Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka adalah Korban Kemiskinan

Kompas.com - 22/08/2013, 11:42 WIB
Runik Sri Astuti,
Dahlia Irawati

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur sebesar 7,2 persen yang melampaui nasional tak berbanding lurus dengan taraf kehidupan warganya. Orang-orang yang terpasung karena penyakit jiwa masih marak ditemukan. Inilah akibat kemiskinan dan cara pandang yang keliru terhadap penyakit.

Rusdi (50) jongkok di ruang tamu rumah neneknya di Desa Purworejo, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Kamis (18/7). Tangan kanannya menggaruk lantai tanah, sementara tangan kirinya terikat rantai besi pada tiang bambu penyangga atap. Sehelai tikar pandan usang di sampingnya. Itulah yang menjadi teman tidur Rusdi di kala malam.

Aktivitas biologis, termasuk buang air kecil dan besar, dilakukan di tempat yang sama. Mandi sekali sepekan merupakan aktivitas mewah baginya.

Sirah (80), kakak Rusdi, mengatakan, adik kelimanya itu sudah lebih dari 30 tahun hidup terpasung. Waktu lahir, kondisi Rusdi normal. Gangguan kejiwaan dideritanya ketika remaja. ”Waktu itu dia pulang kerja dari rumah majikannya. Tiba-tiba tertawa sendiri dan marah-marah. Terpaksa saya ikat supaya tidak melukai orang dan tidak keluyuran,” ujarnya.

Di Jawa Timur, orang-orang terpasung seperti ini tersebar di 19 kabupaten, antara lain Ponorogo, Madiun, Pacitan, Magetan, Kediri, Tulungagung, Blitar dan Malang.

Di Kabupaten Ponorogo, misalnya, pada tahun 2013 tercatat 3.000 orang mengalami gangguan jiwa dan 300 orang sudah dalam kategori gila. Dari 300 orang yang gila, sebanyak 78 orang terpaksa dipasung.

Data Rumah Sakit Jiwa Dr Radjiman Wediodiningrat Lawang, Malang, menunjukkan, hingga Agustus 2012, terdapat 357 orang terpasung. Tentu saja data itu masih perlu verifikasi ulang. Masih banyak kasus yang belum diungkap karena umumnya keluarga pengidap enggan bersikap terbuka.

Mereka menganggapnya sebagai aib. Pemasungan juga tak lepas dari apatisme pemerintah yang melakukan pembiaran selama bertahun-tahun.

Usia orang-orang yang terpasung beragam, mulai dari 13 tahun hingga 80 tahun. Bentuk pemasungannya pun beragam, seperti dirantai, dibalok, dikerangkeng, dan diisolasi. Kebanyakan pemasungan dilakukan di ruang pengap, seperti kamar kosong, bahkan mirip kandang.
Buruh tani

Sirah adalah anak pertama pasangan Siyem dan Kartomarni, buruh tani di Madiun. Dia memiliki empat adik, tiga di antaranya mengalami gangguan jiwa, yakni Satun (60), Simah (70), dan Rusdi.

Seorang adiknya yang normal telah berkeluarga. Sementara dua adik perempuannya yang mengalami gangguan jiwa pernah berkeluarga, tetapi gagal.

Sepeninggal orangtuanya, Sirah menjadi tulang punggung keluarga yang menghidupi adik-adiknya dengan meneruskan pekerjaan menjadi buruh derep (panen padi).

Dari hasil derep, Sirah bisa membawa pulang gabah basah seperempat sak (10 kilogram-15 kilogram). Setelah dijemur, gabah itu diselep menjadi beras. Supaya cukup untuk makan setiap hari, janda yang tak dikaruniai anak ini harus berhemat dalam memasaknya. Maksimal satu gelas (sekitar 200 gram) per hari.

Setelah menginjak usia lanjut, Sirah tak mampu bekerja. Tenaganya tak lagi kuat untuk mengangkat ikatan padi hasil panen. Alhasil, sehari-hari, dia hanya mengasuh ketiga adiknya yang memerlukan perhatian ekstra.

