Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P: Partai Bukan Sekadar Kendaraan Politik

Kompas.com - 10/03/2013, 20:02 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

JAKARTA,KOMPAS.com - Sekretaris Jendral Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Tjahjo Kumolo, menegaskan partai politik bukan sekadar kendaraan untuk berlaga dalam pemilu kepala daerah maupun pemilu nasional. Sekalipun partai politik terbuka dapat menerima calon dari dalam maupun luar partai, sikap kandidat setelah terpilih tetap harus diantisipasi.

"(Kalau) setelah jadi lalu partai dibuang, ditinggal, itu namanya melecehkan partai. Dalam hal ini PDI Perjuangan menolak perilaku semacam itu," tegas Tjahjo melalui layanan pesan singkat, Minggu (10/3/2013). Dia tak menampik bahwa dalam sistem demokrasi, rekrutmen calon pimpinan di tingkat pusat maupun daerah harus melalui partai politik sebagaimana perintah Undang-undang. Tapi, tegas dia, tidak boleh diartikan partai politik hanyalah semacam kuda tunggangan.

Pola rekrutmen yang kini diterapkan PDI-P, ujar Tjahjo, dibangun dua arah dan timbal balik antara pusat dan daerah. Tidak ada keterputusan dalam pola rekrutmen kepemimpinan antara daerah dan pusat. Pada prinsipnya, ujar Tjahjo, pola rekrutmen PDI-P untuk pemilu kepala daerah adalah ingin menempatkan kader daerah yang sukses untuk dapat berperan ke depan di tingkat nasional. Tapi sebaliknya, imbuh dia, kader tingkat nasional yang sukses atau berprestasi juga dapat berperan di daerah.

Joko Widodo, Gubernur DKI Jakarta, lagi-lagi menjadi contoh yang disebutkan Tjahjo, sebagai figur daerah yang 'diorbitkan' ke daerah. Sebelum menjadi Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo adalah Wali Kota Surakarta. Sebaliknya, Rieke Diah Pitaloka di Jawa Tengah dan Effendi Simbolon di Sumatera Utara, sebut Tjahjo, adalah figur nasional yang ditugaskan ke daerah. Ketiga contoh ini, ujar Tjahjo, memperlihatkan hasil yang merobohkan survei awal. "Hasilnya mampu bersaing, dari semula tak diperhitungkan sama sekali," kata dia.

Jabar dan Sumut tak mengecewakan

Tjahjo pun berpendapat, hasil yang dicapai PDI-P di Jawa Barat dan Sumatera Utara tidak bisa dibilang mengecewakan. Meski belum mencapai target kemenangan, kata dia, namun kedua pemilu kepala daerah menjadi bahan evaluasi penting bagi PDI-P untuk mempersiapkan diri menghadapi pemilu kepala daerah lain dan membangun soliditas menyongsong Pemilu 2014. "Mengingat  pemenangan pilkada dirancang berdasarkan gerakan mesin politik partai, maka soliditas partai merupakan konsideran utama bagi PDI Perjuangan di dlm menetapkan pasangan calon," ujar dia.

Pola yang sudah dipakai dalam Pemilu Gubernur DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Sumatera Utara, menurut Tjahjo akan terus digunakan dalam pilkada lain. "Inilah yang dijadikan pola pada pilkada, baik dalam pilkada di Jateng, Bali, maupun di Nusa Tenggara Timur," ujar dia dengan menyebut pilkada yang bakal digelar dalam waktu dekat.

Konsistensi sikap untuk mewujudkan demokrasi sehat, sebut Tjahjo, adalah jurus kunci PDI-P untuk menarik banyak pemilih. Selain itu, tambah dia, ada citra kuat yang melekat di partai ini, yakni upaya membumikan Pancasila dengan konsep Trisakti sebagaimana ajaran Bung Karno. Ajaran Trisakti adalah berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.

Semua argumentasi ini, ujar Tjahjo, yang membuat PDI-P tetap konsisten berada di luar pemerintahan di tingkat pusat. Sementara di tingkat daerah, PDI-P secara demokratis dapat memenangkan kontestasi untuk menempatkan kadernya di pemerintahan. "Konsistensi sikap politik PDI-P inilah yang banyak diapresiasi oleh pemilih di luar anggota, kader, dan simpatisan," kata dia.

