Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yenny Bawa Gerbong NU ke Demokrat, Apa Kata PKB?

Kompas.com - 10/04/2013, 09:49 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tak risau dengan bergabungnya Yenny Wahid ke Partai Demokrat. Masuknya Yenny ke partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono ini diyakini akan membawa gerbong Nahdlatul Ulama ke Demokrat. Wakil Sekretaris Jenderal PKB Abdul Malik Haramain meyakini, kepindahan Yenny tak akan mengubah kedekatan NU dengan partainya.

"Kami yakin bahwa mayoritas suara NU ada di PKB. Kami percaya partai yang dekat dengan NU adalah PKB karena mempunyai kultur," ujar Malik, di Jakarta, Rabu (10/4/2013).

Ia mengatakan, basis massa NU selama ini memang menjadi modal kekuatan PKB. Oleh karena itu, ia memastikan bahwa partainya akan selalu menjaga kedekatan PKB dengan NU.

"Kami akan buktikan NU punya kontribusi besar lewat PKB," ujar anggota Komisi II DPR ini.

Malik juga menyatakan, kepindahan Yenny yang disebut akan membawa kekuatan NU berpindah ke Demokrat tidak akan melemahkan kekuatan partainya. "Kalau PKB keluar dari NU, baru kemudian kami khawatir, cemas. Selama PKB konsisten sebagai kepanjangan politik NU, kami masih percaya," kata Malik.

Seperti diberitakan, Yenny Wahid akhirnya memutuskan bergabung ke Partai Demokrat. Yenny bahkan sudah sempat hadir pada Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat yang diadakan di Bali pada akhir Maret lalu. Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Ahmad Mubarok mengatakan, Yenny bergabung dengan membawa gerbong NU. Menurut Mubarok, puluhan kader NU sudah mendaftarkan diri sebagai caleg dari Partai Demokrat.

Posisi strategis untuk Yenny

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Max Sopacua mengakui masuknya Yenny Wahid ke Demokrat juga diiringi dengan tawaran-tawaran politik kepada putri mantan Presiden Abdurrahman Wahid itu. Yenny, kata Max, menginginkan posisi puncak saat masuk ke Demokrat.

"Kami sudah membicarakan dengan Pak SBY sebagai ketua formatur. Ada keinginan Mbak Yenny masuk di posisi puncak. Tetapi, dipikirkan lagi, banyak kader sudah sekian tahun di partai yang tidak bisa dilupakan," ujar Max, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (9/4/2013).

Dari hasil pertemuan dengan Susilo Bambang Yudhoyono itu, Max memastikan bahwa Yenny tidak akan ditawarkan posisi wakil ketua umum. Yudhoyono selaku ketua formatur akan memilih kader internal untuk menjabat posisi itu. Namun, Max mengatakan, Yenny tetap diberikan posisi penting di Demokrat.

"Artinya, Mbak Yenny tidak di posisi biasa juga, tetapi bukan menjadi waketum. Dia lebih diusulkan untuk menjadi kepala badan pemenangan pemilu," ujar Max.

Berita terkait dapat diikuti dalam topik:
Krisis Demokrat
Geliat Politik Jelang 2014

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

    Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

    Nasional
    Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

    Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

    Nasional
    Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

    Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

    Nasional
    Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

    Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

    Nasional
    Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

    Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

    Nasional
    Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

    Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

    Nasional
    Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

    Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

    Nasional
    Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

    Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

    Nasional
    Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

    Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

    Nasional
    Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

    Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

    Nasional
    Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

    Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

    Nasional
    Bawaslu Akui Kesulitan Awasi 'Serangan Fajar', Ini Sebabnya

    Bawaslu Akui Kesulitan Awasi "Serangan Fajar", Ini Sebabnya

    Nasional
    Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

    Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com