Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Elite Demokrat Tak Siap Kalah

Kompas.com - 18/03/2013, 12:49 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Divisi Komunikasi Publik Partai Demokrat Gede Pasek Suardika berpendapat, Partai Demokrat sebaiknya menggunakan sistem demokrasi terpimpin. Alasannya, para elite Demokrat hanya siap menang sebagai Ketua Umum DPP Demokrat, namun tidak siap kalah.

Ia mengemukakan usul itu setelah melihat dinamika di internal pascakongres Partai Demokrat di Bandung tahun 2010.

"Dengan Demokrasi substansial seperti sekarang ini, calon-calon (Ketum DPP) hanya siap menang, tapi tidak siap kalah," kata Pasek, di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (18/3/2013).

Pasek mengatakan, dengan demokrasi terpimpin, maka otoritas partai hanya dipegang satu orang, yakni ketua umum. Dia mengusulkan agar kongres luar biasa (KLB) di Bali akhir Maret nanti memilih Ketua Majelis Tinggi Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono sebagai ketua umum hingga Kongres 2015 .

Selain itu, Pasek juga mengusulkan agar Demokrat kembali menggunakan anggaran dasar anggaran rumah tangga (ADART) hasil Kongres 2005 . Pasalnya, kepengurusan partai berdasarkan AD/ART hasil Kongres 2010 dinilai terlalu gemuk.

"Perlu kembali ke AD/ART 2005 karena AD/ART sekarang kepengurusannya penuh 'kolestrol' sehingga banyak penyakit. Sekarang ada Majelis Tinggi, ada Dewan Kehormatan, dan lain-lain. AD/ART 2005 terbukti menumbuhkan elektabilitas karena ramping dan bergerak dengan cepat. Waktu itu hanya Dewan Pembina langsung Ketum," kata Pasek.

Ia menambahkan, semua usulannya itu perlu dibicarakan oleh seluruh jajaran kader Demokrat sebelum KLB. Jika memang ditanggapi positif, maka sebaiknya diputuskan dalam KLB untuk digunakan.

"Menurut saya, kondisi sekarang ya jalan keluarnya itu," kata dia.

Seperti diberitakan, Demokrat akan menggelar KLB di Bali akhir Maret 2013 untuk memilih ketua umum baru pengganti Anas Urbaningrum. Menurut jajaran Majelis Tinggi, proses pemilihan Ketum akan berjalan musyawarah mufakat dengan mengakomodasi usulan SBY.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Nasional
    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo Soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo Soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

    Nasional
    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

    Nasional
    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Nasional
    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Nasional
    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Nasional
    Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

    Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

    Nasional
    Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

    Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

    Nasional
    Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

    Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

    Nasional
    Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

    Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

    Nasional
    Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

    Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

    Nasional
    Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

    Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

    Nasional
    Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

    Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

    Nasional
    Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

    Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com