Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Presiden Belajar Jadi Warga Baru

Kompas.com - 28/04/2013, 02:57 WIB

Namun, kesalahan administrator itu sudah menyebar dan jadi bahan olok-olok. Bagusnya, netizen paham bahwa itu bukan SBY karena terlihat dari tweet tanpa tanda *SBY*. ”Sembrono! Pake akunnya RI 1 salah ketik!” kata @ninokhariyani.

Netizen banyak mengkritik administrator pengelola akun Presiden karena perilakunya dianggap tak sesuai. Salah satu yang menghebohkan adalah akun @SBYudhoyono yang mem-follow akun para selebritas.

”SBY mungkin tidak, tapi adminnya yang kegenitan,” begitu @_khadafy.

”SBY gaul banget, nge-follow artis-artis, kenapa bukan rakyat saja yang di-follow,” kata @zhrismi.

Administrator akun seorang presiden seharusnya paham kebijakan publik dan melek teknologi informasi sehingga bisa produktif memanfaatkan teknologi. Banyak yang berharap administrator Twitter Presiden seharusnya pakar komunikasi atau pakar kebijakan publik.

”Miminnya (istilah untuk administrator) akun @SBYudhoyono makan gaji buta tuh. Hampir semua tweet dibuat SBY sendiri,” kata @sigitwid.

SBY memang menandai tweet dari dirinya dengan kode *SBY* sehingga orang bisa menghitung mana tweet dari SBY pribadi dan mana yang dari staf administrator. ”35 dari 42 tweet @SBYudhoyono bertanda *SBY* artinya presidennya lebih banyak nge-tweet daripada stafnya, mungkin stafnya lebih sibuk kerja,” kata @LiongkyTan.

Presiden juga harus membiasakan dengan pengguna media sosial yang cerewet dan sering usil dengan hal-hal sepele. Akun @dipanggilaing mengkritik tweet SBY yang sering diselingi gambar, yang menurut pengkritik akan menunjukkan perbedaan tingkat sosial.

Banyak pula tweet bernuansa dukungan terhadap kebijakan Presiden, terutama dari anak-anak muda. ”Memuji langkah Pak @SBYudhoyono yang action dulu baru nge-tweet, semoga tetap begitu di hari berikutnya,” kata @subosito menanggapi tweet SBY terhadap kecelakaan Lion Air di Bali.

Guru Besar Psikologi Politik Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Prof Hamdi Muluk mengaku agak kaget dengan keputusan SBY membuka diri dengan membuat akun Twitter. ”Kenapa tidak dari dulu punya akun Twitter, ketika gaya komunikasi SBY dikeluhkan banyak pihak karena selalu lambat merespons,” ujar Hamdi.

Meski memiliki akun Twitter, Hamdi menilai, hal itu belum banyak mengubah gaya komunikasi SBY. Walau beberapa sudah tampak responsif, misal ketika ada gonjang-ganjing ujian nasional, SBY memberi respons meskipun belum cepat.

”Jika gayanya sudah berubah, ketika kasus eksekusi Susno Duadji mencuat, seharusnya SBY cepat tanggap di hari pertama pemberitaan kasus itu,” ujar Hamdi.

(Amir Sodikin)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com