Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolda Jamin Keamanan Warga NTT di Yogyakarta

Kompas.com - 23/03/2013, 20:38 WIB

SLEMAN, KOMPAS.com - Kepala Polda Daerah Istimewa Yogyakarta Brigjen (Pol) Sabar Raharjo menjamin keamanan warga dan mahasiswa asal Nusa Tenggara Timur di Yogyakarta. Pernyataan itu disampaikan menyusul insiden penyerangan kelompok bersenjata api terhadap empat tahanan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Cebongan, Sleman, Sabtu (23/3/2013) dini hari.

"Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) sudah menelpon Ngarso Dalem (Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X) dan menanyakan keamanan warga NTT, dan Ngarso Dalem yang saat ini sedang berada di luar kota langsung menyatakan menjamin keamanan warga NTT di Yogyakarta," kata Sabar, Sabtu.

Sabar mengatakan, Sri Sultan telah meminta Polda DIY untuk memberikan jaminan keamanan terhadap warga NTT di DIY. Sabar meminta agar semua warga di Yogyakarta tenang dan tidak terpancing isu-isu negatif terkait penyerangan itu

Sebelumnya, warga asal NTT yang tinggal di Yogyakarta meminta jaminan perlindungan keamanan terkait insiden di Lapas Cebongan, Sleman. Mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta sekaligus kerabat dari korban insiden Lapas Cebongan, Yongki Laurensius, Sabtu di Sleman mengatakan, kejadian yang melibatkan warga NTT bukan pertikaian suku. Untuk itu, insiden ini segara diselesaikan sesuai koridor hukum supaya tidak berdampak kepada warga NTT yang tinggal di DIY.

"Kami warga NTT yang tinggal di DIY minta jaminan keamanan dan hukum. Kami tidak mau terkena dampak dalam insiden ini dan disangkutkan dalam berbagai kejadian di DIY," ujarnya. Ia juga berharap tidak ada intimidasi dalam bentuk apa pun terhadap warga NTT di Yogyakarta.

Kerabat dekat korban insiden Lapas Cebongan, Adrianus Candra Galaga alias Dedi (33), Peter Joko menyayangkan sistem pengamanan Lapas Cebongan. Joko juga mempertanyakan alasan pemindahan Dedi dari Mapolda DIY ke Lapas Cebongan. Hal itu dikarenakan Dedi belum tiga hari ditangkap aparat kepolisian. Ia mengatakan, pemindahan Dedi tidak dikomunikasikan dengan keluarga.

"Kami mengharapkan aparat penegak hukum mengusut tuntas dan transparan atas insiden Lapas Cebongan. Kami minta pejabat penegak hukum bertanggung jawab atas kejadian ini," ujarnya.

Sekelompok pria bercadar dan bersenjata api, Sabtu dini hari tadi menyerang Lapas Cebongan, Sleman. Mereka menembak mati empat tersangka yang diduga terlibat dalam pembunuhan anggota Komando Pasukan Khusus Grup II Surakarta, Sertu Santosa. Empat tersangka yang menjadi korban penembakan itu adalah Angel Sahetapi alias Deki (31), Adrianus Candra Galaga alias Dedi (33), Gameliel Yermiayanto Rohi alias Adi (29), dan Yohanes Yuan (38).

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Anggota DPR Diduga Terima THR dari Kementan, KPK: Bisa Suap, Bisa Gratifikasi

    Anggota DPR Diduga Terima THR dari Kementan, KPK: Bisa Suap, Bisa Gratifikasi

    Nasional
    Mendagri Serahkan Data Pemilih Potensial Pilkada 2024, Jumlahnya 207,1 Juta

    Mendagri Serahkan Data Pemilih Potensial Pilkada 2024, Jumlahnya 207,1 Juta

    Nasional
    Hardiknas 2024, Fahira Idris: Perlu Lompatan Peningkatan Kualitas Pengajaran hingga Pemerataan Akses Pendidikan

    Hardiknas 2024, Fahira Idris: Perlu Lompatan Peningkatan Kualitas Pengajaran hingga Pemerataan Akses Pendidikan

    Nasional
    Sadar PTUN Tak Bisa Batalkan Putusan MK, PDI-P: Tapi MPR Punya Sikap untuk Tidak Melantik Prabowo

    Sadar PTUN Tak Bisa Batalkan Putusan MK, PDI-P: Tapi MPR Punya Sikap untuk Tidak Melantik Prabowo

    Nasional
    Surya Paloh Sungkan Minta Jatah Menteri meski Bersahabat dengan Prabowo

    Surya Paloh Sungkan Minta Jatah Menteri meski Bersahabat dengan Prabowo

    Nasional
    Anies Respons Soal Ditawari Jadi Menteri di Kabinet Prabowo atau Tidak

    Anies Respons Soal Ditawari Jadi Menteri di Kabinet Prabowo atau Tidak

    Nasional
    Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

    Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

    Nasional
    KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

    KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

    Nasional
    Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

    Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

    Nasional
    Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

    Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

    Nasional
    Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

    Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

    Nasional
    Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

    Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

    Nasional
    Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

    Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

    Nasional
    Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

    Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

    Nasional
    Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

    Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com