Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Sebenarnya Motif Prabowo Bantu TKI Wilfrida Soik?

Kompas.com - 16/11/2013, 20:06 WIB
Deytri Robekka Aritonang

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto sangat aktif melakukan upaya untuk membantu Wilfrida Soik bebas dari ancaman hukuman mati di Malaysia. Apa sebenarnya motif yang meletarbelakangi Prabowo sampai bolak-balik turun langsung ke Malaysia?

Prabowo mengaku terpanggil untuk membantu pemerintah mengurus Wilfrida Soik, TKI di Malaysia yang terancam hukuman mati dengan satu alasan. Ia memaklumi tugas pemerintah cukup banyak sehingga perlu membantu.

Namun, dia tidak menghakimi pemerintah tidak mau mengurus tenaga kerja Indonesia (TKI). Soal perhatian pemerintah, ia mengatakan, tugas pemerintah cukup banyak. Di Malaysia saja, kata Prabowo, ada sekitar 3 juta orang TKI, 2 juta orang di antaranya ilegal. 

"Kita sebagai warga negara di mana bisa memperkuat usaha pemerintah. Itu panggilan. Jangan berpikir negatif, harus positif. Pemerintah kita ini tugasnya banyak," kata Prabowo sebelum bertolak ke Malaysia di Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu (16/11/2013).

Selain itu, ia mengaku banyak mengenal beberapa pejabat di Malaysia. Karena itulah, kata Prabowo, ia merasa dapat berperan aktif melakukan advokasi terhadap Wilfrida.

"Jadi bagaimana kebetulan hubungan saya dengan pejabat di sana cukup baik. Jadi saya membantu," kata dia. 

Ia mengatakan, kedatangannya ke Malaysia, juga untuk menemui Duta Besar Indonesia untuk Malaysia Hermat Prayitno. Menurutnya, Herman sudah memberi porsi perhatian yang cukup dalam kasus Wilfrida.

Prabowo langsung turun tangan mengurus Wilfrida di Malaysia. Sabtu sore ini, ia bertolak ke Negeri Jiran itu untuk menemui tim hukumnya dan Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Malaysia dan Kesultanan Kelantan. Prabowo juga akan mengikuti sidang Wilfrida Minggu (17/11/2013) besok.

Wilfrida, TKI asal Belu, Nusa Tenggara Timur, telah tiga tahun mendekam di Penjara Pangkalan Chepa, Kota Nharu, Kelantan, Malaysia. Ia telah menjalani beberapa kali persidangan di Mahkamah Tinggi Kota Bahru. Ia ditangkap polisi Daerah Pasir Mas di sekitar Kampung Chabang Empat, Tok Uban, Kelantan karena dituduh melakukan tindak pidana pembunuhan terhadap Yeap Seok Pen (60). Wilfrida terancam hukuman mati atas dakwaan pembunuhan dan melanggar Pasal 302 Penal Code (Kanun Keseksaan) Malaysia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com