Satu lagi, tambah Tjahjo, PDI-P juga mendapat respons positif dari publik, karena keberaniannya mendorong figur pemimpin muda yang merakyat dan bebas korupsi, dengan prestasi dan rekam jejak yang bisa dipertanggungjawabkan. Lagi-lagi, Joko Widodo menjadi salah satu contohnya. 

Berita terkait dapat dibaca dalam topik: Geliat Politik Jelang 2014

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Ada 27.000 Aplikasi Milik Pemerintah, Jokowi: Tidak Terintegrasi dan Tumpang Tindih

    Ada 27.000 Aplikasi Milik Pemerintah, Jokowi: Tidak Terintegrasi dan Tumpang Tindih

    Nasional
    Kabulkan Eksepsi Gazalba Saleh, Hakim: KPK Tak Dapat Delegasi dari Jaksa Agung

    Kabulkan Eksepsi Gazalba Saleh, Hakim: KPK Tak Dapat Delegasi dari Jaksa Agung

    Nasional
    Jajak Pendapat Litbang 'Kompas', Hanya 18 Persen Responden yang Tahu UU MK Sedang Direvisi

    Jajak Pendapat Litbang "Kompas", Hanya 18 Persen Responden yang Tahu UU MK Sedang Direvisi

    Nasional
    Caleg PKS Aceh Tamiang Berstatus Buron Kasus Narkoba, Sempat Kabur 3 Minggu

    Caleg PKS Aceh Tamiang Berstatus Buron Kasus Narkoba, Sempat Kabur 3 Minggu

    Nasional
    Jaksa Agung dan Kapolri Duduk Semobil di Tengah Isu Jampidsus Dikuntit Densus

    Jaksa Agung dan Kapolri Duduk Semobil di Tengah Isu Jampidsus Dikuntit Densus

    Nasional
    Eksepsi Diterima, Hakim Perintahkan KPK Bebaskan Gazalba Saleh

    Eksepsi Diterima, Hakim Perintahkan KPK Bebaskan Gazalba Saleh

    Nasional
    Kejagung Dijaga Polisi Militer Imbas Densus 88 Buntuti Jampidsus, Ini Dasar Hukumnya

    Kejagung Dijaga Polisi Militer Imbas Densus 88 Buntuti Jampidsus, Ini Dasar Hukumnya

    Nasional
    Momen Gandeng Tangan dengan Jaksa Agung dan Kapolri, Menko Polhukam: Ingat, Sudah Gandengan, Lho...

    Momen Gandeng Tangan dengan Jaksa Agung dan Kapolri, Menko Polhukam: Ingat, Sudah Gandengan, Lho...

    Nasional
    Jajak Pendapat Litbang 'Kompas': 72,6 Persen Responden Minta Pelibatan Masyarakat dalam Revisi UU MK

    Jajak Pendapat Litbang "Kompas": 72,6 Persen Responden Minta Pelibatan Masyarakat dalam Revisi UU MK

    Nasional
    Bareskrim Sebut Caleg PKS di Aceh Tamiang Berperan Jadi Pengendali Narkoba

    Bareskrim Sebut Caleg PKS di Aceh Tamiang Berperan Jadi Pengendali Narkoba

    Nasional
    Wakil Ketua Banggar Sarankan DPR Bentuk Lembaga Independen untuk Hasilkan Kebijakan Anggaran secara Akurat 

    Wakil Ketua Banggar Sarankan DPR Bentuk Lembaga Independen untuk Hasilkan Kebijakan Anggaran secara Akurat 

    Nasional
    PKS Akan Pecat Calegnya yang Ditangkap karena Kasus Narkoba di Aceh Tamiang

    PKS Akan Pecat Calegnya yang Ditangkap karena Kasus Narkoba di Aceh Tamiang

    Nasional
    Jaksa Agung-Kapolri Hadir di Istana di Tengah Isu Jampidsus Dibuntuti Densus 88

    Jaksa Agung-Kapolri Hadir di Istana di Tengah Isu Jampidsus Dibuntuti Densus 88

    Nasional
    Bareskrim Tangkap Caleg PKS di Aceh Tamiang Terkait Kasus Narkoba

    Bareskrim Tangkap Caleg PKS di Aceh Tamiang Terkait Kasus Narkoba

    Nasional
    KPK Panggil Lagi Fuad Hasan Masyhur Jadi Saksi TPPU SYL

    KPK Panggil Lagi Fuad Hasan Masyhur Jadi Saksi TPPU SYL

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com