Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/12/2013, 09:38 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat sudah menerima surat jawaban dari Wakil Presiden Boediono pada Selasa (18/12/2013) malam terkait pemanggilan Boediono sebagai mantan Gubernur Bank Indonesia oleh tim pengawas kasus Bank Century. Boediono menyatakan tidak akan hadir dalam rapat Timwas Century. Apa alasannya?

Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso mengatakan, surat yang diterima pimpinan DPR dengan kop pribadi bertuliskan "Boediono" itu berisikan delapan poin.

"Intinya, beliau tidak dapat memenuhi undangan DPR, timwas Century dengan alasan-alasan yang tertulis secara argumentasi tertata baik, santun, dan bertutur. Dia mengatakan sudah cukup memberikan keterangan sebanyak dua kali dalam Pansus," ucap Priyo di Kompleks Parlemen, Selasa (16/12/2013) malam.

Priyo menambahkan, Boediono juga menyebutkan bahwa saat ini kasus Century sudah ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kejaksaan Agung, dan kepolisian. Oleh karena itu, lanjut Priyo, Boediono lebih menghormati proses penegakan hukum dilakukan terlebih dulu.

"Beliau juga merasa ketika masih dalam pansus angket, beliau kooperatif menjalani pemeriksaan di KPK. Menurut pandangannya, menjaga kekuasaan kehakiman itu sikap yang harus dihormati," kata Priyo.

Priyo menyatakan menghormati jawaban Boediono tersebut. Namun, dia belum bisa memastikan reaksi Timwas Century nantinya atas penolakan Boediono ini.

"Kalau nanti ada pandangan-pandangan yang memosisikan tidak sependapat dan mengkritik, saya tetap menyarankan kepada anggota DPR dan timwas Century untuk tetap menghormati jabatan beliau sebagai Wapres. Kita akan cari jalan keluar paling baik, tidak perlu mempermalukan pihak mana pun juga," tutur Priyo.

Menurutnya, keputusan apakah Timwas Century akan kembali melayangkan surat kedua kepada Boediono masih menunggu hasil rapat Timwas Century sebelum masa sidang DPR ditutup pada 19 Desember.

"Saya pastikan tindak lanjut soal jadi atau tidaknya pak Boediono ke DPR akan diputuskan setelah Januari," ucap Priyo.

Timwas Century sepakat untuk memanggil Boediono untuk mengklarifikasi pernyataannya setelah pemeriksaan KPK di Istana Wapres, beberapa waktu lalu. Ketika itu, Boediono diperiksa dengan kapasitasnya sebagai mantan Gubernur Bank Indonesia untuk menggali informasi mengenai keputusan Bank Indonesia dalam pemberian fasilitas pendanaan jangka pendek (FPJP). Pertanyaan seputar krisis merupakan upaya penyidik KPK untuk mendapatkan gambaran akurat mengingat sebelumnya mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla tidak melihat ada krisis.

Mengenai kondisi krisis pada Oktober-November 2008, menurut Boediono, hal itu cukup mengancam perekonomian Indonesia. Kegagalan suatu institusi keuangan, sekecil apa pun, bisa menimbulkan dampak domino atau krisis sistemik. Saat itu, Indonesia tidak menerapkan blanket guarantee yang menjamin semua deposito simpanan di bank sehingga langkah penyelamatan Bank Century menjadi satu-satunya cara agar tidak terjadi krisis sistemik.

Boediono meyakini, langkah penyelamatan atau pengambilalihan Bank Century merupakan langkah yang tepat. Hal itu terbukti dengan situasi krisis yang dapat dilewati pada 2009 dan perekonomian Indonesia terus tumbuh. Bahkan, pada tahun 2012 pertumbuhan ekonomi menempati peringkat kedua dunia, di bawah China.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com