Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggoro Dipajang di Konpers, "Sejarah" Baru di KPK

Kompas.com - 31/01/2014, 10:25 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengukir sejarah baru dengan menangkap bos PT Masaro Radiokom Anggoro Widjojo ke Indonesia, Rabu (29/1/2014). Sejarah lain pun dibuat oleh lembaga antikorupsi ini.

Sejarah lain itu adalah saat KPK memajang Anggoro dalam konferensi pers yang bahkan dihadiri pimpinan KPK, Kamis (30/1/2014). Meski hanya lima menit tampil, kehadiran tersangka yang ditangkap KPK dalam konferensi pers merupakan peristiwa pertama yang dilakukan lembaga tersebut.

"Jangan ada yang maju ya," kata Juru Bicara KPK Johan Budi memperingati para jurnalis foto maupun video yang ingin mengabadikan foto Anggoro. Konferensi dihadiri Ketua KPK Abraham Samad, Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto, Sesditjen Imigrasi Kemenhuk dan HAM, dan rombongan Imigrasi Ghuangzhou, China.

"Agar juga yakin teman-teman, kami akan masukkan tersangka, tolong jangan bergerak maju," kata Johan sebelum Anggoro dibawa ke tempat konferensi pers. Pemunculan tersangka dalam konferensi pers KPK merupakan yang pertama kali terjadi.

KPK menetapkan Anggoro sebagai tersangka pada 19 Juni 2009 atas dugaan pemberian hadiah atau janji kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara berkaitan dengan pengajuan anggaran Sistem Komunikasi Radio Terpadu (SKRT) pada 2007. Dua surat panggilan sudah dilayangkan untuk Anggoro, tetapi tak pernah dipenuhi.

Pada 17 Juli 2009, Anggoro masuk dalam daftar pencarian orang. "Panggilan pertama 26 Juni 2009, kedua 29 Juni 2009, DPO tanggal 17 Juli 2009," sebut Bambang. Sejak saat itu pula, lanjut dia, KPK melacak jejak Anggoro.

Pelacakan itu mendapatkan bahwa pada 26 Juli 2008 Anggoro bertolak ke Singapura. Sesudahnya, dia berpindah dari satu negara ke negara lain. Terakhir, pada 27 Januari 2014, Anggoro terlacak bergerak dari Zhenzhen, China ke Hongkong.

"Ketika dia kembali lagi ke Zhenzhen, ditangkaplah di Zhenzhen kemudian dibawa ke Guangzhou," ucap Bambang. Di kota itulah dia ditangkap dan kemudian dibawa kembali ke Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dewas KPK Heran Dilaporkan Ghufron ke Bareskrim Polri

Dewas KPK Heran Dilaporkan Ghufron ke Bareskrim Polri

Nasional
Wapres Kunker ke Mamuju, Saksikan Pengukuhan KDEKS Sulawesi Barat

Wapres Kunker ke Mamuju, Saksikan Pengukuhan KDEKS Sulawesi Barat

Nasional
Momen Jokowi Jadi Fotografer Dadakan Delegasi Perancis saat Kunjungi Tahura Bali

Momen Jokowi Jadi Fotografer Dadakan Delegasi Perancis saat Kunjungi Tahura Bali

Nasional
Berjasa dalam Kemitraan Indonesia-Korsel, Menko Airlangga Raih Gelar Doktor Honoris Causa dari GNU

Berjasa dalam Kemitraan Indonesia-Korsel, Menko Airlangga Raih Gelar Doktor Honoris Causa dari GNU

Nasional
Nadiem Ingin Datangi Kampus Sebelum Revisi Aturan yang Bikin UKT Mahal

Nadiem Ingin Datangi Kampus Sebelum Revisi Aturan yang Bikin UKT Mahal

Nasional
Saksi Kemenhub Sebut Pembatasan Kendaraan di Tol MBZ Tak Terkait Kualitas Konstruksi

Saksi Kemenhub Sebut Pembatasan Kendaraan di Tol MBZ Tak Terkait Kualitas Konstruksi

Nasional
Puan Maharani: Parlemen Dunia Dorong Pemerintah Ambil Langkah Konkret Atasi Krisis Air

Puan Maharani: Parlemen Dunia Dorong Pemerintah Ambil Langkah Konkret Atasi Krisis Air

Nasional
Hari ke-10 Keberangkatan Haji: 63.820 Jemaah Tiba di Madinah, 7 Orang Wafat

Hari ke-10 Keberangkatan Haji: 63.820 Jemaah Tiba di Madinah, 7 Orang Wafat

Nasional
Jokowi: Butuh 56 Bangunan Penahan Lahar Dingin Gunung Marapi, Saat Ini Baru Ada 2

Jokowi: Butuh 56 Bangunan Penahan Lahar Dingin Gunung Marapi, Saat Ini Baru Ada 2

Nasional
Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 Bersandar di Jakarta, Prajurit Marinir Berjaga

Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 Bersandar di Jakarta, Prajurit Marinir Berjaga

Nasional
Erupsi Gunung Ibu, BNPB Kirim 16 Juta Ton Bantuan Logistik untuk 1.554 Pengungsi

Erupsi Gunung Ibu, BNPB Kirim 16 Juta Ton Bantuan Logistik untuk 1.554 Pengungsi

Nasional
Pesawat Terlambat Bisa Pengaruhi Layanan Jemaah Haji di Makkah

Pesawat Terlambat Bisa Pengaruhi Layanan Jemaah Haji di Makkah

Nasional
Indonesia-Vietnam Kerja Sama Pencarian Buron hingga Perlindungan Warga Negara

Indonesia-Vietnam Kerja Sama Pencarian Buron hingga Perlindungan Warga Negara

Nasional
Survei IDEAS: Penghasilan 74 Persen Guru Honorer di Bawah Rp 2 Juta

Survei IDEAS: Penghasilan 74 Persen Guru Honorer di Bawah Rp 2 Juta

Nasional
Dewas KPK Tunda Putusan Sidang Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron

Dewas KPK Tunda Putusan Sidang Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com