Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di "Negarawan Paripurna", Mereka Bicara Taufiq Kiemas

Kompas.com - 19/07/2013, 19:54 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Majelis Pemusyawaratan Rakyat (MPR) menerbitkan sebuah buku "Negarawan Paripurna", yang berisi testimoni sejumlah tokoh nasional tentang sosok almarhum Taufiq Kiemas. Buku itu merupakan bentuk penghargaan atas jasa Taufiq Kiemas sebagai salah satu tokoh "Empat Pilar" bangsa.

"Sebagai apresiasi, pimpinan majelis memberikan penghargaan dalam bentuk tertulis yakni dalam buku untuk mengenang jasa Beliau. Terima kasih banyak atas banyaknya pihak yang sudah membantu terbitnya buku ini," ujar Ketua MPR Sidarto Danusubroto, dalam acara peringatan 40 hari wafatnya almarhum Taufiq Kiemas, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (18/7/2013).

Di dalam buku setebal 213 halaman itu, terdapat tulisan pembuka dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Setelah itu, dilanjutkan bab tulisan dari para kolega Taufiq Kiemas. Beberapa di antaranya yakni dari Wakil Ketua MPR Ahmad Farhan Hamid dengan judul "Perjamuan Terakhir Sang Ketua Kelasa", Ketua DPR Marzuki Alie dengan judul "Politisi Legendaris dari Dunia Aktivis" dan Ketua DPD Irman Gusman dengan judul "Uda Taufiq Inspirasi Bangsa".

Selain dari para kolega, pihak keluarga juga turut menyumbangkan tulisan bagi suami Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri itu. Di antaranya yakni putri semata wayang Mega dan Taufiq, Puan Maharani; dan dua anak Mega lainnya yakni Muhammad Rizki Pratama dan Muhammad Prananda Prabowo.

Di antara tulisan para kolega dan keluarga, buku ini juga memuat sebuah cerita tentang hari-hari terakhir Taufiq pada Hari Kelahiran Pancasila di Ende, Nusa Tenggara Timur, bersama Wakil Presiden Boediono. Cerita yang dibungkus dalam sebuah tulisan berjudul "Firasat dari Ende" itu adalah buah karya Rahmat Sahid, wartawan Koran Sindo.

"Terlihat ada yang tidak biasa dari gaya bicara dan aura semangatnya. Taufiq Kiemas dalam membacakan teks pidatonya tampak begitu menggebu-gebu, seolah lupa dengan kondisi kesehatannya," kata Sahid.

Dalam tulisan itu disebutkan, Taufiq berpidato berapi-api selama 20 menit. Padahal, dokter pribadinya sudah mengingatkan bahwa politisi senior PDI Perjuangan itu tak boleh berdiri lebih dari 10 menit. Terselip pula sebuah pesan agar perjuangan empat pilar tetap bisa diteruskan oleh para penerusnya jika Taufiq tak lagi di MPR.

Seusai berpidato, Taufiq juga sempat mendatangi sebuah pohon sukun yang menjadi tempat Bung Karno merenung dan merumuskan nilai-nilai Pancasila. Sahid menceritakan, kondisi Taufiq terlihat begitu lelah. Namun, Taufiq tetap meladeni berbagai jabat tangan masyarakat. Hingga akhirnya, rasa lelah Taufiq itu tak lagi bisa dibendung.

Taufiq memutuskan tak melanjutkan rangkaian acara. Kemudian, sebuah baliho bergambar Taufiq tiba-tiba saja jatuh. Seorang staf pemberitaan MPR, tulis Sahid, langsung berseru, "wah, firasat apa ini?"

Entah firasat atau bukan, tetapi seusai acara di Ende, Taufiq Kiemas akhirnya tepaksa dilarikan ke Singapura untuk menjalani perawatan. Pada tanggal 8 Juni, Taufiq mengembuskan napas terakhirnya di usia 70 tahun. Taufiq lalu diterbangkan ke Jakarta untuk dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.

"Selamat jalan sahabat kami, Sang Negarawan Paripurna," ungkap Sidarto yang ditunjuk PDI Perjuangan menggantikan posisi Taufiq.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

Nasional
Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Nasional
Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Nasional
Zulhas: Indonesia Negara Besar, Kalau Perlu Kementerian Diperbanyak

Zulhas: Indonesia Negara Besar, Kalau Perlu Kementerian Diperbanyak

Nasional
Menag Cek Kesiapan Hotel dan Dapur Jemaah Haji di Madinah

Menag Cek Kesiapan Hotel dan Dapur Jemaah Haji di Madinah

Nasional
Usung Bima Arya atau Desy Ratnasari di Pilkada Jabar, PAN Yakin Ridwan Kamil Maju di Jakarta

Usung Bima Arya atau Desy Ratnasari di Pilkada Jabar, PAN Yakin Ridwan Kamil Maju di Jakarta

Nasional
[POPULER NASIONAL] Mahfud Singgung soal Kolusi Tanggapi Ide Penambahan Kementerian | Ganjar Disarankan Buat Ormas

[POPULER NASIONAL] Mahfud Singgung soal Kolusi Tanggapi Ide Penambahan Kementerian | Ganjar Disarankan Buat Ormas

Nasional
Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Nasional
Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Nasional
Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Nasional
Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Nasional
PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

Nasional
KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

Nasional
Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Nasional
Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com