Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota DPD Harus Lintas Pelaku

Kompas.com - 22/04/2013, 19:52 WIB
Dedi Muhtadi

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com — Selain berkompeten, figur-figur anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI harus lintas pelaku. Dengan demikian, keberadaan mereka diakui sebagai referensi entitas wilayah daerah otonom provinsi dengan segala ragam isinya, baik etnik, agama, maupun budaya.

Hal itu ditegaskan Guru Besar Ilmu Politik Pemerintahan Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung Prof Dede Mariana terkait masa pendaftaran calon legislatif dan DPD di Bandung, Senin (22/4/2013). Dede mencontohkan, selama ini, kondisi yang ada, anggota DPD RI asal Jawa Barat belum merepresentasikan seperti yang dimaksudkan di atas sehingga terjadi segmentasi perwakilan.

"Mereka cenderung mengalami segmentasi representasi untuk kelompok tertentu seperti basis komunitas guru, komunitas agama, komunitas perempuan, dan lainnya," ujarnya. Dengan begitu, tokoh Jawa Barat Danny Setiawan melihat, tugas DPD menjadi lemah dan tidak punya kompetensi dalam menyampaikan saran untuk para pengambil keputusan.

Dengan penduduk hampir 50 juta orang, Jawa Barat tidak cukup diwakili oleh 4 anggota DPD. Pasalnya, jumlah warga Jabar itu mencapai 20 persen penduduk Indonesia. Dengan porsi yang tidak adil itu, lanjut Danny, secara tidak langsung turut berperan dalam ketertinggalkan Jabar di berbagai bidang, termasuk bidang pendidikan.

Saat ini, berbagai lokasi di Jabar jalan-jalan banyak yang rusak dan bangunan sekolah banyak yang roboh. "Kondisi ini ironis karena Jabar dekat dengan ibu kota RI, malah Kota Bandung sudah tersambung lewat jalan tol dengan Jakarta," ujar Danny. Menurut Dede, anggota DPD seharusnya tampil ke depan untuk memperjuangkan masalah infrastruktur daerah, termasuk penganggarannya.

Ketua Umum Badan Musyawarah (Bamus) Sunda, Syarif Bastaman, mengatakan, pihaknya mengajak berbagai pihak untuk kembali menjunjung tinggi nilai-nilai jati diri bangsa. Di berbagai bidang, bangsa ini tidak berdaulat akibat mengadopsi secara mentah-mentah ideologi barat tanpa melihat kekayaan dan kearifan lokal.

Ia mencontohkan, bidang pengelolaan sumber daya alam terlalu membuka luas bagi insvestasi asing dan mengabaikan hak-hak lokal. Akibatnya, eksploitasi sumber daya alam yang terjadi tidak menyejahterakan rakyat, malah warga lokal menerima dampak kerusakan lingkungannya. Untuk mengubah kondisi ini, salah satunya bisa diperjuangkan melalui Dewan Perwakilan Daerah.

 

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com