Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Minta KSAD Baru Tertibkan Penyimpangan Pengadaan Alutsista

Kompas.com - 20/05/2013, 19:12 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan Letnan Jenderal Moeldoko yang ditunjuk sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat untuk menertibkan penyimpangan pengadaan alutsista. Penggunaan keuangan negara untuk pembelian alutsista harus dilakukan secara transparan.

"Dengan demikian, tidak ada kesan penggunaan anggaran yang kurang tepat. Itu harapan beliau (Presiden)," kata Kepala Staf TNI AD Mayjen Pramono Edhie Wibowo di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (20/5/2013).

Siang tadi, Presiden memanggil Pramono dan Moeldoko. Setelah pertemuan itu, Presiden mengumumkan Moeldoko menggantikan Pramono, yang akan memasuki masa pensiun. Rencananya, pelantikan Moeldoko dilakukan di Istana Negara, Rabu (22/5/2013).

Pramono mengatakan, arahan lain Presiden, yakni TNI diharapkan profesional dalam menjalankan tugas. KSAD baru juga diminta memperhatikan kesejahteraan prajurit dan keluarganya seperti tempat tinggal dan pendidikan.

Pramono menambahkan, Presiden juga mengarahkan agar kekompakan antarangkatan di TNI tetap dijaga, juga dengan kepolisian. Terkait Pemilu 2014, Presiden menekankan agar TNI bersikap netral dan tidak terlibat politik praktis.

"Sebetulnya sudah ditunjukkan pada Pemilu 2009. Kalau 2009 bisa, kenapa 2014 tidak bisa? Itu ditekankan oleh beliau. Saya merasa bahwa arahan itu semua sesuai dengan harapan prajurit Angkatan Darat. Saya yakin Pak Moeldoko bisa melanjutkan, bahkan bisa lebih baik. Seluruh TNI AD, harapan saya, mendukung penuh kepemimpinan yang akan datang," pungkas Pramono.

Moeldoko mengaku akan menjalankan arahan Presiden. Ia secara khusus berterima kasih kepada Pramono atas segala dukungan selama menjadi Wakil KSAD. Moeldoko mengaku akan menjalankan program Pramono yang sudah ada.

Ketika disinggung rentetan penyimpangan yang dilakukan para prajurit TNI AD belakangan ini, Moeldoko menjawab, "Kita sudah mengevaluasi internal. Saya kira akan saya lihat kembali, apakah ada bagian dari proses pendidikan yang kurang tepat."

Seperti diberitakan, TNI AD tengah disorot oleh publik setelah rentetan penyimpangan para prajurit. Tiga peristiwa yang menjadi sorotan belakangan ini adalah pembakaran Polres Ogan Komering Ulu (Oku), Sumatera Selatan; pembunuhan empat tahanan di Lapas Cebongan, DI Yogyakarta; serta penganiayaan staf PDI Perjuangan di Kantor DPP PDI-P di Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

Nasional
Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Nasional
Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Nasional
KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

Nasional
Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com