Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anas: Menimbang Duet Prabowo-SBY, Mega-Jokowi Pun Bisa Lewat...

Kompas.com - 28/12/2013, 15:07 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Presiden sekaligus Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono bertemu dengan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Majelis Syuro Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (24/12/2013). Apakah ini sinyal untuk cikal bakal koalisi menjelang Pemilu 2014?

"Menjelang 2014, tentu Pak SBY butuh membangun kerja sama politik baru, untuk kelanjutan program (kerja) serta keselamatan diri dan keluarga," kata mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, Jumat (27/12/2013). 

Angka elektabilitas Partai Demokrat dan Partai Gerindra saat ini, ujar dia, sama-sama butuh koalisi untuk bisa mengusung pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pemilu 2014.

"Tak mudah tembus batas presidensial," imbuh Anas. Saat ini dia memperkirakan, hanya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang akan bisa melewati ambang batas itu. Kemungkinan lainnya, sebut dia, adalah Partai Golkar, dengan syarat tak ada masalah yang menyerempet.

"Jadi, Pak SBY dan Pak Prabowo, PD dan Gerindra, sama-sama ada hajat untuk buka rintisan kerja sama. Hal yang wajar dalam politik," kata Anas. Koalisi masih jadi cara untuk mengusung kandidat bagi partai yang tak lolos ambang batas presidensial.

Duet Prabowo-SBY

Bila benar demikian, Anas berpendapat bahwa pasangan Prabowo dan SBY merupakan pasangan yang layak dipertimbangkan. "Bisa kuat," kata dia. 

Beberapa waktu lalu, Anas juga sudah melempar wacana bahwa pencalonan SBY sebagai calon wakil presiden pada Pemilu 2014 akan menyelamatkan Partai Demokrat.

Lagi-lagi, bila benar dugaan Partai Demokrat dan Gerindra sedang menjajaki kemungkinan "perkawinan politik" tersebut, kata Anas, maka pasangan Prabowo-SBY diperkirakan bahkan bisa mengungguli Megawati Soekarnoputri dan Joko Widodo.

Megawati adalah Ketua Umum PDI Perjuangan. Adapun Joko Widodo yang dikenal luas dengan panggilan Jokowi adalah Gubernur DKI Jakarta yang banyak digadang-gadang melaju ke pemilu presiden, sekalipun belum pernah ada pernyataan dari PDI Perjuangan, yang mengusungnya ke kursi DKI 1.

"Saya menduga jika nanti (pada) 2014, Prabowo-SBY bertanding dengan Megawati-Jokowi, (hasilnya) akan dimenangkan Prabowo-SBY," kata Anas. Sejauh ini dia mengaku tak tahu inisiator skenario duet Prabowo-SBY, jika memang benar ada skenario semacam itu.

"(Namun) saya yakin kalau Pak SBY mau jadi cawapres, (dia) akan jadi yang paling favorit dan jadi rebutan para capres," ujar Anas. Dia pun mengatakan bahwa wacana ini bukan mementahkan konvensi calon presiden bekas partainya yang sekarang sedang bergulir.

"Guna konvensi, bekerja menaikkan (elektabilitas) Demokrat dan cari capres," ujar Anas. Dengan berkelakar, dia mengingatkan bahwa nama kegiatan itu sejak awal adalah "konvensi capres".

Peran Yusril

Anas berkeyakinan bila SBY bersedia maju lagi dalam Pemilu Presiden 2014 yang kali ini sebagai cawapres, maka banyak partai yang akan turut memetik manfaat politik. Lagi pula, kata dia, ada sinyal lain yang juga mulai berkelip dari pertemuan di istana itu. Kali ini terkait Yusril.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

Nasional
Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

Nasional
Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Nasional
PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

Nasional
Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Nasional
Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Nasional
Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com