Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/01/2014, 07:13 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Bencana yang melanda sejumlah wilayah sejak akhir tahun lalu, mulai dari banjir, longsor, angin puting beliung, gelombang laut yang tinggi, hingga gunung meletus, belum berakhir, bahkan berpotensi masih akan terus terjadi. Banjir, misalnya, tak kunjung surut, bahkan terus meluas. Kondisi ini membuat sebagian besar wilayah Indonesia dalam kondisi darurat bencana.

Hingga Minggu (19/1/2014), banjir di Jakarta juga semakin parah. Hujan deras yang mengguyur hulu sungai dan wilayah Jabodetabek membuat saluran air dan 13 sungai di Jakarta meluap dan menggenangi 564 rukun tetangga di 30 kecamatan di DKI Jakarta. Ketinggian air sekitar 5 sentimeter hingga 3 meter. Kondisi ini membuat 30.784 warga harus mengungsi.

Banjir juga menggenangi sejumlah titik jalan di Ibu Kota, termasuk jalur utama ke Jakarta Utara, yakni ruas Jalan S Parman di Tomang dan Grogol, Jalan RE Martadinata dan Jalan Gunung Sahari di Pademangan Barat, serta Jalan Yos Sudarso di Sunter dan Kelapa Gading. Arus barang dari dan menuju Pelabuhan Tanjung Priok pun tersendat, terutama di ruas Jalan Cakung-Cilincing dan Jalan Yos Sudarso.

Di beberapa titik jalan, seperti Jalan S Parman, Jalan Boulevard Barat Kelapa Gading, dan Jalan Gunung Sahari, beberapa jenis kendaraan tak bisa melintas karena tinggi genangan 40-60 sentimeter.

Di Jawa, banjir hampir merata di seluruh wilayah, dari Jawa Barat hingga Jawa Timur. Banjir di Kabupaten Subang, Jawa Barat, kemarin menyebabkan jalur utama pantura putus, mulai dari Kecamatan Patokbeusi, Ciasem, Sukasari, Pamanukan, hingga Pusakajaya. Ketinggian air di ruas jalan tersebut hingga 60 sentimeter. Hingga berita ini diturunkan, jalur utama pantura Subang masih macet total dengan panjang antrean sekitar 1,5 kilometer di kedua arah.

Kepala Taruna Siaga Bencana Kabupaten Subang Jajang mengatakan, alur kendaraan dialihkan ke jalur tengah, yakni melalui Sadang-Kalijati-Subang-Cikamurang-Kadipaten-Cirebon. Namun, jalur alternatif itu pun macet.

Banjir di Kabupaten Subang kemarin melanda 12 kecamatan dengan ketinggian air antara 30 sentimeter hingga 2 meter. Wilayah yang paling parah banjir adalah di Pamanukan, Ciasem, Pusakajaya, Sukasari, Legon Kulon, dan Tambak Dahan. Posko banjir di Pamanukan juga terendam air. Banjir di Jabar terjadi di 8 dari 28 kabupaten dan kota.

Kemacetan arus lalu lintas juga terjadi di jalur pantura (jalur Cirebon-Jakarta dan sebaliknya) di Desa Cilet, Simpang Sumber Mas, dan Desa Patrol, Kecamatan Patrol, Kabupaten Indramayu. Ruas jalan itu tergenang dengan ketinggian air 40 sentimeter. Banjir di Kecamatan Patrol terjadi sejak Jumat (17/1) dengan ketinggian air semula mencapai 1,5 meter.

KOMPAS Ilustrasi

Pada akhir tahun lalu, banjir juga menyebabkan jalur selatan di wilayah perbatasan Kabupaten Kebumen dan Purworejo di Jawa Tengah terputus. Saat itu sejumlah wilayah selatan Jateng banjir akibat meluapnya sejumlah sungai.

Saat ini, banjir di Jateng terjadi di sejumlah wilayah utara, seperti Kota dan Kabupaten Pekalongan, Kota Semarang, Kabupaten Kudus, serta Kabupaten Pati. Banjir di wilayah utara Jateng ini cenderung lama surut karena pada saat bersamaan terjadi pasang air laut. Banjir di Kota dan Kabupaten Pekalongan, misalnya, terjadi sejak tiga hari lalu.

Di luar Jawa, banjir terjadi di sejumlah wilayah di Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua. Di sejumlah wilayah bahkan terjadi banjir bandang, seperti di Manado, Sulawesi Utara; Kabupaten Dinggala, Sulawesi Tengah, dan di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Utara.

Banjir bandang ini tidak hanya menimbulkan kerugian material karena jalan putus, bangunan termasuk rumah rusak, serta harta benda hilang, tetapi juga menelan korban jiwa. Di Manado, banjir bandang dan longsor di sejumlah wilayah menyebabkan paling tidak 16 orang meninggal dan sekitar 10 orang masih tertimbun. Selain itu, sekitar 40.000 orang harus mengungsi. Pemerintah menetapkan banjir di Manado sebagai bencana nasional.

Kompas/Heru Sri Kumoro Rumah warga di Kelurahan Dendengan Dalam, Kecamatan Tikala, Manado, Sulawesi Utara, hanyut tersapu banjir bandang, Minggu (19/1./2014).
Hingga kemarin, kondisi Manado yang porak poranda akibat banjir bandang belum pulih. Meski hujan masih terus turun, ribuan warga Manado tetap berusaha membersihkan rumah dan lingkungan mereka, dibantu sekitar 500 personel TNI.

Bencana alam di sejumlah wilayah di Indonesia yang terjadi sejak akhir tahun lalu itu menimbulkan kerugian material yang tidak sedikit. Di Sulawesi Utara, misalnya, kerugian material akibat banjir bandang dan longsor di lima kabupaten/kota mencapai Rp 1,871 triliun. Di daerah lain, kerugian material belum terdata, tetapi yang jelas ribuan rumah dan gedung rusak, ribuan hektar lahan pertanian juga tergenang dan terancam gagal panen.

Kerugian material akibat bencana juga dialami warga korban erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Paling tidak 1.204 rumah hancur akibat erupsi Sinabung, kerugian diperkirakan Rp 20 miliar. Jumlah kerugian tersebut belum termasuk kerugian akibat kerusakan lahan pertanian akibat tersiram abu vulkanik.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Spesifikasi 2 Kapal Patroli Cepat Terbaru Milik TNI AL

Spesifikasi 2 Kapal Patroli Cepat Terbaru Milik TNI AL

Nasional
Jokowi Panen Ikan Nila Salin di Tambak Air Payau di Karawang

Jokowi Panen Ikan Nila Salin di Tambak Air Payau di Karawang

Nasional
Momen Hakim MK Tegur Kuasa Hukum Caleg yang Mendebatnya

Momen Hakim MK Tegur Kuasa Hukum Caleg yang Mendebatnya

Nasional
Kejar Pemerataan Dokter Spesialis, Kemenkes Luncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis RS Pendidikan

Kejar Pemerataan Dokter Spesialis, Kemenkes Luncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis RS Pendidikan

Nasional
Jokowi Bakal Bisiki Prabowo Anggarkan Program Budi Daya Nila Salin jika Menjanjikan

Jokowi Bakal Bisiki Prabowo Anggarkan Program Budi Daya Nila Salin jika Menjanjikan

Nasional
Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Nasional
Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Nasional
Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Nasional
Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Nasional
Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Nasional
Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Nasional
Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Nasional
Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com