Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPP: Menteri Agama Tak "Ngambek", Cuma Miskomunikasi

Kompas.com - 03/09/2013, 13:45 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Dewan Pakar Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Ahmad Yani, membantah bahwa Ketua Umum PPP Suryadharma Ali ngambek lantaran waktu pidatonya dipotong oleh suara azan. Yani yakin Menteri Agama tidak kecewa dan semua yang terjadi hanya kesalahan komunikasi.

Yani menjelaskan, menghentikan pidato saat azan berkumandang bukan pertama kali dialami oleh Suryadharma. Tak hanya di internal PPP, tetapi anggota Komisi III DPR ini juga menyatakan semua kegiatan di parlemen atau saat berkunjung ke daerah berhenti ketika azan berkumandang.

"Kalau ada suara azan (kegiatan) stop, sudah biasa. Ini miskomunikasi aja dengan pihak penyelenggara," kata Yani di Kompleks Gedung Parlemen, Jakarta, Selasa (3/9/2013).

Kompas.com/Sabrina Asril Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Ahmad Yani.

Wakil Ketua Fraksi PPP ini mengaku telah mengklarifikasi mengenai peristiwa yang dialami oleh Suryadharma. Ia tegaskan, Suryadharma pergi meninggalkan acara bukan karena kecewa karena waktunya pidato dipotong kumandang azan, tetapi karena harus menghadiri agenda lain yang telah terjadwal.

"Fakta di sana tidak ada yang bilang marah. Pak SDA (Suryadharma Ali) langsung pergi karena ada jadwal harus menghadiri kegiatan lain," ujarnya.

Untuk diketahui, insiden kecil berbuntut panjang dialami Menteri Agama Suryadharma Ali saat memberikan sambutan di Masjid Agung Kabupaten Tasikmalaya, Senin (2/9/2013). Sambutan Suryadharma harus berhenti saat tiba-tiba suara seorang muazin mengumandangkan azan dzuhur.

Suryadharma, yang tengah serius memberikan sambutan, langsung terhenyak. Ia menunduk, tetapi kemudian kembali menegakkan kepalanya. Posisi itu dilakukannya hingga azan berakhir.

Entah karena sudah tak mood, Suryadharma langsung menyudahi sambutannya begitu muazin selesai adzan. Kejadian itu terjadi saat Suryadharma menghadiri acara pemberian bantuan untuk lembaga keagamaan dan para mantan anggota Jemaah Ahmadiyah yang memeluk agama Islam.

Acara itu dihadiri ibu-ibu pengajian, organisasi massa, dan Dharma Wanita Kementerian Agama Kabupaten Tasikmalaya. Seusai acara, Suryadharma tampak terburu-buru menuju kendaraan. Namun, ia sempat mempertanyakan insiden yang menimpanya.

Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum beberapa kali memohon maaf atas insiden tersebut. Suryadharma juga sempat menolak meresmikan proyek bangunan keagamaan. Langkah Menteri Agama menuju kendaraan baru terhenti setelah para wartawan mengerubutinya. Saat diwawancarai sejumlah wartawan, Suryadharma mengungkapkan rasa kecewa atas insiden yang menimpanya. Uu juga mengaku prihatin atas insiden tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

Nasional
PDI-P Mundur Jadi Pihak Terkait Perkara Pileg yang Diajukan PPP di Sumatera Barat

PDI-P Mundur Jadi Pihak Terkait Perkara Pileg yang Diajukan PPP di Sumatera Barat

Nasional
Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

Nasional
Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Nasional
Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Nasional
MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

Nasional
Paradoks Sejarah Bengkulu

Paradoks Sejarah Bengkulu

Nasional
Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Nasional
Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Nasional
Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Nasional
Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Nasional
Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Nasional
Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Nasional
Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Nasional
Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com