Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Batasi Pembahasan RUU PPRT untuk Lindungi PRT

Kompas.com - 07/06/2013, 06:11 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Rancangan Undang-Undang Perlindungan Pembantu Rumah Tangga (RUU PPRT) dinilai sangat diperlukan. RUU ini dirancang untuk melindungi para pembantu dari kekejaman majikannya.

"Sangat diperlukan, tapi harus hati-hati merumuskannya menjadi undang-undang. Cukup pokok-pokoknya saja, yang bisa melindungi PRT dari majikan yang tidak berperikemanusiaan," kata anggota Komisi III DPR Martin Hutabarat, Kamis (6/6/2013). Proses penggodokannya, ujar dia, harus benar-benar selektif, menyentuh pokok persoalan dan tidak terlalu melebar.

Hasil yang diharapkan dari pembahasan RUU ini, menurut Martin, adalah aturan yang memproteksi para pembantu dalam bekerja. Untuk perjanjian kerja, anggota Badan Legislasi ini merasa perlu kehati-hatian dalam merumuskannya.

Pasalnya, kata Martin, PRT bukan pekerja seperti buruh industri. Ada nilai kekeluargaan yang lebih dalam terkait relasi kerja PRT dan majikannya. "(Nilai kekeluargaan ini) perlu diperhatikan sehingga tak mengikis nilai-nilai tersebut," tegas dia.

Politisi Partai Gerindra ini mengakui bahwa pada rapat Badan Legislasi DPR timbul pro dan kontra mengenai urgensi dari RUU PPRT. Salah satu pendapat yang mengemuka mengatakan RUU PPRT dianggap telah sejalan dengan Konvensi ILO tahun 2011 yang kemudian diratifikasi. "Undang-undang ini jangan sampai merusak sendi-sendi kekeluargaan yang menjadi landasan hubungan kerja (antara PRT dengan majikan)," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com