Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dibiayai Tiga Konglomerat, Mubarok Siap Ikut Konvensi Demokrat

Kompas.com - 29/07/2013, 02:52 WIB
Kontributor Malang, Yatimul Ainun

Penulis


MALANG, KOMPAS.com — Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat (PD), Ahmad Mubarok, siap meramaikan bursa konvensi Partai Demokrat yang rencananya akan digelar September mendatang.

Mubarok mengaku sudah ada tiga konglomerat yang akan membantu dana sosialisasi secara nasional. Kesiapan mengikuti konvensi Partai Demokrat disampaikan Mubarok di Malang, Minggu malam.

"Saya sudah blusukan di Malang dan di berbagai daerah. Setelah ditelusuri, di Indonesia, belum ada tokoh atau pemimpin yang diterima rakyat," kata Mubarok, Minggu (28/7/2013).

Mubarok mengaku dirinya tidak tertarik dengan jabatan. Saat ditawari jadi duta besar, dirinya menolaknya. "Ditawari menteri dua kali, saya coret. Saya di politik pada ekspresi diri saja. Yang jelas, setelah dilihat saat ini, tidak ada tokoh yang disambut baik oleh masyarakat. Itu yang membuat saya prihatin," katanya.

Mubarok juga menyindir kemunculan capres Aburizal Bakrie, Mahfud MD, dan Prabowo Subianto. "Tapi, sosok itu, Ical, Mahfud, dan Prabowo, tidak disambut meriah oleh rakyat. Makanya, rakyat perlu mendatangkan pemimpin besar, layaknya Bung Karno. Agar meyakinkan, Partai Demokrat akan menggelar Konvensi untuk menyeleksi calon pemimpin," katanya.

Rencana konvensi, katanya, sudah diamini oleh SBY dan merupakan kebutuhan realistis. Alasannya ialah karena tidak ada sosok pemimpin besar, sementara revolusi tidak relevan. Tetapi, yang dibutuhkan revolusi pikiran. "Kita mendorong keyakinan bahwa negara yang besar, pasti ada pemimpin besar," katanya.

Konvensi demokrat, beber Mubarok, adalah sistem terbuka. "Beda dengan Golkar yang tertutup, konvensi Demokrat terbuka. Yang memilih adalah responden alias rakyat. Pengurus Partai Demokrat jadi fasilitator saja," akunya.

Mubarok mengaku, dirinya siap maju karena akan bekerja sama dengan semua pihak. "Maju karena semangat kerja sama. Bukan semangat bersaing. Itu yang mendorong saya ikut konvensi Demokrat," katanya.

Ia mengaku sudah didukung oleh para ulama, akademisi. "Bahkan, ada tiga konglomerat yang banyak uang, yang mendorong saya, yang siap membiayainya untuk sosialisasi. Bukan untuk membeli suara rakyat, lalu saya berpikir untuk ikut konvensi," katanya.

Ditanya siapa tiga konglomerat yang siap membiayainya, Mubarok enggan menyebutkannya. "Tiga konglomerat itu belum bisa saya sebutkan saat ini. Yang jelas bukan untuk biaya membeli suara, tapi hanya biaya sosialisasi," katanya.

Saat ini, katanya, sudah ada 12 nama yang akan ikut konvensi Demokrat. "Tapi, kemungkinannya, akan diikuti oleh 15 nama. Saya ada di urutan yang terakhir," katanya tersenyum.

Lebih lanjut, Mubarok menegaskan, dirinya maju tidak mencari menang. Jika nantinya tak terpilih, ia siap akan jadi tim suksesnya sosok yang terpilih. "Saya tidak punya opsi jadi presiden. Tapi, saya ikut memilih siapa tokoh yang layak jadi presiden. Makanya, saya ikut meramaikan konvensi Demokrat," katanya.

Jika nantinya Mubarok menang, katanya, hal itu sudah kehendak Tuhan. "Saya tidak mengandalkan kecerdasan dan kepintaran. Tapi, saya akan ikut para pejuang bangsa ini, yakni keinginan luhur itu yang mendorong saya. Berkat dan rahmat Allah akan datang," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com