Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rudi Rubiandini: Saya "Ditembak" dari Samping...

Kompas.com - 26/08/2013, 18:41 WIB
Fitri Nur Arifenie

Penulis

Sumber Kontan

JAKARTA, KOMPAS.com —
Setelah lama bungkam, mantan Kepala Satuan Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Rudi Rubiandini, akhirnya mau bicara blak-blakan kepada sejumlah wartawan terkait kasus dugaan suap tender minyak mentah yang membelitnya.

Senin (26/8/2013) pagi, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memberikan kesempatan kepada sejumlah wartawan media untuk menemui Rudi secara bergiliran di ruang tahanan KPK.

Saat ditemui Kontan sekitar pukul 10.50 WIB, Rudi yang mengenakan rompi tahanan KPK berwarna oranye dan kemeja putih terlihat santai menjawab semua pertanyaan Kontan. Hanya sekitar 15 menit, Kontan mendapatkan kesempatan mewawancarai Rudi.

Rudi tak sendiri saat sesi wawancara. Ia bersama sang istri dan salah satu anak perempuannya yang setia menemani Rudi selama menjalani proses hukum di KPK.

Seperti diketahui, KPK pada Selasa (13/8/2013) malam menangkap Rudi di rumah dinasnya di Jalan Brawijaya VIII/30 Jakarta Selatan. Rudi ditangkap karena diduga menerima suap dari Simon Gunawan Tanjaya, seorang petinggi perusahaan trader minyak asal Singapura, Kernel Oil, Pte, Ltd. 

Kepada Kontan, pria kelahiran Tasikmalaya, Jawa Barat, 51 tahun silam itu membantah dugaan tersebut.

"Saya tidak tahu ada uang di dalam tas Deviardi," katanya.

Deviardi alias Ardi adalah pelatif golf yang turut ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK karena diduga sebagai orang yang membawakan uang suap kepada Rudi dari pihak Kernel Oil senilai 400.000 dollar AS. Uang itu diduga sebagai pelicin terkait tender penjualan minyak mentah negara yang berasal dari kilang di Senipah. Pemenang tender ini sudah diumumkan oleh SKK Migas.

Lalu, apa yang diketahui Rudi soal dugaan suap itu? Selengkapnya, berikut wawancara wartawan Kontan, Fitri Nur Arifenie, dengan Rudi Rubiandini seputar penangkapan dirinya oleh KPK:

Apa kabar Pak Rudi?
Kabar saya baik. Di sini saya bisa beribadah membaca Al Quran setelah sehabis salat, yang selama ini mungkin saya agak susah mencari waktunya.

Bisa diceritakan apa yang terjadi dalam kasus hukum Anda?
Sebenarnya sudah ada yang memperingati kejatuhan saya. Saya akan jatuh di bulan Agustus, tetapi, ya, sudah saya terima. Tugas saya di SKK Migas itu mengamankan penerimaan negara Rp 450 triliun, itu yang saya perjuangkan. Perang saya di situ, tetapi ini diguncang dari samping Rp 10 miliar yang tidak bisa saya tolak.

Jadi, Anda terjatuh?
Saya jatuh bukan di medan perang, melainkan oleh orang-orang yang berada di samping saya. Saya berjuang sendiri, bekerja dari jam setengah enam pagi sampai tengah malam tidak berarti apa-apa dengan adanya kasus ini. Saya dihantam kiri kanan, depan belakang, dan luar dalam.

Benar ada ancaman kepada diri Anda?
Sebelum ditangkap, saya menerima ancaman pada 2-3 bulan sebelumnya. Ada isu demo, mengancam akan mendongkel saya dari SKK Migas. Uang yang saya kejar itu hampir mencapai Rp 450 triliun. Saya sudah berusaha untuk merapikan industri ini tetapi ada angin kecil seperti ini. Saya ini sedang membenahi tata kelola migas, tentu banyak yang merasa terganggu dengan apa yang saya lakukan. Yang jelas saya ini tidak pernah korupsi, tidak ikut mengurusi proyek-proyek. Tekanan muncul dari mana-mana, lihat sendiri kalau di DPR seperti apa ke saya. Tetapi, ternyata ditembaknya dari samping.

Mengapa bisa ada uang di rumah Anda?
Semua berawal dari lapangan golf. Kalau saya tidak main golf, pasti juga tidak akan seperti ini (sambil mengelus dada). Yang penting saya tidak korupsi, tidak peras orang. Memang salah saya ada orang yang kasih, saya terima.

Saya bukan malaikat, saya bukan orang suci. Namun, saya tidak pernah memeras kontraktor atau meminta uang kepada mereka. Kalau sekarang ada yang memberi gratifikasi dalam jumlah yang besar, saya pun tidak tahu, dan tahu-tahu ada di rumah saya, ya bagaimana.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

Nasional
Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

Nasional
Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

Nasional
PTUN Gelar Sidang Perdana PDI-P Kontra KPU Hari Ini

PTUN Gelar Sidang Perdana PDI-P Kontra KPU Hari Ini

Nasional
Profil Andi Gani, Tokoh Buruh yang Dekat dengan Jokowi Kini Jadi Staf Khusus Kapolri

Profil Andi Gani, Tokoh Buruh yang Dekat dengan Jokowi Kini Jadi Staf Khusus Kapolri

Nasional
Timnas Lawan Irak Malam Ini, Jokowi Harap Indonesia Menang

Timnas Lawan Irak Malam Ini, Jokowi Harap Indonesia Menang

Nasional
Peringati Hardiknas, KSP: Jangan Ada Lagi Cerita Guru Terjerat Pinjol

Peringati Hardiknas, KSP: Jangan Ada Lagi Cerita Guru Terjerat Pinjol

Nasional
Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

Nasional
Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat 'Smart Card' Haji dari Pemerintah Saudi

Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat "Smart Card" Haji dari Pemerintah Saudi

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

Nasional
Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

Nasional
Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

Nasional
Meneropong Kabinet Prabowo-Gibran, Menteri 'Triumvirat' dan Keuangan Diprediksi Tak Diisi Politisi

Meneropong Kabinet Prabowo-Gibran, Menteri "Triumvirat" dan Keuangan Diprediksi Tak Diisi Politisi

Nasional
Dewas KPK Gelar Sidang Perdana Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Dewas KPK Gelar Sidang Perdana Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Nasional
Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com