Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden: Terserah, Pilkada Langsung atau di DPRD

Kompas.com - 01/11/2013, 22:07 WIB
Sandro Gatra

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengaku menerima apa pun keputusan terkait mekanisme pemilu kepala daerah, apakah tetap dengan pemilu langsung atau melalui mekanisme pemilihan di DPRD. Hanya, Presiden berharap pihak terkait memikirkan dengan baik sebelum mengambil keputusan.

"Terserahlah. Yang penting mau bangsa ini seperti apa. Tapi, bukan trial and error. Pikirkan dalam-dalam mana yang lebih baik untuk bangsa ini," kata Presiden saat bertemu ratusan peserta Program Pendidikan Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) tahun 2013 di Istana Negara, Jakarta, Jumat (1/11/2013).

Presiden mengatakan, pilkada langsung jika dilaksanakan dengan baik akan bermanfaat untuk demokrasi. Rakyatlah yang memiliki kedaulatan untuk memilih pemimpin. Namun, untuk menghasilkan pemimpin yang baik, kata dia, rakyat mesti tahu mengapa memilih calon tertentu.

"Tantangannya adalah manakala rakyat sendiri belum siap, belum memahami mengapa yang dipilih si A, bukan B," kata Presiden.

Masalah lain selama pilkada langsung, tambah SBY, terjadi kegaduhan yang luar biasa. Pasangan yang tidak menerima kekalahan lalu melakukan tindakan anarkistis. Selain itu, hampir semua pihak yang kalah membawa sengketa pemilukada ke Mahkamah Konstitusi.

Lalu, ketika kini muncul keinginan mengembalikan proses pemilukada ke DPRD, Presiden bertanya, apakah pilihan itu bakal membuat lebih bagus? Pertanyaan lain, bagaimana jika ada politik uang ketika proses pemilihan di DPRD?

"Ini Pak Gamawan Fauzi (Mendagri) terus mengembangkan pikiran beserta pihak lain. Nanti kalau memang pilihannya paling baik untuk pemilihan bupati/wali kota tidak langsung, asalkan dijamin tidak ada money politics dan penyimpangan, boleh juga kita ke situ," kata Presiden.

Seperti diberitakan, Kementerian Dalam Negeri mendorong agar pemilu kepala daerah dikembalikan ke DPRD ketika membahas UU Pemilukada. Alasannya berbagai macam, seperti tingginya biaya pemilu yang mengakibatkan kepala daerah korupsi.

Adapun pandangan di DPR terbelah, ada yang mendukung sikap pemerintah, ada pula yang ingin tetap pemilukada langsung. UU tersebut ditargetkan akan rampung tahun ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 30 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pakar Sebut Penyitaan Aset Judi Online Bisa Lebih Mudah jika Ada UU Perampasan Aset

Pakar Sebut Penyitaan Aset Judi Online Bisa Lebih Mudah jika Ada UU Perampasan Aset

Nasional
Eks Pejabat Kemenkes Sebut Harga APD Covid-19 Ditentukan BNPB

Eks Pejabat Kemenkes Sebut Harga APD Covid-19 Ditentukan BNPB

Nasional
Transaksi Judi 'Online' Meningkat, Kuartal I 2024 Tembus Rp 101 Triliun

Transaksi Judi "Online" Meningkat, Kuartal I 2024 Tembus Rp 101 Triliun

Nasional
Hari Ini, Gaspol Ft Sudirman Said: Pisah Jalan, Siap Jadi Penantang Anies

Hari Ini, Gaspol Ft Sudirman Said: Pisah Jalan, Siap Jadi Penantang Anies

Nasional
Habiburokhman: Judi 'Online' Meresahkan, Hampir Tiap Institusi Negara Jadi Pemainnya

Habiburokhman: Judi "Online" Meresahkan, Hampir Tiap Institusi Negara Jadi Pemainnya

Nasional
Baru 5 dari 282 Layanan Publik Pulih Usai PDN Diretas

Baru 5 dari 282 Layanan Publik Pulih Usai PDN Diretas

Nasional
Penerbangan Garuda Indonesia Tertunda 12 Jam, Jemaah Haji Kecewa

Penerbangan Garuda Indonesia Tertunda 12 Jam, Jemaah Haji Kecewa

Nasional
Perdalam Pengoperasian Jet Tempur Rafale, KSAU Kunjungi Pabrik Dassault Aviation

Perdalam Pengoperasian Jet Tempur Rafale, KSAU Kunjungi Pabrik Dassault Aviation

Nasional
Cek Harga di Pasar Pata Kalteng, Jokowi: Harga Sama, Malah di Sini Lebih Murah

Cek Harga di Pasar Pata Kalteng, Jokowi: Harga Sama, Malah di Sini Lebih Murah

Nasional
Kasus Korupsi Pengadaan Lahan JTTS, KPK Sita 54 Bidang Tanah dan Periksa Sejumlah Saksi

Kasus Korupsi Pengadaan Lahan JTTS, KPK Sita 54 Bidang Tanah dan Periksa Sejumlah Saksi

Nasional
Jokowi Klaim Program Bantuan Pompa Sudah Mampu Menambah Hasil Panen Padi

Jokowi Klaim Program Bantuan Pompa Sudah Mampu Menambah Hasil Panen Padi

Nasional
Soal Izin Usaha Tambang Ormas Keagamaan, Pimpinan Komisi VII Ingatkan Prinsip Kehati-hatian dan Kepatutan

Soal Izin Usaha Tambang Ormas Keagamaan, Pimpinan Komisi VII Ingatkan Prinsip Kehati-hatian dan Kepatutan

Nasional
Jokowi Pastikan Beras Bansos Berkualitas Premium, Tak Berwarna Kuning dan Hitam

Jokowi Pastikan Beras Bansos Berkualitas Premium, Tak Berwarna Kuning dan Hitam

Nasional
Minta Pemerintah Tetapkan Jadwal Pelantikan Kepala Daerah, Ketua KPU: Kalau Tak Ada, Bakal Repot

Minta Pemerintah Tetapkan Jadwal Pelantikan Kepala Daerah, Ketua KPU: Kalau Tak Ada, Bakal Repot

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com