuskan pada pemilu 2019. Hanya 1,28 persen responden yang ingin presidential tresshold dihapus pada 2024. Sisanya, sebanyak 18,74 persen mengaku tidak tahu atau tidak memberikan jawaban.

Masalah presidential tresshold ini sedang digugat oleh pakar hukum tata negara Yusril Izha Mahendra ke Mahkamah Konstitusi. Dalam putusan uji materi UU Pilpres yang diajukan Effendi Gazali bersama Koalisi Masyarakat untuk Pemilu Serentak, MK memutuskan Pemilu digelar serentak pada 2019. Yusril ingin pemilu serentak digelar di 2014 sehingga tidak ada presidential tresshold.

SSSG menyebut survei ini memiliki tingkat keyakinan 95 persen dengan sampling error sebesar 2,77 persen. Pengumpulan data dilakukan melalui telepon di 10 kota besar di Indonesia, yakni Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang, Medan, Makassar, Yogyakarta, Palembang, Denpasar dan Balikpapan. Periode pengumpulan data adalah 10 Februari-5 Maret 2014. Survei dibiayai oleh SSSG.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Demo Tolak Revisi UU Polri, Aliansi Masyarakat Sipil: Kekuasaan Polisi Bakal Melebihi Presiden

Demo Tolak Revisi UU Polri, Aliansi Masyarakat Sipil: Kekuasaan Polisi Bakal Melebihi Presiden

Nasional
Yakin Partai Lain Tertarik Usung Anies-Sohibul, PKS: Siapa yang Enggak Mau Aman?

Yakin Partai Lain Tertarik Usung Anies-Sohibul, PKS: Siapa yang Enggak Mau Aman?

Nasional
Sejumlah Nama yang Disiapkan PDI-P untuk Pilkada: Risma-Azwar Anas di Jatim, Andika Perkasa di Jateng

Sejumlah Nama yang Disiapkan PDI-P untuk Pilkada: Risma-Azwar Anas di Jatim, Andika Perkasa di Jateng

Nasional
PKS Enggan Tawarkan Partai KIM untuk Usung Anies-Sohibul, tetapi Berbeda dengan PDI-P

PKS Enggan Tawarkan Partai KIM untuk Usung Anies-Sohibul, tetapi Berbeda dengan PDI-P

Nasional
Soal Tawaran Kursi Cawagub Pilkada Jakarta oleh KIM, PKS: Beri Manfaat atau Jebakan?

Soal Tawaran Kursi Cawagub Pilkada Jakarta oleh KIM, PKS: Beri Manfaat atau Jebakan?

Nasional
Yakin Tak Ditinggal Partai Setelah Usung Anies-Sohibul, PKS: Siapa yang Elektabilitasnya Paling Tinggi?

Yakin Tak Ditinggal Partai Setelah Usung Anies-Sohibul, PKS: Siapa yang Elektabilitasnya Paling Tinggi?

Nasional
PKS Ungkap Surya Paloh Berikan Sinyal Dukungan Anies-Sohibul untuk Pilkada Jakarta

PKS Ungkap Surya Paloh Berikan Sinyal Dukungan Anies-Sohibul untuk Pilkada Jakarta

Nasional
Soal Jokowi Tawarkan Kaesang ke Parpol, Sekjen PDI-P: Replikasi Pilpres

Soal Jokowi Tawarkan Kaesang ke Parpol, Sekjen PDI-P: Replikasi Pilpres

Nasional
KPK Segera Buka Data Caleg Tak Patuh Lapor Harta Kekayaan

KPK Segera Buka Data Caleg Tak Patuh Lapor Harta Kekayaan

Nasional
KPK Kembali Minta Bantuan Masyarakat soal Buronan Harun Masiku

KPK Kembali Minta Bantuan Masyarakat soal Buronan Harun Masiku

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Bantah Hasto Menghilang | Kominfo Tak Respons Permintaan 'Back Up' Data Imigrasi

[POPULER NASIONAL] PDI-P Bantah Hasto Menghilang | Kominfo Tak Respons Permintaan "Back Up" Data Imigrasi

Nasional
Tanggal 2 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 2 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Anggota DPR: PDN Itu Seperti Brankas Berisi Emas dan Berlian, Obyek Vital

Anggota DPR: PDN Itu Seperti Brankas Berisi Emas dan Berlian, Obyek Vital

Nasional
Kuasa Hukum Sebut Staf Hasto Minta Perlindungan ke LPSK karena Merasa Dijebak KPK

Kuasa Hukum Sebut Staf Hasto Minta Perlindungan ke LPSK karena Merasa Dijebak KPK

Nasional
Kuasa Hukum Bantah Hasto Menghilang Setelah Diperiksa KPK

Kuasa Hukum Bantah Hasto Menghilang Setelah Diperiksa KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com