Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Popularitas Jokowi Tak Dongkrak Elektabilitas PDIP

Kompas.com - 20/10/2013, 15:57 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Elektabilitas Joko Widodo (Jokowi) dalam berbagai survei memang tinggi. Namun, hal itu tidak berbanding lurus dengan elektabilitas partai yang menaunginya, PDI Perjuangan.

Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Adjie Alfaraby mengatakan, tidak mampunya Jokowi mendongkrak elektabilitas partainya tercatat jelas berdasarkan hasil survei yang dilakukan LSI pada September-Oktober 2013. Dalam survei tersebut, elektabilitas PDI Perjuangan ada di posisi stagnan meski nama Jokowi terus melambung selama sekitar satu tahun ini dan digadang-gadang akan diusung menjadi calon presiden.

"Tidak terlihat pengaruh signifikan wacana Jokowi sebagai capres atas dukungan PDI-P," kata Adjie, di Kantor LSI, Jakarta, Minggu (20/10/2013).

Tak mampunya Jokowi mendongkrak elektabilitas PDI Perjuangan dinilai salah satunya karena publik menganggap Gubernur DKI Jakarta itu sebagai kader luar, dan tak ingin mengaitkannya dengan partai berlambang banteng tersebut.

Dalam catatan LSI, elektabilitas PDI Perjuangan pada Oktober 2012 sebesar 17,2 persen, naik sebesar 1,6 persen menjadi 18,8 persen pada Maret 2013. Namun, sampai Oktober 2013, elektabilitas partai pimpinan Megawati Soekranoputri itu masih nangkring di kisaran 18,7 persen, turun 0,1 persen dibanding hasil penelitian sebelumnya.

LSI melakukan surveinya pada 12 September 2013 sampai 5 Oktober 2013. Metode yang digunakan adalah multistage random sampling dengan jumlah responden awal sebanyak 1.200.

Proses wawancara menggunakan kuisioner dan tatap muka dengan margin of erro sekitar 2,9 persen. Sumber dana sebesar Rp 400 juta yang dikeluarkan untuk membiayai survei ini berasal dari internal LSI. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com