"Menjelang 2014, tentu Pak SBY butuh membangun kerja sama politik baru, untuk kelanjutan program (kerja) serta keselamatan diri dan keluarga," kata mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, Jumat (27/12/2013).
Angka elektabilitas Partai Demokrat dan Partai Gerindra saat ini, ujar dia, sama-sama butuh koalisi untuk bisa mengusung pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pemilu 2014.
"Tak mudah tembus batas presidensial," imbuh Anas. Saat ini dia memperkirakan, hanya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang akan bisa melewati ambang batas itu. Kemungkinan lainnya, sebut dia, adalah Partai Golkar, dengan syarat tak ada masalah yang menyerempet.
"Jadi, Pak SBY dan Pak Prabowo, PD dan Gerindra, sama-sama ada hajat untuk buka rintisan kerja sama. Hal yang wajar dalam politik," kata Anas. Koalisi masih jadi cara untuk mengusung kandidat bagi partai yang tak lolos ambang batas presidensial.
Duet Prabowo-SBY
Bila benar demikian, Anas berpendapat bahwa pasangan Prabowo dan SBY merupakan pasangan yang layak dipertimbangkan. "Bisa kuat," kata dia.
Beberapa waktu lalu, Anas juga sudah melempar wacana bahwa pencalonan SBY sebagai calon wakil presiden pada Pemilu 2014 akan menyelamatkan Partai Demokrat.
Lagi-lagi, bila benar dugaan Partai Demokrat dan Gerindra sedang menjajaki kemungkinan "perkawinan politik" tersebut, kata Anas, maka pasangan Prabowo-SBY diperkirakan bahkan bisa mengungguli Megawati Soekarnoputri dan Joko Widodo.
Megawati adalah Ketua Umum PDI Perjuangan. Adapun Joko Widodo yang dikenal luas dengan panggilan Jokowi adalah Gubernur DKI Jakarta yang banyak digadang-gadang melaju ke pemilu presiden, sekalipun belum pernah ada pernyataan dari PDI Perjuangan, yang mengusungnya ke kursi DKI 1.
"Saya menduga jika nanti (pada) 2014, Prabowo-SBY bertanding dengan Megawati-Jokowi, (hasilnya) akan dimenangkan Prabowo-SBY," kata Anas. Sejauh ini dia mengaku tak tahu inisiator skenario duet Prabowo-SBY, jika memang benar ada skenario semacam itu.
"(Namun) saya yakin kalau Pak SBY mau jadi cawapres, (dia) akan jadi yang paling favorit dan jadi rebutan para capres," ujar Anas. Dia pun mengatakan bahwa wacana ini bukan mementahkan konvensi calon presiden bekas partainya yang sekarang sedang bergulir.
"Guna konvensi, bekerja menaikkan (elektabilitas) Demokrat dan cari capres," ujar Anas. Dengan berkelakar, dia mengingatkan bahwa nama kegiatan itu sejak awal adalah "konvensi capres".
Peran Yusril
Anas berkeyakinan bila SBY bersedia maju lagi dalam Pemilu Presiden 2014 yang kali ini sebagai cawapres, maka banyak partai yang akan turut memetik manfaat politik. Lagi pula, kata dia, ada sinyal lain yang juga mulai berkelip dari pertemuan di istana itu. Kali ini terkait Yusril.