Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tolak Panggilan Timwas Century, Boediono Dinilai Jadikan KPK Tameng

Kompas.com - 18/12/2013, 07:28 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Presiden Boediono menolak memenuhi panggilan Tim Pengawas DPR untuk Kasus Bank Century (Timwas Century). Penolakan ini dinilai sebagai ketidakpahaman Boediono terhadap arti pembentukan Timwas sekaligus memperlihatkan kesan Boediono menjadikan Komisi Pemberantasan Korupsi sebagai tameng.

"Pak Boediono keliru karena sebagaimana fungsi pengawasan DPR umumnya, maka pengawasan dewan tak hanya berupa pertanyaan, tapi bahkan juga bisa sampai pada penyidikan melalui angket," kata anggota Timwas Century, Fahri Hamzah, Rabu (18/12/2013). Dia mengaku sudah membaca surat penolakan Boediono yang dikirimkan kepada pimpinan DPR.

Fahri mengatakan, surat Boediono menyebutkan sejumlah alasan yang melatari penolakannya memenuhi panggilan Timwas Century. Salah satunya, sebut Fahri, tak ingin mengganggu proses hukum yang sekarang berjalan di KPK terkait skandal tersebut.

Padahal, kata Fahri, fungsi pengawasan DPR tidak dapat dibatasi hanya pasif menonton proses penuntasan skandal Bank Century yang sudah lima tahun tak kunjung tuntas. Timwas, ujar dia, berhak mencari tahu bahkan dapat membuka kembali penyelidikan untuk mengetahui penyebab penuntasan kasus Century molor dan terkesan tersandera.

Fahri berharap Boediono memenuhi panggilan Timwas Century. Menurut dia, Timwas hanya akan meminta klarifikasi tentang beberapa hal yang relevan dengan perkara dan posisi Boediono sebagai Gubernur Bank Indonesia dalam perkara itu.

Undang-undang, imbuh Fahri, juga mewajibkan setiap orang yang dipanggil DPR untuk hadir. Pemanggilan paksa pun dimungkinkan ketika tiga kali panggilan tak dipenuhi. "Boediono nampak ingin menjadikan KPK sebagai alasan, padahal DPR hanya perlu mendengar Pak Boediono. Saya imbau Pak Boediono menjaga suasana yang baik," kata dia.

Rapat Timwas Century yang dihadiri semua fraksi di DPR sepakat memanggil Boediono untuk hadir pada 18 Desember 2013. Wakil Ketua DPR Pramono Anung Wibowo yang memimpin rapat itu mengatakan pemanggilan merupakan keputusan yang diambil secara mufakat.

Menurut Pramono, Boediono akan diminta mengonfirmasi keputusan soal pengucuran fasilitas pendanaan jangka pendek (FPJP) kepada Bank Century, yang diambil saat Boediono menjadi Gubernur Bank Indonesia.

Timwas, kata Pramono, akan mengikuti protokoler Wakil Presiden untuk pemeriksaan ini dan tak akan mencampuri proses hukum yang berjalan di KPK. Boediono sudah diperiksa penyidik KPK terkait proses hukum itu.

Situasi seputar krisis disebut mendominasi pertanyaan penyidik KPK kepada Boediono, untuk mendapatkan gambaran akurat soal situasi ketika keputusan terkait Bank Century diambil. Sebelumnya, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan tidak melihat ada ancaman krisis ketika dana talangan dikucurkan untuk Bank Century.

Namun, Boediono sebaliknya mengatakan bahwa pada rentang Oktober sampai November 2008 ada ancaman krisis menghadang Indonesia. Kegagalan satu institusi kecil sekalipun, ujar dia, akan memicu dampak domino atau sistemik. Terlebih lagi, saat itu Indonesia tak menerapkan blanket guarantee, jaminan perlindungan penuh atas seluruh dana nasabah di perbankan.

Dengan dasar pertimbangan itu, kata Boediono, setelah menjalani pemeriksaan KPK, penyelamatan Bank Century dipilih untuk mencegah terjadinya krisis sistemik. Dia berkeyakinan kebijakan itu merupakan langkah yang tepat.

Buktinya, kata Boediono, Indonesia dapat melewati krisis keuangan global dan perekonomian pun terus tumbuh, bahkan sempat mencatatkan pertumbuhan tertinggi kedua di bawah China pada 2012.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Tanggapi Ide 'Presidential Club' Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Tanggapi Ide "Presidential Club" Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Nasional
6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com