Yusril, kata Anas, saat ini sedang mengajukan uji materi atas UU Pemilu Presiden. "Yang diuji, ambang batas presidensial." Menurut dia, semua partai politik selain PDI Perjuangan dan Golkar patut diduga akan turut senang bila gugatan itu dimenangkan Yusril.
"Fakta, elektabilitas Demokrat, Gerindra, dan partai-partai lain belum aman tiketnya untuk treshold presidential (presidential treshold) yang sekarang," tutur Anas. Apakah persoalan itu juga dibahas dalam pertemuan di Istana, Anas kembali mengaku tidak tahu. Dalam konferensi pers sesudah pertemuan, Yusril mengatakan bahwa SBY meminta bantuan kepadanya terkait UU Mineral dan Batu Bara.
Khusus pertemuan dengan Yusril, imbuh Anas, dugaannya memang bisa bermacam-macam. Maklum, kader PBB saat ini sedang jadi Ketua Mahkamah Konstitusi, Hamdan Zoelva. Bicara MK, sekarang sedang marak berita soal putusan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) yang membatalkan pengangkatan Patrialis Akbar sebagai hakim konstitusi.
"Apakah juga ada kaitannya dengan kemungkinan reshuffle kabinet? Tanyakan kepada Pak SBY. Jangan kepada Bunda Putri," kata Anas dengan menyisipkan "sindiran" halus soal sosok misterius yang banyak disebut di beragam kasus di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi itu.
Terlepas dari semua dugaan dan skenario yang dia jabarkan, Anas mengatakan, pertemuan para tokoh politik tersebut harus dilihat pula bahwa saat ini silaturahim di antara para tokoh masih berjalan di tengah menghangatnya "cuaca" hukum dan politik. "Itu layak kita sambut gembira."
Sepanjang Kamis malam hingga Jumat (27/12/2013) dini hari, Anas menulis kultwit panjang seputar dinamika politik nasional, terutama terkait dengan bekas partainya itu. Kultwit itu menggunakan hashtag #cawapressby.
Dalam kultwit yang panjang, Anas membuka cerita tentang SBY yang "terluka" oleh koalisi. Lalu dia menyisipkan komentar soal somasi untuk penulis Kompasiana. Sebagai pemuncak, dia mengutak-atik skenario yang mungkin terjadi bila SBY bersedia menjadi cawapres, diramu dengan bumbu pertemuan SBY, Prabowo, dan Yusril ini sebagai langkah penciptaan kartu politik baru.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.