Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nazaruddin Sebut Anas Simpan Rp 2 Triliun di Singapura, Benarkah?

Kompas.com - 30/01/2014, 14:21 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Tim pengacara mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum membantah tudingan kuasa hukum mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin yang menyebut Anas menyimpan uang Rp 2 triliun di Singapura. Salah satu pengacara Anas, Firman Wijaya, menganggap tudingan itu hanya akal-akalan Nazaruddin agar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak mengusut proyek lain perusahaannya.

"Itu hanya upaya dia (Nazaruddin) untuk melepaskan diri supaya enggak diusut proyek-proyek yang dia tangani," kata Firman di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Kamis (30/1/2014).

Firman mempersilakan KPK untuk membuktikan pernyataan yang disampaikan pengacara Nazaruddin, Elza Syarief, tersebut. Tim kuasa hukum Anas menganggap tuduhan itu sama bohongnya seperti tuduhan Nazaruddin lainnya yang selama ini kerap ditujukan kepada Anas.

"Sama saja dengan tuduhan Anas yang punya perusahaan Grup Permai, disebut itu punya Mas Anas, malah kita dorong KPK untuk cek saja, follow the money (ikuti uangnya), sederhana kok," ucap Firman.

Senada dengan Firman, pengacara Anas lainnya, Patra M Zen, menganggap tudingan Nazaruddin tersebut angin lalu. Menurutnya, tim pengacara Anas tidak mengkhawatirkan pernyataan pengacara Nazaruddin tersebut. Dia pun meminta KPK mempercepat penyidikan kasus Anas sehingga kliennya itu bisa segera disidang. Melalui proses persidangan yang terbuka, menurut Patra, akan terungkap mana yang benar dan mana yang salah.

"Kami menunggu sidangnya malah, biar semua masyarakat bisa mengikuti jalannya sidang. Itu kan tuduhan-tuduhan, masuk kuping kanan, keluar lagi kuping kanan. Tuduhannya kan sudah sering, banyak tuduhannya. Jadi, kami tidak pernah khawatir," katanya.

Sebelumnya, pengacara Nazaruddin, Elza Syarief, menyebut Anas menyimpan uang Rp 2 triliun di Singapura. Uang itu disimpan Anas dengan bantuan kerabatnya, M Rahmad dan Fahmi. Menurut Elza, uang tersebut merupakan hasil korupsi dari puluhan proyek, termasuk proyek e-KTP dan akan digunakan Anas untuk mencalonkan diri sebagai presiden mendatang.

Saat dikonfirmasi mengenai rencana Anas nyapres ini, Firman mengatakan bahwa itu hanyalah isu yang dibangun pihak Nazaruddin untuk menjatuhkan Anas secara politis.

"Siapa yang mencapreskan? Itu kan isu yang dibangun untuk jatuhkan Mas Anas saja itu, memang secara politik kan panas," ucap Firman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Juli 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Juli 2024

Nasional
Laporkan Persoalan PDN, Menkominfo Bakal Ratas dengan Jokowi Besok

Laporkan Persoalan PDN, Menkominfo Bakal Ratas dengan Jokowi Besok

Nasional
PDN Diretas, Puan: Pemerintah Harus Jamin Hak Rakyat atas Keamanan Data Pribadi

PDN Diretas, Puan: Pemerintah Harus Jamin Hak Rakyat atas Keamanan Data Pribadi

Nasional
TB Hasanuddin Titipkan 'Anak' Bantu BSSN Buru 'Hacker' PDN

TB Hasanuddin Titipkan "Anak" Bantu BSSN Buru "Hacker" PDN

Nasional
Prabowo Ungkap Arahan Jokowi untuk Pemerintahannya

Prabowo Ungkap Arahan Jokowi untuk Pemerintahannya

Nasional
Bantah PKS Soal Jokowi Sodorkan Namanya Diusung di Pilkada Jakarta, Kaesang: Bohong

Bantah PKS Soal Jokowi Sodorkan Namanya Diusung di Pilkada Jakarta, Kaesang: Bohong

Nasional
Diwarnai Demo Udara, KSAL Sematkan Brevet Kehormatan Penerbal ke 7 Perwira Tinggi

Diwarnai Demo Udara, KSAL Sematkan Brevet Kehormatan Penerbal ke 7 Perwira Tinggi

Nasional
Data PDN Tidak 'Di-back Up', DPR: Ini Kebodohan, Bukan Masalah Tata Kelola

Data PDN Tidak "Di-back Up", DPR: Ini Kebodohan, Bukan Masalah Tata Kelola

Nasional
Didesak Mundur dari Menkominfo Buntut Peretasan PDN, Budi Arie: Tunggu Saja

Didesak Mundur dari Menkominfo Buntut Peretasan PDN, Budi Arie: Tunggu Saja

Nasional
Dalam Rapat, DPR Tanyakan Isu Adanya Kelalaian Pegawai Telkom dalam Peretasan PDN

Dalam Rapat, DPR Tanyakan Isu Adanya Kelalaian Pegawai Telkom dalam Peretasan PDN

Nasional
Minta Literasi Bahaya Judi “Online” Digalakkan, Wapres: Jangan Sampai Kita Jadi Masyarakat Penjudi!

Minta Literasi Bahaya Judi “Online” Digalakkan, Wapres: Jangan Sampai Kita Jadi Masyarakat Penjudi!

Nasional
Menkominfo Berkelit Banyak Negara Diserang Ransomware, Dave: Penanganannya Hitungan Jam

Menkominfo Berkelit Banyak Negara Diserang Ransomware, Dave: Penanganannya Hitungan Jam

Nasional
Mandiri Jogja Marathon 2024 Kembali Digelar, Bangkitkan Semangat Keberlanjutan dan Ekowisata

Mandiri Jogja Marathon 2024 Kembali Digelar, Bangkitkan Semangat Keberlanjutan dan Ekowisata

Nasional
Alasan Safenet Galang Petisi Tuntut Budi Arie Mundur dari Menkominfo...

Alasan Safenet Galang Petisi Tuntut Budi Arie Mundur dari Menkominfo...

Nasional
PDNS Diretas, Jokowi Diingatkan Tak Jadikan Jabatan Menkominfo 'Giveaway'

PDNS Diretas, Jokowi Diingatkan Tak Jadikan Jabatan Menkominfo "Giveaway"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com