Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Minta TNI Ikuti Gaya Pemimpinnya Dulu

Kompas.com - 09/04/2013, 13:56 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta kepada jajaran Tentara Nasional Indonesia (TNI), khususnya perwira pertama dan perwira menengah agar selalu dekat dengan jajaran prajurit. Kedekatan dengan prajurit diyakini dapat mencegah terjadinya peristiwa seperti pembunuhan empat tahanan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Cebongan, Sleman, DI Yogyakarta, maupun bentrokan antar kesatuan.

Harapan itu disampaikan Presiden ketika acara ramah tamah dengan jajaran TNI di Mabes TNI AD, Jakarta, Selasa (9/4/2013). Ikut dalam acara Wakil Presiden Boediono, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, Kepala Polri Jenderal (Pol) Timur Pradopo, Kepala Staf TNI AD Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, dan Sekretaris Kabinet Dipo Alam.

Presiden mengatakan, perkembangan teknologi membuat hubungan antarmasyarakat menjadi berjarak. Jika dulu banyak hal dilakukan dengan tatap muka, kini bisa dilakukan jarak jauh melalui teknologi.

Presiden lalu bercerita gaya kepemimpinan ketika dirinya masih menjadi perwira menengah di AD. Ketika itu, SBY mengaku hampir selama 24 jam bersama prajurit di kesatuannya. "Saya jam 6 pagi senam bareng prajurit, jam 7 apel, lalu pelajaran. Jam 2 siang apel, lalu pulang. Jam 4 sore main voli atau bola. Malam main gaple sambil ngobrol-ngobrol dengarkan cerita-cerita lucu, ceritakan juga keluarganya. Besoknya bagun pagi senam," kata SBY.

"Oleh karena itu, letnan, kapten, mayor, sampai letnan kolonel harus dekat dan sehari-harinya bersama mereka. Tidak mungkin mereka tidak mengetahui apa yang terjadi di kesatuan itu. Sensitif, peka atas keganjilan, ada kumpul-kumpul enggak wajar," tambahnya.

Presiden meminta kepada jajaran perwira perwira dan pewira menengah di daerah agar pola hubungan seperti itu dihidupkan kembali. Pasalnya, jajaran diatas mereka sudah berjarak dengan prajurit. SBY meminta agar kedepan jangan sampai ada komandan yang tidak tahu anggotanya melakukan hal yang menyimpang.

"Apalagi (melakukannya) dalam kelompok. Meskipun dia tidak terlibat langsung, mereka memiliki tanggung jawab. Apalagi kalau terlibat. Memang berat sebagai komandan," pungkas Presiden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Idul Adha 2024, Ma'ruf Amin Ajak Umat Islam Tingkatkan Kepedulian Sosial dan Saling Bantu

Idul Adha 2024, Ma'ruf Amin Ajak Umat Islam Tingkatkan Kepedulian Sosial dan Saling Bantu

Nasional
Jokowi, Megawati, hingga Prabowo Sumbang Hewan Kurban ke Masjid Istiqlal

Jokowi, Megawati, hingga Prabowo Sumbang Hewan Kurban ke Masjid Istiqlal

Nasional
KIM Disebut Setuju Usung Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta, Golkar: Lihat Perkembangan Elektabilitasnya

KIM Disebut Setuju Usung Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta, Golkar: Lihat Perkembangan Elektabilitasnya

Nasional
Isu Perombakan Kabinet Jokowi, Sandiaga: Saya Siap Di-'reshuffle' Kapan Pun

Isu Perombakan Kabinet Jokowi, Sandiaga: Saya Siap Di-"reshuffle" Kapan Pun

Nasional
Hadiri Lion Dance Exhibition, Zita Anjani Senang Barongsai Bertahan dan Lestari di Ibu Kota

Hadiri Lion Dance Exhibition, Zita Anjani Senang Barongsai Bertahan dan Lestari di Ibu Kota

Nasional
Timwas Haji DPR Ajak Masyarakat Doakan Keselamatan Jemaah Haji dan Perdamaian Palestina

Timwas Haji DPR Ajak Masyarakat Doakan Keselamatan Jemaah Haji dan Perdamaian Palestina

Nasional
5 Perbaikan Layanan Haji 2024 untuk Jemaah Indonesia: 'Fast Track' hingga Fasilitas buat Lansia

5 Perbaikan Layanan Haji 2024 untuk Jemaah Indonesia: "Fast Track" hingga Fasilitas buat Lansia

Nasional
Timwas Haji DPR Ingatkan Panitia di Arab Saudi untuk Selalu Awasi Pergerakan Jemaah

Timwas Haji DPR Ingatkan Panitia di Arab Saudi untuk Selalu Awasi Pergerakan Jemaah

Nasional
Safenet Nilai Pemblokiran X/Twitter Bukan Solusi Hentikan Konten Pornografi

Safenet Nilai Pemblokiran X/Twitter Bukan Solusi Hentikan Konten Pornografi

Nasional
Pastikan Keamanan Pasokan Energi, Komut dan Dirut Pertamina Turun Langsung Cek Kesiapan di Lapangan

Pastikan Keamanan Pasokan Energi, Komut dan Dirut Pertamina Turun Langsung Cek Kesiapan di Lapangan

Nasional
Bersikeras Usung Ridwan Kamil di Jawa Barat, Golkar: Di Jakarta Surveinya Justru Nomor 3

Bersikeras Usung Ridwan Kamil di Jawa Barat, Golkar: Di Jakarta Surveinya Justru Nomor 3

Nasional
Soal Tawaran Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Sandiaga: Lebih Berhak Pihak yang Berkeringat

Soal Tawaran Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Sandiaga: Lebih Berhak Pihak yang Berkeringat

Nasional
PPP Tak Lolos Parlemen, Sandiaga: Saya Sudah Dievaluasi

PPP Tak Lolos Parlemen, Sandiaga: Saya Sudah Dievaluasi

Nasional
Respons Menko PMK, Komisi VIII DPR: Memberi Bansos Tidak Hentikan Kebiasaan Berjudi

Respons Menko PMK, Komisi VIII DPR: Memberi Bansos Tidak Hentikan Kebiasaan Berjudi

Nasional
Eks Penyidik Sebut KPK Tak Mungkin Asal-asalan Sita HP Hasto PDI-P

Eks Penyidik Sebut KPK Tak Mungkin Asal-asalan Sita HP Hasto PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com