Jika begitu fenomenanya, masih adakah yang tersisa yang dapat diharapkan dari yang terhormat wakil rakyat di Senayan? Barangkali memang sangat tipis, jika tidak mau dibilang nihil. ”Masalahnya kami tetap dilekatkan dengan dunia artis, prestasi kami di DPR tidak pernah diliput media!”, demikian keluh Rachel Maryam, salah seorang artis anggota DPR, dalam acara Gestur yang disiarkan TV One (4/7/2013).
Mungkin Rachel benar, tetapi kita juga sulit mengelak dari fakta: kecuali keseriusan Dedi Gumelar (Miing) di Komisi X dan aktivitas Rieke Dyah Pitaloka saat membela buruh, kita hanya mendengar melankolis Angelina Sondakh sang putri koruptor, lawakan Eko Patrio, dan suara sendu Tantowi Yahya. Selebihnya adalah riuh teriakan Ruhut Sitompul.
Namun, tentu saja, para artis tersebut tidak perlu berkecil hati. Seperti telah disinggung, mereka yang asalnya bukan berprofesi artis pun segera akan berusaha menjadi seleb, menjadi ikan hias yang hanya enak dipandang. Pasti tidak semua begitu. Namun, Gedung DPR kini memang telah menjadi akuarium raksasa.
Rakyat hanya bisa menonton, dari luar dinding kaca. Jika terjadi keriuhan di dalam, rakyat pun segera maklum. Itulah dunia pertunjukan, surga sang artis!
Acep Iwan Saidi, Ketua Forum Studi Kebudayaan ITB
(Terima kasih kepada Prof Bambang Hidayat yang telah mengirimi saya esai Allan Goldstein)