Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti LIPI: Paranoid Curigai Dana Asing untuk Ormas

Kompas.com - 02/07/2013, 09:30 WIB
Sandro Gatra

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Dewan Perwakilan Rakyat dan Pemerintah dinilai paranoid menyikapi dana asing untuk organisasi masyarakat (ormas). Pendanaan dari asing tidak perlu dikhawatirkan karena masyarakat akan menolak jika ternyata melakukan intervensi.

"Masyarakat punya mekanisme alamiah untuk menolak. Kalau dana asing sifatnya mendikte, saya yakin masyarakat akan menolak. Ini ketakutan yang sangat lebay, paranoid soal dana asing," kata peneliti senior dari Pusat Penelitian Politik (P2P) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Syamsuddin Haris, saat jumpa pers di Kantor LIPI, Jakarta, Senin ( 1/7/2013 ).

Jumpa pers digelar P2P untuk mendesak Rancangan Undang-Undang Organisasi Masyarakat tidak disahkan DPR. P2P menyampaikan berbagai argumen penolakan, salah satunya RUU tersebut disusun dengan paradigma yang keliru. Masyarakat dipandang sebagai sumber ancaman, sumber konflik sosial sehingga perlu diatur, dibina, dan diawasi negara.

Kepala Bidang Politik Nasional LIPI Irine Hiraswari Gayatri menilai, pendanaan terhadap ormas oleh pemerintah justru akan membuat ormas tidak independen. Dengan didanai dari APBN, pemerintah akan ikut campur dalam kegiatan ormas.

Irine menambahkan, pihaknya menilai aneh sikap mendua pemerintah ketika memandang dana asing. Satu pihak selalu curiga terhadap dana asing dalam aktivitas ormas. Di pihak lain, membiarkan berbagai pihak asing menggerogoti, mengeksploitasi, bahkan menghancurkan perekonomian nasional Indonesia.

Penyusunan RUU Ormas yang telah berlangsung hampir dua tahun ini merupakan pekerjaan sia-sia yang membuang waktu dan energi, serta menghabiskan dana APBN, kata Irine.

Syamsuddin menambahkan, jangan terjebak pada cara berpikir politisi.

"Poinnya bukan pada dana asing atau bukan. Kenyataan, wakil kita tidak mau berubah, tidak mau korupsinya ketahuan, tidak mau partainya dilikuidasi dalam pemilu. Pokoknya tidak mau boroknya dibongkar (sehingga mengatur ormas)," kata Haris.

Seperti diberitakan, rencananya DPR akan mengesahkan RUU Ormas pada Selasa (2/7/2013), setelah ditunda pekan lalu akibat masih adanya penolakan dari fraksi. Kalangan ormas mendesak agar RUU tersebut tidak disahkan dengan berbagai alasan. Mereka sampai melakukan unjuk rasa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

    Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

    Nasional
    Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

    Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

    Nasional
    Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

    Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

    Nasional
    Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

    Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

    Nasional
    Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

    Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

    Nasional
    PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

    PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

    Nasional
    PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

    PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

    Nasional
    Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

    Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

    Nasional
    Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

    Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

    Nasional
    Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

    Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

    Nasional
    Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

    Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

    Nasional
    Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

    Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

    Nasional
    Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

    Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

    Nasional
    Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

    Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

    Nasional
    Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

    Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com