Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pak SBY, Tolong Dibuka Ya Gerejanya...

Kompas.com - 28/07/2013, 00:51 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Edward Matthew Sitorus adalah bocah 12 tahun yang taat beribadah. Sejak kecil, dirinya rutin pergi ke Gereja Kristen Indonesia (GKI) Yasmin bersama keluarganya.

Namun kegiatan menghadap Tuhan itu tidak bisa lagi dilakukannya sejak 2008 lalu. Gereja tempatnya beribadah disegel Wali Kota Bogor, Diani Budiarto.

Gereja tersebut dianggap tidak memiliki Izin sah. Merasa mengalami diskriminasi bocah yang biasa disapa Edo itu tidak tinggal diam.

Bocah yang baru duduk di bangku sekolah dasar itu, berupaya sekuat tenaga untuk memperjuangkan hak-haknya sebagai warga negara indonesia yang bebas memeluk agama dan beribadah.

Sejak penyegelan gerejanya itu, Edo bersama jemaaah GKI Yasmin lainnya, beribadah di depan Istana Presiden, Jakarta.

Mereka beribadah di atas trotoar, bertemankan cuaca yang tidak pasti. Jika cuaca panas, maka sinar matahari yang akan menyengat kulit mereka.

Basah dan kedinginan juga akan mereka alami jika hujan turun mengguyur.

Lagu-lagu keagamaan yang biasanya mereka nyanyikan tanpa gangguan, kini harus bersaing dengan suara bisingnya kendaraan ibu kota.

Meskipun dengan berbagai halangan, Edo tetap rutin beribadah setiap dua pekan sekali.

Edo dan umat GKI Yasmin melakukan ini dengan harapan Presiden Susilo Bambang Ydhoyono akan tergerak hatinya.

Sayangnya, hingga saat ini harapan untuk mendapat perhatian orang nomor satu di negeri ini belum terwujud.

Tidak hanya melakukan ibadah di depan Istana, Edo juga menulis surat untuk SBY yang dikirim langsung ke Istana Kepresidenan.

Surat tersebut berisi curahan hati Edo yang hanya terdapat satu permohonan kecil didalamnya yaitu agar Presiden bisa segera menyelesaikan masalah yang dihadapi Gereja GKI Yasmin.

Entah dibaca atau tidak, yang jelas surat Edo tersebut hingga kini tidak mendapatkan respon.

Satu tahun berselang, Edo kembali menulis surat untuk Presiden SBY.

Pesimis suratnya akan dibaca Presiden, kali ini Edo lebih memilih suratnya dibacakan di depan anak-anak dari kelompok minoritas lain yang sedang berkumpul merayakan Hari Anak Nasional di Lembaga Bantuan Hukum Jakarta.

Puluhan anak dari kelompok minoritas seperti anak-anak umat Syiah, Ahmadiyah, HKBP Filadelfia, hingga Rohingya mendengarkan curahan hati Edo.

Kali ini Edo senang suratnya didengarkan. Ibu Edo, Renata Anggraini (39) mengungkapkan bahwa Edo saat ini sudah mulai tidak mempercayai negara dan pemerintah.

Sikapnya selalu apatis jika melihat aparatur negara. Dia menilai hal itu sebagai efek yang wajar jika melihat perjuangan Edo selama ini.

Renata juga bercerita bahwa Edo pernah menanyakan kegunaan belajar PKN di sekolah.

Menurutnya, ilmu yang didapat di pelajaran tersebut, sangat berbeda dengan kehidupan sehari-hari.

"Karena hal ini dia sekarang sudah tidak percaya presiden, tidak percaya polisi, tidak percaya pemerintah. Dia bahkan sempat mempertanyaka keguanaan belajar PKN," papar Renata.

Meski demikian Edo tetap tidak kehilangan semangat dan harapan. Hingga saat ini dia masih tetap berharap gereja GKI Yasmin dapat segera dibuka kembali.

Dia berharap tidak kembali merayakan Natal di trotoar depan GKI Yasmin seperti tahun lalu.

"Lima bulan lagi kami mau natalan. Kami nggak mau Natalan di trotoar seperti tahun lalu. Pak SBY, tolong dibuka ya gerejanya," ucap Edo penuh harap.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Tanggapi Ide 'Presidential Club' Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Tanggapi Ide "Presidential Club" Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Nasional
6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

Nasional
Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com