JAKARTA, KOMPAS.com - Polri diminta serius mengusut kasus transaksi keuangan mencurigakan Aiptu Labora Sitorus, anggota Polres Sorong, Papua, yang mencapai triliunan rupiah. Pengusutan perkara tersebut harus dijadikan pembuktian bahwa Polri sudah berubah.
"Bahwa Polri sungguh-sungguh berani mengusut tuntas kasus yang terjadi di internal," kata anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Didi Irawadi Syamsuddin, melalui pesan singkat, Kamis (16/5/2013).
Didi mengatakan, publik selama ini tidak percaya terhadap penanganan perkara yang melibatkan polisi, khususnya terkait kasus korupsi. Pengusutan dinilai tidak akan tuntas.
Melihat besarnya nilai transaksi, Didi berharap ada tim independen yang melakukan investigasi. Jika transaksi diduga terkait bisnis bahan bakar minyak dan kayu ilegal, kata politisi Partai Demokrat itu, patut diduga ada orang kuat selain Aiptu Labora yang terlibat.
"Ini momentum untuk membersihkan mafia illegal logging dan BBM ilegal yang selama ini merusak hutan dan membuat rakyat kesulitan mendapat BBM. Kepolisian tidak boleh hanya berhenti sampai di LS. Siapapun yang diduga terlibat harus ditindak. Niat Polri untuk berubah harus benar-benar diwujudkan," ujar Didi.
Seperti diberitakan, Polda Papua tengah melakukan penyelidikan. Nilai transaksi di rekening Aiptu Labora sejak 2007-2012 mencapai Rp 1,5 triliun. Padahal, gajinya sebagai bintara hanya Rp 2 juta-Rp 3 juta per bulan. Kepolisian menyebut dana itu diduga terkait kasus penembangan kayu ilegal dan bahan bakar minyak. Dua perusahaan telah diperiksa.
Baca juga:
Polda Papua Periksa Polisi Milioner
Menko Polhukam Heran Transaksi Bintara Triliunan Rupiah
DPR: Percayalah, Polri Selesaikan Kasus Rekening Gendut!
Polda Papua Selidiki Rekening Triliunan Aiptu LS