Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sangsi Terhadap Hati

Kompas.com - 03/07/2013, 20:11 WIB
Jodhi Yudono

Penulis

Apa yang terjadi kemudian? Kokom pun mulai curiga terhadap semua hal yang dilihat dan dirasakannya. Lima buah jam dinding di rumah, tak ada yang sama menit dan detiknya. Bahkan adzan di televisi sebagai tanda baginya untuk mendirikan shalat, pun berbeda-beda antara satu stasiun televisi dengan lainnya.

Lepas dari urusan yang tampak, Kokom mulai beranjak ke perasaannya. Maka ia pun mulai menyangsikan cinta suaminya. Jangan-jangan..., kata Kokom dalam hati..., suamiku cuma baik di muka tapi busuk di hati. Jangan-jangan, di luar ia punya pacar baru. Jangan-jangan...

Makin dipikir, makin dirasa, tambah menggununglah perasaan curiga Kokom terhadap suaminya. Itulah soal, seharian itu Kokom ngendon terus di kamar.

Sebagai suami yang baik, Juha memaklumi betul kondisi isterinya yang sedang hamil muda. Bahkan, ia pun siap tenaga untuk pergi ke pasar jika tiba-tiba istrinya--entah atas nama perutnya sendiri atau atas nama ngidam-- perlu mangga muda atau buah-buahan asam lainnya.

Setelah sore menjelang, sementara sang istri masih berada di kamar, Juha pun mulai gerah hatinya. ’Nggak biasanya istri gue kayak gini,’ Juha bersungut sambil berjalan menemui istrinya.

Ketika pintu kamar terbuka, dilihatnya mata Kokom sedang menerawang ke langit-langit kamar. Dan..olala, ada air mata di pipinya. Juha segera menangkap gelagat ada yang tak beres pada istrinya.

Segera dihampiri pujaan hatinya itu seraya bertanya, "Ada apa denganmu cinta?"
’Nah kan, cinta...mulutnya penuh kata cinta, padahal di hatinya kepingin berbuat aniaya,’ kata Kokom dalam hati. Matanya tetap menerawang.

"Cinta, apa ada yang salah denganku?"

Kokom diam. Hatinya makin kecut. Kini ia miringkan tubuhnya membelakangi sang suami. Ia takut menatap pandang mata suaminya. Ia takut bisa membaca isi hati suaminya. Kokom gentar jika menemukan semua kecurigaan di otaknya menjadi kenyataan di mata suaminya.

"Kom...," ucap Juha. Kokom masih diam, tapi hatinya mulai bergetar ketika nama pemberian orang tuanya itu disebut oleh orang yang telah mendampingi hidupnya selama ini.

Pelan-pelan, dengan ekor matanya, Kokom melirik suaminya. ’Ia sedang tunduk. Sebentar lagi tentu ikut-ikutan menangis,’ ujar hati Kokom.

’Begitu selalu suamiku. Kalau tak berhasil menguasai diriku, ia akan tunduk. Setelah itu ia akan nangis. Kalau tangisnya pun belum mampu meredakan hatiku, dia akan segera pergi entah ke mana,’ lanjut Kokom dalam hati.

Nah, sebelum sampai pada fase meninggalkan dirinya, Kokom pun memberanikan diri memandang sempurna mata suaminya. Mata mereka bersirobok. Masing-masing mulai mengukur dan menakar kedalaman hati pasangannya.

Bagai seorang peselancar, Kokom langsung melaju di antara gelombang mata hati suaminya. Ia mencoba menemukan kesejatian suaminya. Kokom hanya kepingin yakin, orang yang ada di hadapannya kini adalah seorang suami yang baik ataukah seorang penjahat yang sekali waktu bisa saja mencekik lehernya sampai mati.

Tapi lantaran Kokom cuma anak perempuan Abah Minan yang cuma lulusan SMU yang tak pernah belajar psikologi apalagi ilmu kebatinan, mana bisa ia menemukan kesejatian suaminya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

    Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

    Nasional
    Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

    Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

    Nasional
    Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

    Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

    Nasional
    Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

    Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

    Nasional
    PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

    PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

    Nasional
    PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

    PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

    Nasional
    Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

    Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

    Nasional
    Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

    Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

    Nasional
    Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

    Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

    Nasional
    Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

    Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

    Nasional
    Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

    Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

    Nasional
    Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

    Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

    Nasional
    Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

    Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

    Nasional
    Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

    Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

    Nasional
    May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

    May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com