Untuk menyambung hidup, dia mengandalkan belas kasih para tetangga yang terkadang memberinya gabah. Jika tak ada, dia berutang ke warung. Kini utangnya menumpuk hingga
Rp 1 juta yang tak mungkin mampu dibayarnya. Alih-alih membawa adik-adik berobat, uang untuk makan saja tak ada.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indonesia-Vietnam Kerja Sama Pencarian Buron hingga Perlindungan Warga Negara

Indonesia-Vietnam Kerja Sama Pencarian Buron hingga Perlindungan Warga Negara

Nasional
Survei IDEAS: Penghasilan 74 Persen Guru Honorer di Bawah Rp 2 Juta

Survei IDEAS: Penghasilan 74 Persen Guru Honorer di Bawah Rp 2 Juta

Nasional
Dewas KPK Tunda Putusan Sidang Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron

Dewas KPK Tunda Putusan Sidang Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron

Nasional
Jokowi Minta Relokasi Rumah Warga Terdampak Banjir di Sumbar Segera Dimulai

Jokowi Minta Relokasi Rumah Warga Terdampak Banjir di Sumbar Segera Dimulai

Nasional
JK Sampaikan Duka Cita Wafatnya Presiden Iran Ebrahim Raisi

JK Sampaikan Duka Cita Wafatnya Presiden Iran Ebrahim Raisi

Nasional
PKS: Kami Berharap Pak Anies Akan Dukung Kader PKS Sebagai Cagub DKJ

PKS: Kami Berharap Pak Anies Akan Dukung Kader PKS Sebagai Cagub DKJ

Nasional
Pilih Bungkam Usai Rapat dengan Komisi X DPR soal UKT, Nadiem: Mohon Maaf

Pilih Bungkam Usai Rapat dengan Komisi X DPR soal UKT, Nadiem: Mohon Maaf

Nasional
Anggota DPR Cecar Nadiem soal Pejabat Kemendikbud Sebut Pendidikan Tinggi Sifatnya Tersier

Anggota DPR Cecar Nadiem soal Pejabat Kemendikbud Sebut Pendidikan Tinggi Sifatnya Tersier

Nasional
Jokowi Disebut Berpotensi Masuk Partai Lain Usai Bobby Gabung Gerindra

Jokowi Disebut Berpotensi Masuk Partai Lain Usai Bobby Gabung Gerindra

Nasional
Jokowi Minta Pembangunan Jalan-Jembatan Darurat di Daerah Terdampak Banjir Sumbar Segera Tuntas

Jokowi Minta Pembangunan Jalan-Jembatan Darurat di Daerah Terdampak Banjir Sumbar Segera Tuntas

Nasional
Kompolnas Yakin Polisi Bakal Bekuk 3 Buronan Pembunuhan “Vina Cirebon”

Kompolnas Yakin Polisi Bakal Bekuk 3 Buronan Pembunuhan “Vina Cirebon”

Nasional
Menkes Sebut Efek Samping Vaksin AstraZeneca Terjadi di Wilayah Jarang Kena Sinar Matahari

Menkes Sebut Efek Samping Vaksin AstraZeneca Terjadi di Wilayah Jarang Kena Sinar Matahari

Nasional
PKS Terbuka Usung Anies dalam Pilkada Jakarta 2024

PKS Terbuka Usung Anies dalam Pilkada Jakarta 2024

Nasional
Singgung Sejumlah PTN Terkait UKT, Kemendikbud: Justru UKT Rendah Tetap Mendominasi

Singgung Sejumlah PTN Terkait UKT, Kemendikbud: Justru UKT Rendah Tetap Mendominasi

Nasional
Dewas KPK Belum Diperiksa Bareskrim Terkait Laporan Nurul Ghufron

Dewas KPK Belum Diperiksa Bareskrim Terkait Laporan Nurul Ghufron

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com