Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anas: Menimbang Duet Prabowo-SBY, Mega-Jokowi Pun Bisa Lewat...

Kompas.com - 28/12/2013, 15:07 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

Yusril, kata Anas, saat ini sedang mengajukan uji materi atas UU Pemilu Presiden. "Yang diuji, ambang batas presidensial." Menurut dia, semua partai politik selain PDI Perjuangan dan Golkar patut diduga akan turut senang bila gugatan itu dimenangkan Yusril.

"Fakta, elektabilitas Demokrat, Gerindra, dan partai-partai lain belum aman tiketnya untuk treshold presidential (presidential treshold) yang sekarang," tutur Anas. Apakah persoalan itu juga dibahas dalam pertemuan di Istana, Anas kembali mengaku tidak tahu. Dalam konferensi pers sesudah pertemuan, Yusril mengatakan bahwa SBY meminta bantuan kepadanya terkait UU Mineral dan Batu Bara.

Khusus pertemuan dengan Yusril, imbuh Anas, dugaannya memang bisa bermacam-macam. Maklum, kader PBB saat ini sedang jadi Ketua Mahkamah Konstitusi, Hamdan Zoelva. Bicara MK, sekarang sedang marak berita soal putusan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) yang membatalkan pengangkatan Patrialis Akbar sebagai hakim konstitusi.

"Apakah juga ada kaitannya dengan kemungkinan reshuffle kabinet? Tanyakan kepada Pak SBY. Jangan kepada Bunda Putri," kata Anas dengan menyisipkan "sindiran" halus soal sosok misterius yang banyak disebut di beragam kasus di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi itu.

Terlepas dari semua dugaan dan skenario yang dia jabarkan, Anas mengatakan, pertemuan para tokoh politik tersebut harus dilihat pula bahwa saat ini silaturahim di antara para tokoh masih berjalan di tengah menghangatnya "cuaca" hukum dan politik. "Itu layak kita sambut gembira."

Sepanjang Kamis malam hingga Jumat (27/12/2013) dini hari, Anas menulis kultwit panjang seputar dinamika politik nasional, terutama terkait dengan bekas partainya itu. Kultwit itu menggunakan hashtag #cawapressby. 

Dalam kultwit yang panjang, Anas membuka cerita tentang SBY yang "terluka" oleh koalisi. Lalu dia menyisipkan komentar soal somasi untuk penulis Kompasiana. Sebagai pemuncak, dia mengutak-atik skenario yang mungkin terjadi bila SBY bersedia menjadi cawapres, diramu dengan bumbu pertemuan SBY, Prabowo, dan Yusril ini sebagai langkah penciptaan kartu politik baru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com