"Malah intinya saya mengingatkan pada kawan-kawan SKK Migas, nggak boleh main atur-atur proyek di dalam, kembali ke posisi masing-masing. Jalan yang benar begitu," ujar Sutan saat dihubungi, Selasa (4/2/2014).
Politisi Partai Demokrat itu mengatakan telah mengklarifikasi semua tuduhan dalam berita acara pemeriksaan (BAP) saat memberikan kesaksian di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) beberapa waktu lalu.
Sutan juga tak mau lagi mengomentari proses pemeriksaan kasus SKK Migas yang sekarang berjalan. "Nanti (kalau saya komentar) bisa membentuk opini-opini yang nggak jelas," ujar dia.
Seperti diberitakan, Sutan disebut pernah meminta kepada Rudi Rubiandini yang ketika itu menjabat Kepala SKK Migas, agar perusahaannya, PT Timas Suplindo, dimenangkan dalam tender proyek di SKK Migas.
Saat itu, SKK Migas tengah menggelar tender proyek pembangunan konstruksi lepas pantai. Hal ini diungkapkan tenaga ahli bidang operasi di SKK Migas, Gerhard Marteen Rumeser, dalam persidangan kasus dugaan korupsi dan pencucian uang SKK Migas di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Selasa (4/2/2014). Gerhard pernah menjadi bawahan Rudi.
Pengakuan Gerhard berawal dari pesan singkat (SMS) antara Gerhard dan Rudi yang dibacakan majelis hakim Pengadilan Tipikor. "Dari SB. Pak Rudi, saya dengar tender sudah dibuka. Penawaran Timas lebih rendah dari Saipem. Seharusnya pemenang tender dari penawar terendah," demikian bunyi SMS tersebut.
Gerhard menduga bahwa SB yang dimaksud dalam SMS tersebut adalah Sutan Bhatoegana. Menurutnya, SMS yang dibacakan hakim itu berasal dari Sutan yang diterima Rudi kemudian diteruskan kepada Gerhard oleh Rudi. "Itu permintaan SB kepada Pak Rudi yang di-forward ke saya. Itu SMS SB ke Pak Rudi, lalu Pak Rudi ke saya," tuturnya.
Menurut Gerhard, inisial SB juga dia anggap merujuk kepada Sutan karena sepengetahuannya, Sutan adalah komisaris PT Timas. Namun, ujar dia, PT Timas tak memenangi tender itu. Gerhard pun mengaku tak pernah berhubungan langsung dengan Sutan.
Gerhard mengaku hanya bertemu Sutan dalam rapat-rapat SKK Migas bersama Komisi VII DPR. "Kalau one on one nggak pernah, tapi (pernah bertemu) dengan rapat, pertemuan besar," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.