Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Cara SBY Hadapi Realitas

Kompas.com - 28/10/2013, 09:05 WIB
Wisnu Nugroho,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Sumber hhhhhhhhhh

KOMPAS.com
- Kenapa Anda kecewa? Jawabannya bisa macam- macam. Namun, pada umumnya, orang kecewa karena mendapati kenyataan atau realitas yang tidak sesuai dengan harapan. Setelah kecewa, apa reaksi Anda?

Untuk memilih reaksi saat kecewa, umumnya orang lebih berhati-hati. Salah memberi reaksi bisa melipatgandakan kekecewaan. Ketika kekecewaan berlipat ganda, beban justru bertambah, bukan berkurang. Karena itu, para psikolog menyarankan agar energi positif atau emosi positif tetap dipelihara saat kecewa, bukan sebaliknya.

Namun, di tengah berlimpahnya realitas di sekitar kita yang tidak sesuai dengan harapan, bagaimana kita bisa mengelola kecewa? Jawabannya tidak mudah meskipun bisa dilakukan juga. Contohnya nyata, ada di dalam ingatan kolektif kita.

Untuk Anda yang lupa, ini kisahnya. Tempatnya di kawasan Sentul, Bogor, Jawa Barat. Kejadiannya, Minggu, 12 Februari 2006. Memang, sudah tujuh tahun kejadiannya. Namun, tokoh yang ada dalam peristiwa ini dekat dengan kita hingga hari-hari ini. Dia adalah Susilo Bambang Yudhoyono.

Tidak banyak yang berbeda kondisi tujuh tahun lalu dengan kondisi hari-hari ini. Seperti tujuh tahun lalu, SBY saat ini masih menjadi Presiden Republik Indonesia. Bedanya hanya nomor polisi sedan antipeluru yang ditumpangi. Saat ini, SBY menggunakan sedan kepresidenan dengan nomor polisi RI 1. Tujuh tahun lalu, nomor polisinya B 1. Saat ini, B 1 diperuntukkan bagi kendaraan dinas Gubernur DKI Jakarta.

Tujuh tahun lalu, di ruas Jalan Tol Jagorawi menuju Bogor, Kilometer 30.100, sedan yang ditumpangi SBY dan Ny Ani Yudhoyono terhenti karena macet parah. Raungan sirene mobil polisi dan enam motor besar pengawal yang berjalan zig-zag tak sanggup menembus macet yang sudah terjadi sejak dua jam sebelumnya. Karena sia-sia dan menambah berpeluang kejengkelan, sirene dimatikan.

Panas terik pukul 14.15 dan sorotan ratusan mata pengguna jalan membuat SBY membuka kaca, disusul Ny Ani yang duduk di samping kirinya. Meskipun dahi penuh peluh, SBY tetap menebar senyum saat melambaikan tangan kepada pengendara yang sama-sama terjebak macet. Tak satu pun kendaraan roda empat bisa bergerak bebas sampai Kilometer 33, gerbang Sirkuit Sentul. Di Sirkuit Sentul, pukul 15.00, SBY harus membuka salah satu sesi balapan A1.

Masih dengan senyum yang ditebar, SBY keluar dari sedan. Dengan membonceng motor besar pengawalnya, SBY menembus macet menuju Sirkuit Sentul. Beberapa menit sebelum balapan dimulai, SBY tiba di sirkuit. Tepuk tangan membahana semua orang yang memadati sirkuit didapat. Senyum SBY lantas lebih mengembang.

Namun, itu tujuh tahun lalu. Saat itu, apa yang didapat Joko Widodo hari-hari ini dinikmati SBY. "Media darling" namanya.

Kini, meskipun jabatan Presiden masih disandang dan akan diakhiri, persoalan bukannya berkurang. Posisi SBY sebagai Ketua Umum Partai Demokrat pasti menambah soal. Terlebih realitas yang ditatap tidak sesuai harapan. Hasil survei sejumlah lembaga yang kerap dianggap sebagai realitas sudah menunjukkan. (Wisnu Nugroho)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com